"Kalau harus ku mengingatmu lagi , aku takkan sanggup, dengan yang terjadi pada kita"
Dengan berat hati Jisung menjalani kehidupan dengan biasa seperti tidak ada yang salah terjadi dengannya.
Mengikuti kelas seperti biasa.
Makan siang di kantin seperti biasa.
Dan bekerja paruh waktu di restoran pinggir jalan seperti biasa.
Ia menyibukkan diri dengan segala sesuatu disekitar agar tidak mengingatnya.
Sungguh , hatinya masih terasa sangat nyeri jika dibuat untuk mengingatnya.
Hari sudah mulai larut.
Ini waktunya ia pulang dan mengistirahatkan tubuh lelahnya.Bukan hanya tubuhnya , batin serta hatinya juga sangat lelah.
Padahal ia tidak banyak mengerjakan sesuatu tapi rasanya sangat berat menjalani kehidupan dengan biasa."Ngapain kakak ngajak aku kesini?"
Pemuda berhidung Bangir itu hanya tersenyum lalu menunjuk ke atas.
"Tuh liat. Disini tuh banyak bintang dan temen-temennya. Siapa tau nanti ada bintang jatuh terus kita bisa buat permintaan"
"Kakak masih aja percaya sama yang begituan"
"Eehh jangan salah ya! Dulu kakak sebelum nembak kamu , kakak sering banget kesini buat ngeliat bintang jatuh , trus minta deh supaya pas nembak kamu nanti semoga diterima.
Eh bener kan kamu terima kakak hehehehe"
Jisung menaikkan alisnya tanda tertarik dengan cerita Minho.
"Ya udah deh Jisung coba"
"Nah gitu dong! Ini baru Jisung yang kakak punya"
Tangannya terulur mencubit pipi gembul si manis.
"Akhhw! Sakit kak!"
"Hehehehe. Abisnya kamu manis banget sih! Kan jadi gemeess!"
Jisung kembali mendongak menatap langit hitam mencari bintang jatuh yang dimaksud Minho.
"Eehh eehh itu bintang jatuhnya kak!!"
"Ooh iya! Ya udah yuk buat permintaan bareng-bareng"
"Kamu minta apa tadi?"
Jisung menoleh dan tersenyum.
"Simpel sih kak, aku cuma minta supaya kak Minho ga akan pernah tinggalin aku"
"Kalo itu mah pasti Ji! Kakak gak akan tinggalin kamu apapun keadaannya. Kakak janji akan terus berada di samping kamu"
"Janji ya kak!"
"Yes Hannie"
№ : "Sekarang, bukan hanya ingkar bahkan kakak lupa sama kita"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐞𝐬𝐢𝐧 𝐖𝐚𝐤𝐭𝐮.
Fanfictionˢᵉᵐᵘᵃ ᵇᵉʳᵃʷᵃˡ ᵈᵃʳⁱ ᵏᵃᵗᵃ "ᵃⁿᵈᵃⁱ" "ᴬⁿᵈᵃⁱ ᴹⁱⁿʰᵒ ᵍᵃ ᵏᵉᶜᵉˡᵃᵏᵃᵃⁿ" "ᴬⁿᵈᵃⁱ ᵍʷ ᵇⁱˢᵃ ˡᵉᵇⁱʰ ᶜᵉᵖᵃᵗ ⁿʸᵉˡᵃᵐᵃᵗⁱⁿ ᵈⁱᵃ" "ᴬⁿᵈᵃⁱ ᵈⁱᵃ ᵍᵃ ˡᵘᵖᵃ ⁱⁿᵍᵃᵗᵃⁿ" ᴰᵃⁿ "ᴬⁿᵈᵃⁱ ᵍʷ ᵖᵘⁿʸᵃ ᵐᵉˢⁱⁿ ʷᵃᵏᵗᵘ" *№: ᵗᵉʳⁱⁿˢᵖⁱʳᵃˢⁱ ᵈᵃʳⁱ ˢᵉᵇᵘᵃʰ ˡᵃᵍᵘ ᵇᵉʳʲᵘᵈᵘˡ "ᴹᵉˢⁱⁿ ᵂᵃᵏᵗᵘ" - ᴮᵘᵈⁱ ᴰᵒʳᵉᵐⁱ ᴶⁱᵏᵃ ᵃᵈᵃ ᵏᵉˢᵃᵐ...