[1.8K words]
"Agak kacau ya." Asahi tidak tahan untuk tidak memberi komentar tajam setelah mendengar cerita Yedam. "Gue ikutan malu."
Yedam memegang kepalanya, mengacak rambut sendiri. "Gue cuma mau memastikan."
"Sekarang gue tanya, lo suka sama dia?" lanjut Asahi. Seperti dugaannya, tidak ada jawaban jelas ataupun pasti keluar dari mulut Yedam. Anak itu hanya tersenyum canggung sambil memegang bagian belakang kepalanya.
"Nggak ... belum."
"Andai kata saat lo tanya dan Trisha jawab kalau dia memang suka sama lo, tetapi ternyata lo nggak, terus mau gimana?" tanya Asahi lagi yang mana berhasil membuat Yedam diam total. "Jadi intinya, lo nanya ke dia bukan karena lo peduli, lo cuman penasaran dan butuh validasi. Maaf kalau agak kasar tapi gue jujur aja nih ngomong begini sama lo."
Asahi dan mulutnya itu, namun bedanya yang anak itu bilang sekarang tidak sepenuhnya salah.
"Gue peduli, Sahi, makanya gue bertanya ke dia. Gue juga berhak tau tujuan dari sikap dia ke gue. Tiba-tiba banget ada orang baik sama lo padahal awalnya gak dekat, emangnya lo gak penasaran?" kata Yedam.
"Iyaa, tapi apa lo juga gak terlalu tiba-tiba? gak ada yang tau tentang apa yang Trisha pikirkan, lo hanya bisa berasumsi dan kalau lo tahu dengan nanya kayak gitu bakal bikin kacau, kenapa malah lo lakukan?" Asahi menjeda, "jika misalnya Trisha menjawab benar dia suka sama lo dan setelah itu lo bilang lo gak suka dia. Kalau dibalik begitu maka mungkin Trisha yang akan malu."
Yedam berdecak, "Jadi menurut lo gue salah?"
Asahi mengambil sendoknya dan memukul Yedam dengan benda itu. "Pakai nanya lagi. Gue bilang jadi orang tuh jangan terlalu percaya diri. Dia baik bukan berarti suka. Lo tuh udah sering banget deketin cewek kok masih gak paham."
Mendapat pukulan-pukulan kecil dari sendok Asahi membuat Yedam misuh-misuh.
"Gue udah boleh beropini gak nih abang-abang sekalian?" Doyoung menginterupsi perseteruan.
"Nah, biasanya Doyoung lebih berguna nih opininya."
"Maksud lo apa, anjing? Gak tau terima kasih."
"Bercanda kok, Sahi, udah diem nanti gue kiss."
"Huek!"
Terkadang Doyoung juga bingung kenapa dia bergaul dengan abang-abang kelebihan dan kekurangan hormon seperti ini.
"Yah, kalau bang Yedam jadi geer dan berpikiran kak Trisha suka sama dia menurut gue wajar aja. Dikasih perhatian sebegitu tiba-tiba, sama kak Trisha lagi. Gue sih bakal senang juga ... " Kata Doyoung.
Yedam menjentikkan jari, "Nah kan."
"Dengarin Doyoung dulu, pasti ada tapinya," balas Asahi
"Tapi—"
"Nah kan," lanjut Asahi.
Bacot banget deh, Asahi.
" ... Tapi soal lo yang nanyain langsung apa kak Trisha suka atau gak ... itu hal yang gak perlu, mungkin belum." Doyoung mengaduk-aduk minuman es dengan sedotannya, kelihatan berpikir. "Tujuan lo apa dengan nanya begitu? memastikan perasaannya, setelah itu apa?"
Opini Doyoung berujung sama seperti Asahi. Untuk apa? Tujuan Yedam apa setelah itu? Apa yang akan dia lakukan kepada Trisha?
Pada malam itu Yedam berpikir bahwa jika dia bisa memastikan perasaan Trisha, dia memutuskan akan memperjelas semuanya sebelum lanjut. Sudah terencana apa yang akan dia lakukan jika ternyata Trisha menyukainya, namun keadaan tidak sesuai perkiraannya. Trisha bukan suka padanya, gadis itu hanya ramah dan baik, itu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doughty || Yedam
FanficYedam hanya ingin menjalani hari-harinya di sekolah dengan tenang dan bersenang-senang selagi bisa. Tidak sebelum dia menyadari sosok perempuan social butterfly di sekolahnya, Trisha, ternyata adalah tetangganya sejak beberapa bulan lalu. Mereka tid...