Prolog

48.8K 1.4K 10
                                    

Hai... Welcome to my first story hehehehe... Enjoy yaaa

Awan buram menggumpal tebal diatas sebuah bangunan tinggi. Awan tersebut membuat siang berganti seolah-olah menjadi malam yang gelap. Angin panas meniupkan dahan-dahan pohon yang terbakar dilalap api besar. Tampak api itu memakan habis keseluruhan bangunan itu dan isinya. Orang- orang tampak berlalu lalang kesana-kemari mencoba memadamkan kobaran api itu. Sirine polisi dan sirine ambulans berpacu membelah udara panas itu. Jeritan tangis dan pilu sama kerasnya dengan suara-suara sirine itu menusuk telinga. Semuanya tampak sibuk mengurusi kobaran api dan jeritan tangis itu sehingga tidak menyadari dua orang sedang berlari melalui bagian belakang bangunan dengan tergesa-gesa. Seorang lelaki paruh baya tampak menarik tangan seorang anak perempuan kecil menuju pepohonan rimbun dibelakang bangunan tersebut.

"Ayah, ayah,"seru anak itu sambil berlari mengikuti ayahnya dengan kesusahan. Sesekali ia terjatuh, tapi ayahnya langsung menariknya berdiri dan kembali berlari.

"Ayo cepat, cepat,"seru ayahnya.

"Tapi ayah, mengapa kita harus berlari sampai sejauh ini? Ada apa ayah?"tanya anak itu sambil terengah-engah.

Sang ayah tak menjawab apapun, ia hanya berlari sambil menarik tangan anak itu. mereka akhirnya sampai disebuah gubuk tua dan sang ayah berhenti berlari dan membawa anak tersebut masuk kedalam gubuk itu. Si anak terlihat begitu kebingungan tidak mengerti apa yang terjadi.

Sang ayah mengeluarkan sesuatu dari dalam balik jubah tebalnya. Ternyata ia mengeluarkan sebuah kotak biskuit yang terbuat dari kaleng. Si anak hanya menatap kotak tersebut dan memiringkan kepalanya dengan bingung. "Ayah, ayah mengajakku berlari sejauh ini hanya untuk makan biskuit?"tanya si anak tak mengerti. Sang ayah menggeleng keras. "Dengarkan ayah, kamu adalah anak ayah satu-satunya, jadi ayah hanya bisa mempercayaimu saja." Sang ayah menyodorkan kotak kaleng itu kepada anak itu. "Simpan kotak ini. kamu tidak akan mengerti apa isinya sekarang, tapi suatu hari nanti kamu akan mengerti." Si anak hanya menatap ayahnya dengan bingung. "Apa maksud ayah?"tanya anak itu masih bingung. Sang ayah hanya tersenyum sambil mengusap air matanya, lalu ia mengacak-acak rambut anaknya. "Kamu adalah harta ayah yang paling berharga, tapi setelah ini ayah harus kehilangan kamu. Setelah ini pergilah ke rumah pamanmu. Kamu akan dirawat olehnya mulai sekarang. Jangan pernah kembali kerumah kita lagi." "Jangan jadi anak nakal, mulai sekarang kamu harus bisa mandiri. Mungkin kamu akan dicaci, dimaki, tidak dianggap, diremehkan, tapi kamu harus bertahan. Kalau kamu tidak bisa bertahan untuk dirimu sendiri,bertahanlah untuk ayah." Sang ayah menutup mulutnya, mencoba tidak menangis, ia tidak ingin anaknya melihatnya seperti itu. sang ayah kemudian menatap anaknya dengan waktu yang cukup lama, seolah mematri wajah anaknya dalam benaknya. Kemudian ia mengecup kening anaknya. "Ayah sangat sayang padamu." Setelah berkata seperti itu, ia berlari kembali kebangunan yang sudah terbakar habis itu.

Si anak mencoba mengejar ayahnya, tapi ayahnya berlari dengan kencang. Si anak berlari mengejar ayahnya hingga kakinya sakit dan terjatuh membentur batu menyebabkan lutut anak itu berdarah. "Ayah, ayah,"teriak si anak memanggil ayahnya sambil menangis tersedu-sedu. Ia tidak mengerti apa yang terjadi dan ia tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi langit gelap dengan awan mendung yang menggulung itu serta angin panas yang bertiup disekelilingnya terasa mencekik lehernya. Yang ia tahu hanya mulai saat itu, hidupnya tidak akan sama seperti dulu.

Love between Angel and DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang