Chapter 34

322 51 0
                                    

***

Larut malam, Riv terbangun.

Ketika dia membuka matanya, Lionel sedang duduk di samping tempat tidurnya. Bahunya, yang hanya mengenakan kemeja tipis, tampak sangat lebar.

Ada juga kekhawatiran di matanya yang dalam.

Riv memandang Lionel dan berkedip.

"Apakah kamu terkejut aku ada di sana?"

"Sedikit."

Riv tidak menyangkalnya. Lionel membuat ekspresi sedih.

"Aku akan makan malam denganmu, tetapi kamu lelah dan tertidur."

"Aku masih merasa makan malam itu merepotkan."

"Kamu harus makan dengan baik untuk pulih."

Saat Lionel mencoba menyentuh pipi Riv, Riv mencondongkan tubuh.

Dia menyeringai, mungkin karena reaksinya lebih cepat dari yang dia harapkan.

"Apakah kamu takut, Riv?"

Riv ragu-ragu, lalu menganggukkan kepalanya. Lionel menyeringai.

"Panggil namaku, Riv."

Lionel menatap Riv dengan saksama. Riv meragukan niatnya tetapi masih memanggil namanya.

"Li-onel? Lionel."

"Kerja yang baik."

"Lionel, kenapa?"

Lionel mengatupkan rahangnya dan menatap Riv dari dekat.

Matanya terlihat lembut.

"Bolehkah aku memanggilmu Riv? Sepertinya kamu tidak menyukai nama Olivia."

"Aku benci dipanggil Olivia karena terlalu agung. Panggil saja aku Riv."

Dia tidak ingat siapa yang pertama kali menelepon Olivia, Riv.

Riv adalah Riv sejak saat itu.

"Ri."

Suara Lionel terdengar manis.

'Riv' tampaknya menjadi nama yang jauh lebih baik untuknya.

"Riv, kami memutuskan untuk menjadi pasangan. Jangan lupa."

Pada tatapan serius Lionel, Riv menyadari.

Dia secara naluriah tahu bahwa dia tidak terbiasa dijinakkan oleh seseorang, dan takut.

Riv ketakutan dan sangat tertarik pada Lionel sejak awal.

Jika dia menyukainya, itu bagus. Riv senang dia bisa menikah dengannya, bahwa dia bisa memilikinya.

Dia tidak ingin menyerah padanya hanya karena dia adalah seorang penyihir dan memiliki waktu yang terbatas.

Bahkan jika pernikahan ini tidak akan bertahan lama, dia bisa menangkap tatapan tajam dan panas Lionel. Dia bisa membuatnya menjadi suaminya sendiri.

'Ah.'

Riv menyadari bahwa dia menyukai seseorang yang mengawasinya.

Dia selalu haus akan kasih sayang dan perhatian. Dia ingin kekasihnya menyukainya.

Jadi kenyataan bahwa Lionel hanya memandangnya manis.

"Apa yang kamu lakukan hari ini? Mereka bilang kamu pergi ke rumah kaca."

"Aku hanya ingin istirahat sendiri."

"Bukankah rumah kaca itu panas?"

"Sedikit."

Seduce A Cold Blooded Duke [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang