Chapter 59

177 29 0
                                    

"Aku mencarimu, dan kamu ada di sini."

Mary, putri bungsu dari keluarga Vincent, pergi mencari mereka.

Dia membawa makanan ringan untuk mereka berdua dan meletakkannya di tangga.

Dia berkata, "Saya pikir Karen kasar kepada Duke di ruang istirahat sebelumnya. Mohon terima permintaan maaf ku."

Lionel tidak menanggapi, jadi Riv tertawa. Tampaknya pemimpin cincin di antara gadis-gadis yang menyebabkan masalah adalah Karen.

"Tidak masalah. Kami ingin menenangkan diri sebelum masuk kembali."

"Silahkan."

Mary dengan cepat meninggalkan keduanya, membiarkan mereka menghabiskan waktu sendirian.

Lionel bergumam, memakan beberapa raspberry yang ditinggalkan Mary.

Dia telah marah sejak Marianne dan upacara kedewasaannya dibesarkan.

"Lionel, apakah kamu akan tetap marah sepanjang malam?"

"Apa?"

"Tentang gadis-gadis tadi."

"Mereka bukan seleraku."

Pertanyaan Riv sepertinya membuatnya tidak nyaman. Dia membuat wajah.

"Lalu apa seleramu pada wanita?"

Lionel mengawasinya dengan mata berkobar seolah-olah dia akan memakannya saat itu.

"Li-onel?"

Dia meraih wajah Riv dan menciumnya seperti dia akan melahapnya.

Meskipun seseorang mungkin memperhatikan mereka.

Seolah ingin pamer, terang-terangan.

Setelah beberapa saat, ciuman manis itu berakhir.

Kepala Riv mulai tergelitik, dan Lionel dengan enggan menarik bibirnya dari bibirnya.

"Lionel?"

Apa yang Lionel pikirkan?

Kata-kata itu menghilang dari benaknya begitu Lionel bertemu dengan mata kabur Riv dan mengusapkan jarinya ke bibirnya.

bisik Lionel, matanya membara dengan gairah.

"Bukankah aku sudah memberitahumu bahwa kamu terlihat sangat cantik? Apakah saya pernah mengatakan Anda bukan selera saya?

"Kamu juga cantik."

"Aku terus berpikir untuk merobek gaun merah gelap ini darimu sekarang, dan kakimu yang panjang melilitku."

"L-Lionel!"

Riv takut seseorang akan mendengar, jadi dia menutup mulutnya.

Bibir Lionel melengkung di bawah telapak tangannya.

Perlahan melepaskan tangannya, Lionel melihat ke sekeliling taman Vincent yang indah.

Itu adalah taman yang tenang penuh dengan bunga akhir musim semi.

"Saya suka tempat ini. Saya harus menyewa tukang kebun Vincent."

Lionel meraih tangan Riv dan mencium punggungnya.

Dia bertanya sebagai pria terhormat.

"Maukah Anda berdansa dengan saya, Riv Sentoren?"

Mereka menari di bawah sinar bulan, dengan musik yang sangat redup sebagai pemandu mereka.

Itu adalah malam yang romantis.

Mereka yang melihat mereka menghela nafas pelan.

***

Seduce A Cold Blooded Duke [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang