Pernah bernostalgia ke masa lalu? Masa di mana jiwa masih berupa partikel yang terjaga di raga belia, yang pikirnya hanya bermain saja. Seandainya waktu bisa diputar kembali, mungkin aku, kamu dan kita semua lebih memilih untuk tidak beranjak dewasa, hidup selamanya dalam raga yang tidak akan pernah merasa kecewa, dan mencicip pahitnya kehidupan di dunia.
Tumbuh dewasa ternyata tidak semenyenangkan pemikiran semasa kecil, ini bukan sekadar tentang kebebasan yang kita harapkan. Mungkin memang benar kita bebas memilih ke mana kaki harus melangkah, tapi pada akhirnya, ada harga yang harus dibayar dan harga itu terkadang membuat kita lupa bagaimana bersikap selayaknya manusia.
Tidak terasa, kita sudah tumbuh dewasa, terlalu serius kemudian terluka, dan untuk kembali hidup dengan kebebasan terbatas di masa kecil pun rasanya bukan pilihan yang tepat. Kita tidak bisa mengendalikan kehidupan semaunya, yang bisa kita lakukan demi mempertahankan kewarasan hanyalah bertahan; apabila waktunya tertawa, maka tertawalah, dan apabila waktunya menangis, maka menangislah. Tidak perlu berpura-pura kuat dengan menahan segala.
Tidak apa-apa jika merasa tidak baik-baik saja, selesaikan kesedihanmu, setelahnya tersenyumlah. Bisa jadi, esok hari harga menjadi dewasa lebih mahal daripada hari ini. Ingat rumusnya, jangan berpura-pura.

KAMU SEDANG MEMBACA
MERANGKUL LARA (COMPLETE)
NonfiksiKamu mungkin tidak baik-baik saja, tapi kamu akan terbiasa kemudian melupa. 🐣: 14 Juli 2022 🐥: 12 Februari 2023