5

1.3K 209 21
                                    

"(name)!"

"Anna gimana Yuki dia baik baik aja kan?"

"Ya untungnya kau dengan sigap langsung ke sini, tidak seperti dulu"

(Name) hanya menggunakan kata terimakasih berkali kali.

"(Name) bisa ikut ke ruangan ku sebentar"

"Ya"

BRUK.....

(Name) terjatuh saat hendak berdiri, kaki nya tak kuat untuk menjadi tumpuan dari badannya, jangan lupakan luka di telapak kakinya

"MAMA"

"ah mama gak papa "

"Gak papa gimana kaki mama berdarah lagi"

"Sebentar yaa kalian tunggu di sini jangan ke mana mana"

"Sini ku bantu bopong " ucap dg

Tapi di tolak mentah mentah oleh (name). Dg yang merasa kesal tanpa ba bi bu langsung menggendong (name) ala bridal style, (name) tersentak kaget dengan refleks mengalungkan tangannya ke leher dg.

Hwa dan Mae yang melihat itu langsung tersulut emosi 

"PAMAN MESKIPUN KAU MELAKUKAN ITU AKU, HWA, DAN YUKI TIDAK AKAN MENYUKAI KAU" teriak Mae karena jarak yang lumayan cukup jauh

Sambil tersenyum senang jungoo berkata

"Kalau dg tidak di restui, berarti aku boleh do-"

"JANGAN MIMPI" potong kedua anak tersebut

*
*
*
*
*

"Kau tunggu luar saja, biar aku yang masuk"

"Tidak aku akan tetap masuk, sebagai ayahnya aku punya tanggung jawab"

"Cih tanggung jawab bulshit mu kebangetan"

Melihat perdebatan itu Anna menengahi dengan berkata lelaki itu boleh masuk, Anna tidak tahu bahwa di depannya adalah ayah kandung dari ketiga anak itu.

"(Name) selamat ya, kemungkinan Yuki sembuh sudah 75% jadi kau tidak perlu 1 Minggu berkali kali ke sini untuk kontrol"

"Benarkah? Tidak perlu se-sering itu"

"Ya mungkin ini kesempatan dari Tuhan untuk mu dan Yuki, semakin lama metabolisme tubuh nya semakin membaik. Mungkin dia boleh sering berjalan ke taman atau tempat tempat yang membuat dia merasa bahagia"

"Untuk kontrolnya nanti bisa aku kabari lewat telepon"

"Baik, terimakasih, aku sangat ber-terimakasih atas bantuan mu"

Anna hanya tersenyum, jujur Anna prihatin kepada (name) saat pertama kali melihatnya di klinik. Anna mengira (name) sengaja melalaikan kewajibannya sebagai ibu, tapi memang kenyataannya tidak (name) memang benar-benar tidak tahu apa yang harus di perbuat.

Anna memperhatikan (name) dari jauh apakah ada sanak saudara yang datang, atau suaminya berhari hari di tunggu, tidak ada yang datang.

Yang terlihat hanya (name) dan muka nya yang tampak letih, melihat itu Anna mencoba mendekati (name) awalnya semua perkataan (name) itu kebohongan soal keluarga nya yang tidak datang, suaminya yang tidak kunjung datang.

Anna tau, (name) itu punya trauma yang di sembunyikan, berhari hari Anna mencoba mengorek informasi sedikit demi sedikit akhir nya (name) mau terbuka dengan Anna dia menceritakan bagaimana awalnya

Anna mendengar cerita (name) tak bisa membendung air matanya lagi, air mata itu meluncur dari balik kalopak matanya bagai air terjun, ia tidak tahu bahwa beban yang (name) bawa begitu besar. Dengan segala ketetapan hati Anna siap membantu (name) untuk sembuh dari trauma, hampir 3 tahun (name) menjalani nya.

MAMA!!! (Jonggun, Jungoo, Jihoon x name)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang