Ada empat cara untuk bersikap kepada seseorang yang tidak mendapatkan sesuatu sesuai harapan.
Cara pertama, biarkan mereka sedih.
Hari ketiga, Yedam masih memberikan Trisha waktu untuk puas bersama diri sendiri, entah itu bersedih, denial sampai menerima. Gadis itu masih belum bertemu dengannya langsung namun mereka tetap bertukar pesan. Yedam sesekali melihat Trisha bersama bergurau dengan Karin dan Jaehyuk di kelas, juga bersama teman-teman yang lain di kantin. Mungkin keadaan Trisha sudah jauh lebih baik, setidaknya mata gadis itu tidak bengkak seperti hari setelah mereka teleponan di malam itu.
"Katanya gak perlu rayain?" ucap Yedam ketika Asahi mengatakan akan mentraktir dia dan yang lainnya.
"Memang gak ada celebrate apapun. Anggap aja rasa syukur gue melalui mentraktir kalian. Gak usah sungkan." Jawab Asahi.
"Gak sungkan kok bang, kita sudah ngarep juga sih." Sahut Doyoung.
"Jadi, kapan nih? Habis pulang sekolah nanti mau?" Kata Jeongwoo.
"Bang Yedam ada les gak? Atau kelas tambahan?" Lanjut Haruto.
"Gak ada sih, tapi kayaknya hari ini gak bisa, jangan dadakan deh." Jawab Yedam.
"Gue juga gak ngajak hari ini," Asahi melirik Doyoung, Jeongwoo dan Haruto. "Lo pada mentang-mentang masih kelas 1 dan 2 enak banget ya nentuin jadwal."
"Yah, namanya juga anak muda, bang." Cengir Jeongwoo sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kalau lo anak kelebihan hormon."
Sebuah notifikasi pesan dari ponsel Yedam mengalihkan atensinya. Itu dari Trisha dan langsung ia buka.
Trisha
Yedam
Pulang sekolah nanti sibuk gak?
Kalau gak, ayo ketemuanYedam
Okee meluncurTrisha
Bukan sekaranggYedam
Iya tauu
Nanti naik motorkuuTrisha
Yess
Btw ...
Makasih yaaYedam
Anytime, cantikTrisha
Keluar juga buayanyaYedam
Hehh (╥﹏╥)"Kenapa senyum-senyum, bang?" tanya Haruto yang tiba-tiba tepat di telinga Yedam.
"Chat sama ceweknya ternyata. Ya elah, people in love stink." Sambung Jeongwoo, di samping telinga Yedam satu lagi.
"Minggir, mulut lo berdua tuh bau nagaaa."
.
Cara kedua, katakan pada mereka bahwa kamu bangga.
"Agenda kita sekarang kencan, ya." Kata Trisha begitu mereka bertemu di parkiran sekolah.
Kali ini mereka memilih timezone atas usul Yedam. Waktu hampir satu jam dihabiskan dengan permainan tembakan, basket, tenis meja, pencapit boneka walaupun mereka berdua tidak berhasil mendapatkan boneka satupun, dan mungkin semua permainan dicoba karena mereka baru berhenti ketika kehabisan saldo kartu.
"Gak dapat apa-apa dari main tadi." Ucap Yedam ketika sedang menunggu menu pesanan mereka tiba.
"Gak apa-apa, yang penting sebentar lagi kita dapat makan." Kata Trisha. Hari ini gadis itu tampak senang dan terus tersenyum. Setidaknya dia terlihat tidak terpaksa dan memang seolah melepas bebannya untuk hari ini. "Aku minta maaf, ya. Tiga hari aku gak bisa ketemu kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Doughty || Yedam
FanficYedam hanya ingin menjalani hari-harinya di sekolah dengan tenang dan bersenang-senang selagi bisa. Tidak sebelum dia menyadari sosok perempuan social butterfly di sekolahnya, Trisha, ternyata adalah tetangganya sejak beberapa bulan lalu. Mereka tid...