♪
like a nightmare
from the darkest days
like a curse
«★»
Bel istirahat akhirnya bersenandung. Dalam sekejap saja, koriror SMA U.A. telah dipenuhi oleh murid-murid yang bergegas kabur menuju kantin. Tampak pada kelas 1-A, masih ada murid yang terduduk di sana. Tidak banyak, bahkan bisa dihitung dengan satu jari.
Seorang gadis terdiam memangku dagu. Ia menatap ke luar jendela, menjelajahi hiruk pikuk kota di siang hari. Tampak jejeran gedung-gedung pencakar langit, lalu-lalang kendaraan di atas jembatan, hingga kerumunan orang sibuk yang berjalan seperti barisan semut.
Pemandangan itu mungkin terlihat membosankan di mata orang-orang. Namun bagi sang gadis, segalanya tampak begitu asing dan utopis.
Sebenarnya sudah berapa lama ia tak melihat dunia luar?
Lamat-lamat ia pandangi panorama tersebut.
Namun di tengah itu, segalanya berubah dalam sekejap. Jantungnya seolah terjun bebas.
Gedung-gedung seakan hilang keseimbangan. Satu persatu bangunan mendadak runtuh. Jembatan roboh, mobil-mobil di atasnya terjun bebas menuju bendungan. Orang-orang menjerit ketakutan, sebagian terkapar penuh darah.
Langit menggelap. Matahari berubah merah serupa darah, seakan berkata "Mati!"
Segalanya terjadi begitu cepat layaknya cuplikan kilas balik.
Lantas seseorang menepuk pundaknya dengan keras.
Gadis itu tersikap.
"Rin? Jangan melamun," kata pemuda bersurai setengah-setengah. "Ayo ke kantin."
Ia tak langsung menjawab pertanyaan si pemuda. Ditengoknya sekali lagi pemandangan di luar jendela.
Gedung-gedung itu masih berdiri.
Jembatan itu masih kokoh.
Orang-orang itu berjalan seperti biasa.
Normal. Tidak ada bencana. Tidak ada ancaman. Langit begitu terang dan sinar matahari sungguh menyilaukan.
"Rin?" panggil Shoto sekali lagi.
"Ah, iya! Ayo," setelah berhasil meraup kesadarannya, Rin segera berdiri.
Dua minggu berlalu sejak penyerangan monster aneh yang menggegerkan seluruh Jepang. Sejak saat itu pula, Rin sering mengalami kejadian aneh. Seperti berhalusinasi, namun segalanya terasa sangat nyata seolah-olah itu memang benar dialaminya. Sesekali pula ia mendengar langkah kaki yang membuntutinya di kala sendirian. Namun saat berbalik, ia tak menemukan apa pun.
Seperti mimpi buruk, tapi ia terbangun di dalamnya.
Sampai saat ini, berita tentang penyerangan tersebut masih menjadi trending topic di berbagai perbincangan.
Kabarnya pemerintah masih menyelidiki jejak monster yang tiba-tiba hilang itu. Kejadian tersebut diduga berhubungan dengan organisasi terlarang yang merupakan musuh terbesar masyarakat, yakni Aliansi Penjahat.
Akan tetapi, daripada itu, masyarakat lebih tertarik kepada empat murid SMA U.A. yang terlibat pada insiden tersebut.
"Entah sudah berapa kali aku mengulang-ulang video Rin menghabisi monster itu. Keren abis!"
Belum satu menit setelah Rin menempelkan bokong ke kursi, ia disambut heboh dengan seruan seorang gadis. Dia antusias sekali. Bola matanya seakan bertabur bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐚𝐢𝐧 𝐂𝐡𝐚𝐫𝐚𝐜𝐭𝐞𝐫 | 𝐌𝐨𝐧𝐨𝐦𝐚 𝐍𝐞𝐢𝐭𝐨
ActionDia tidak pernah kalah, sebab menang adalah caranya untuk bertahan hidup. Setelah ayahnya menghilang secara misterius, Minamoto Rin hidup di bawah kejamnya didikan sang nenek. Rin selalu menganggap bahwa kemenangannya selama ini tidak berarti apa p...