24

206 20 2
                                    

.

.

.

Keempatnya kembali ke kehidupan normal mereka setelah liburan selama seminggu.

Ae masih belum membuka apa pun tentang kejadian itu dan Pete masih tidak tahu bahwa Ae mendengarnya, Pete selalu melihat Ae selalu melamun akhir-akhir ini.

Suatu pagi, saat Pete bangun Ae telah pun pergi tetapi Ae selalu meninggalkan catatan.

'Aku pergi duluan Pete. Ada beberapa yang harus diselesaikan. Sampai jumpa lagi.'

Pete menghela napas sambil melihat catatan di tangannya.

"Apa yang salah dengan Ae?!" Pete mulai heran.

Sudah seminggu sejak liburan mereka tapi Ae bersikap aneh akhir-akhir ini.

Pete pernah mencoba berbicara dengannya satu kali sebelum tidur tetapi Ae mengatakan dia hanya sibuk karena dia fokus dalam menyelesaikan proyek-proyek yang ada.

Pete mengangkat bahunya mencoba untuk menghapus ketidakpastiannya. Saat dia pergi ke sesi terapinya dan Ae masih datang menjemputnya seperti biasanya. Mereka juga melakukan segala sesuatu seperti dulu seperti keluar berkencan atau bercinta.

***

Ae sekarang berada di lokasi konstruksi ketika dia menerima telepon dari Tin tentang insiden penculikan.

Terungkap bahwa memang ada dalang dan mereka mengetahui tentang Chompoo mempekerjakan dua penculik tetapi Chompoo masih ditemukan lagi.

Tin juga merekomendasikan Ae untuk berbicara dengan Pete tentang sesuatu karena bukan posisinya untuk memberitahunya dan mereka harus berbincang semau hal termasuk apa yang didengar oleh Ae saat merekan liburan.

Setelah interogasi dilakukan pada salah satu dari
penculik, Tin diberitahu oleh pengawalnya bahwa Chompoo juga menerima perintah dari orang tak dikenal.. yang membuat Ae merasa gelisah. Pikirannya mencoba menghubungkan kejadian-kejadian yang berlaku.

'Bagaimana bisa mae-nya menyuruh Chompoo sedangkan mae-nya tidak pernah mengenal Chompoo? atau apa mae-nya berjumpa dengan Chompoo tanpa pengetahuannya?'

Ae mengeluh dan mencoba untuk rileks.. semuanya membuaya dirinya gelisah. Dia tahu dia telah bersikap aneh dan Pete pernah bertanya padanya jika terjadi sesuatu tetapi dia tidak mempunyai keberanian untuk memberitahu Pete sekarang. Dia tidak yakin mae-nya dan Chompoo akan melakukan ini.

'Apa motif maenya melakukan ini?"

Kepala mulai pecah memikirkan ini. Dia menarik napas dan berjalan keluar kantor lupa memakai helm pengamannya.

Di atas pagar logam, seorang pekerja sedang mencoba untuk memasang atap logam berlapis batu tetapi hilang keseimbangan membuat balok mengendur dan jatuh. Dan Ae kebetulan berada di bawah tempat balok itu berada jatuh.

Para pekerja berteriak padanya untuk minggir dan dirinya cukup beruntung bahwa dia dengan cepat menghindar tetapi logam itu sempat menyerempet bahunya, tetapi karena benturan kepalanya jatuh terlebih dahulu dan mengenai lantai marble membuat Ae hilang kesadarannya. Ae dengan segera dilarikan ke rumah sakit.

****

Pete telah mencoba menghubungi Ae tetapi teleponnya hanya mendapat pesan suaranya.

"Mungkin dia sedang sibuk?" Pete berkata pada dirinya sendiri.

Tapi Ae berpesan padanya untuk menunggunya dan jangan meninggalkan rumah sakit tanpa izin Ae. Pete menghela napas.

Dia memutuskan untuk pergi dan duduk di pintu masuk, sementara menunggu Ae.. seseorang seseorang memanggil namanya.

"Pete! Senang bertemu denganmu di sini.." ucap pemuda itu.

"Tuk. Bagaimana kabarmu?" Pete bertanya dengan sopan.

"Bagus. Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Tuk dengan rasa ingin tahu.

"Yah, hanya untuk pemeriksaan." Pete tersenyum dan kembali bertanya pada Tuk,

"Dan kamu?"

"Hanya mengunjungi teman. Apakah kamu akan pulang?" tanya Tuk penasaran.

"Ya.. aku hanya menunggu seseorang.." Pete tersenyum.

Tuk menatap tajam padanya.

"Hmmm. Bolehkah saya tahu siapa yang Anda tunggu?"

Pete tersipu.

"Kekasihku."

"Oh.. Keren.." kata Tuk sambil tersenyum. Lalu ada keheningan di antara mereka.

Pete berdeham, "Errrrmm.. Maaf, apakah aku membuatmu tidak nyaman?"

"Tidak.." kata Tuk dan tersenyum manis membuat Pete juga tersenyum.

"Senyumannya sangat menawan untuk seorang pria." pikir Tuk lalu satu tangannya menyentuh wajah Pete.

Pete terkejut dan tubuhnya dengan lembut tergerak
ke belakang.

"Oh....maaf.. diam sebentar.." kata Tuk.

Pete membeku di kursinya tidak bisa bergerak. Kemudian jari Tuk menyentuh pipinya dan mengangkat sesuatu.

"Bulu matamu jatuh.." Tuk tersenyum.

Pete tersipu dan menatap Tuk tapi perhatiannya
menangkap sosok wanita tua di belakang Tuk.

Wanita tua itu melihat mereka dan matanya galak
dan penuh amarah. Pete segera berdiri.

"Apakah itu.. ibu Ae?" dia bertanya pada dirinya sendiri.

Wanita tua itu melewati mereka dan segera masuk ke dalam rumah sakit.

Pete yang terkejut dengan cepat menenangkan dirinya.

"Tuk. Aku benar-benar minta maaf. Aku harus pergi." Pete tiba-tiba merasakan kegugupan memukul sarafnya.

Tuk ditinggalkan dengan wajah yang binggung. Dia menoleh ke belakang sambil matanya melihat seseorang sedang berlari.

Pete bergegas masuk.

'Siapa yang ada di rumah sakit?'

'Apakah... itu Ae?'

'Dia tidak membalas pesanku atau menjawab
panggilanku?'

'Tidak.. Tidak..'

'Itu bukan Ae kan?!'

'Mungkin ibunya hanya mengunjungi seseorang.'

Ada banyak pertanyaan yang mengalir di dalam dirinya kepala Pete. Dia melihat wanita tua itu pergi ke perawat stasiun kemudian dengan cepat naik lift.

Pete tidak bisa mengejarnya seperti selalu karena dirinya baru selesai menjalani terapi, jadi dia memutuskan pergi ke ruang perawat dan bertanya dengan sopan kepada mereka tentang apa yang dicari wanita tua itu tetapi dirinya malah terkejut saat mengetahui bahwa Ae sedang dirawar di rumah sakit.

Pete shock dan tidak bisa bergerak. Dia berdiri di sana tetapi tubuh dan pikirannya seperti mati rasa.
Dia merasa seperti dia dikirim kembali ke masa lalu. Kembali ketika Ae dilarikan ke rumah sakit. Kakinya gemetar dan dia pucat.

Pete memegang ujung konter di ruang perawat dan merasakan pandangan matanya meredup. Samar-samar dia mendengar perawat itu bertanya.

"Pak.. Apakah Anda baik-baik saja?".

Pete merasa kepalanya limbo dan perlahan tubuhnya merosok kebawah. Dia merasakan dua lengan yang kuat menangkapnya saat dia jatuh dan tidak sadarkan diri.




TBC

Meet Again (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang