Extra Part

23.7K 963 40
                                    

Cerita ini udah lama banget selesainya, tapi mau buat extra part nya dulu deh khusus buat yang request. Enjoyyyy

Matahari bersinar terik. Panas terasa sangat menyengat. Tidak ada angin sepoi-sepoi yang membantu menyejukkan hari. Hanya ada matahari yang tak kenal lelah memberikan sinarnya, membuat setiap orang tidak betah berada diluar ruangan.


Carel POV

Aku memandangi wanitaku dengan seksama. Dia aneh hari ini. Mulai dari kemarin dia ingin mengajakku  mengelilingi berbagai toko di tengah panas hari yang terik ini. Aku sama sekali tidak masalah jika dia mengajakku ke toko baju, tas, atau apalah itu namanya, tapi masalahnya toko yang dia kunjungi adalah toko menjual senjata api. Biar kutegaskan, TOKO SENJATA API!!! Entah apa maksudnya! Seingatku Rara tidak memiliki keahlian tembak menembak, atau memiliki keinginan untuk menembak, membunuh semut saja dia tidak tega. Dan ini hari ketiga aku menemaninya melihat-lihat berbagai jenis toko yang menjual senapan. Dia tiba-tiba bertanya kemana biasanya aku membeli peralatan senapanku, dan dia mengajakku pergi ke setiap toko yang biasa ku kunjungi.

Dan disinilah aku, memandanginya yang sedang melihat berbagai jenis pistol seperti melihat berlian. Mata coklatnya berbinar setiap sang pemilik toko memperlihatkan koleksi senapannya. Sang pemilik toko tampak dengan bangga memperlihatkan barang yang dia jual sambil menjelaskan spesifikasi dan fungsi masing-masing pistolnya kepada Rara dengan ekspresi bangga karena selain karena Carel merupakan mantan agen di pemerintahan, Carel juga merupakan customer nya yang paling penting karena Carel sudah lama bergelut dibidang transaksi jual beli senjata ini dalam jumlah besar. Meskipun Carel sangat yakin kalau istri kesayangannya itu sama sekali tidak mengerti apapun penjelasan yang keluar dari mulut si pemilik toko.

Carel merogoh sakunya dan mengeluarkan handphonenya. Dia menelepon Robin, sahabatnya. Dering pertama, Robin langsung menjawab di seberang sana.

"Apaan?" tanya Robin langsung.

" Ga ada sopan-sopannya lo sama gue! Halo dulu kek,"bentak Carel.

" Udah deh, gak usah basa basi. Gue tahu lo ada perlu ke gue."

Carel menghela napas panjang. " Rara,"ujarnya.

"Kenapa Rara?"tanya Robin mulai terdengar panik.

"Dia masih aneh, suka banget ngajak gue ke toko senjata langganan gue. Menurut lo dia kenapa ya? Seingat gue kepalanya gak pernah terbentur."

Di seberang sana Robin terdengar tertawa terbahak-bahak. "Carel, Carel. Lo benar-benar gak jadi 'Carel yang dingin' atau 'Carel yang kejam' kalo udah berurusan sama Rara.  Sejak kapan lo jadi doyan curhat?" tanya Robin dalam gelak tawanya.

"Shut up your fucking mouth, Robin! Bukannya bantuin gue lo!"

"Rel, istri lo lagi hamil! Wajarlah dia melakukan hal yang diluar kebiasaannya. Lo gak pernah dengar kata 'ngidam' ya?"

"Apaan tuh?"

Bukannya menjawab, Robin malah tertawa lagi terbahak-bahak di ujung sana. Kesal karena merasa bodoh tentang urusan wanita, Carel mengeluarkan seluruh umpatan kasarnya kepada Robin dan langsung mematikan sambungan teleponnya.

Rara memang sedang mengandung 11 minggu atau kurang lebih 3 bulan. Carel yang biasanya memegang pistol revolver, kini harus memegang popok bayi. Carel yang mahir memanah, kini harus belajar mengurus anaknya. Intinya, Carel sama sekali tidak memiliki bayangan apapun tentang itu.
Ia juga tidak tahu bagaimana mengatasinya.

Ditengah lamunannya, Rara yang sedari tadi berjalan mengelilingi seisi toko, ternyata sudah selesai dan sedang menatap Carel yang melamun.

"Rel? Carel? Carelllllll? CARELLLLLLLLLL????"

Love between Angel and DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang