PART 9

1.9K 130 1
                                    

jangan lupa vote andd comment nya kawandd!

__________

kring.. kring... kring... kring..

Suara bel empat kali di sekolah El sudah berbunyi, yang berarti bel pulang sekolah.

El yang mendengar bel pun langsung kegirangan"Pak budi! itu udah bel!! berarti sekarang pulang dong? "Teriak El menyindir gurunya itu. Guru yang satu ini memang sering membuat El terlambat pulang sekolah, karna harus di beri pekerjaan rumah terlebih dahulu.

Pak Budi yang mendengar teriakan El pun melorotkan kacamata kotak nya dan menatap tajam ke El" Tugas nya harus selesai besok, mengerti?! Kalau tidak siap siap dapat hukuman. "Peringat dari Pak Budi Yang mana membuat semua murid di kelas itu menggerutu kesal.

" MENGERTI?! "Tanya Pak Budi kesal dan menaikkan suaranya satu oktaf.

" Iya pak"Jawab lesu seluruh siswa di kelas itu.

"Baiklah kalau begitu saya pamit undur diri. Jangan lupa berdoa sebelum keluar kelas! " Ujar Pak Budi mengingatkan.

brak..

'lah si Budi ngamok'

'itu si botak kaga pikir panjang apa? ngasi tugas bejibun anjwing! mana di kumpul besok pula'

'oasu lahh'

'gua sumpahin si budi tambah botak'

'lah emang dah botak bajing'

gerutu semua murid di kelas itu. Semua murid merasa kesal, sudah pulang terlambat di kasih tugas bejibun pula! otak nya mau jadi apa coba?

El hanya mendengus pelan. Untung saja ia punya sahabat, buat ia nyontek.

"Di jemput El? " Tanya Canva kepada El dan di jawab angukan kepala oleh El.

"Gue duluan mabro! " Sapa El , lalu ia keluar kelas sambil menjinjing tas yang isinya hanya buku tulis dan alat tulis. Tidak ada buku paket karna ia selalu meminjam teman bangkunya.

Kalau El di tanya sama orang tua nya 'kenapa ko nga bawa buku El? ' lalu di jawab 'Berat unda, El nda kuat. Biar temen sebangku El aja yang ngrasain'. Sang bunda yang pertanyaannya selalu di jawab pun hanya menggeleng kan kepala pelan.

El berjalan mengendap endap dan tangannya menjinjing sepatu agar suara derap kaki nya tidak terlalu keras. Ia berjalan pelan ke arah gerbang lalu lari sekuat mungkin menuju mini market yang tidak jauh dari situ.

brukk...

__________

kring... kring... kring...

Bunyi bel tiga kali di sekolah Davindra school menandakan waktu untuk pulang sekolah.

Axel yang mendengar bel itu pun langsung beres beres untuk pulang ke rumah.Ia pun berjalan ke arah parkiran dan menunggu abang nya di dalam mobil. Mobil itu bisa di buka hanya dengan sidik jari keluarga Davindra, jadi Axel bisa masuk di mobil abangnya itu. Btw di kelas Axel tadi sedang jamkos jadi hanya di beri tugas oleh guru dan di kumpul minggu depan.

Ryan berjalan ke arah parkiran lalu memasuki mobil lalu menjalankan mobil itu dengan kecepatan rata rata.

Di dalam mobil, Axel tiba tiba merasakan haus"turun minimarket terdekat, haus"Perintah Axel dengan nada datar dan di angguki oleh Ryan.

Axel pun turun dari mobil dengan wajah datar dan berjalan ke arah pintu minimarket tersebut.

bruk...

Axel yang di tabrak bukannya jatuh malah masih berdiri dengan tegak sambil menatap datar bocah yang tadi menabraknya itu.

sedangkan di sisi El.

"Issh siapa sih ini! tinggi banget masa" Gerutu El sambil mengusap usap jidatnya yang terasa nyut nyut an.

Axel yang mendengar gerutuan dari bocah itu pun hanya mendengus pelan"Bangun!"Perintah Axel dengan nada datar.

"Dih sape lo nyuruh nyuruh? lagian juga tanpa di suruh gue juga bakalan bangun kalee" Ujar El sebal. Ia pun berdiri dan tangannya membersihkan celananya yang kotor karena terjatuh tadi.

El pun mendongak menatap orang yang ia tabrak tadi. Ia terpana melihat wajah orang itu, kenapa seperti om'?. Rahang tegas, badan nya gede sama besar, hidung mancung, bibir seksoy, alis rada tebal kek orang thailand, mata hitam pekat dan tajam, dan rambut yang berwarna hitam pekat.

Axel yang di tatap intens oleh bocah yang berseragam osis merasa sedikit risih dan sedikit senang. Ia mengamati mata bocah di depannya itu, alisnya mengernyit' kenapa matanya mirip dengan bunda? 'Tanya nya dengan diri sendiri.

Lamunan Axel buyar saat melihat tangan kecil yang melambai lambai di depan wajah nya. "Are you okay? " Tanya Axel dengan nada berat. Ia terkekeh pelan saat melihat tangan bocah itu mengengam sepasang sepatu.

El yang mendengar nada berat dari orang yang di depannya sedikit merinding 'ih kaya om pedo El nda suka! ' Batin El

"Hah? oh El nda papa, El oke. Kalau gitu El pergi dulu dadah om pedo" Ujar El sambil melambaikan tangannya dan berlari secepat mungkin. Ia takut dengan tatapan dari om pedo itu.

Axel yang di panggil om pedo pun melototkan mata nya. Bisa bisanya orang tampan nan keche kaya gini di katain om pedo sama bocah esempe? wah minta di penggal kepalanya. Tapi gajadi deng sayang dah, bocahnya imut imut gitu masa di penggal? mending di jadikan adik nya iya nga? Ehh?

__________

jangan lupa votee andd commentt nya bestie.

lanjut kaga nie?

GABRIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang