"Thanks ya Ji udah nemenin gw seharian ini!! Gw seneng bisa jalan-jalan sama sahabat terbaik gw!!"
Jisung tersenyum membalasnya.
"Sama-sama Ho. Ya udah Lo cepetan siap-siap buat jalan Sono! Nanti Minju nungguin kan kasian!"
Minho tersenyum mengangguk lalu menjalankan motornya meninggalkan Jisung.
Jisung berlalu masuk ke dalam rumah.
Tapi saat ia membuka pintu ,
"Jisung!!"
Suara seorang menghentikan langkahnya.
Aahh ibunya Minho.
Jisung sangat lelah mungkin sampai tidak sadar ada mobil lain di pinggir jalan saat dia sampai.Ternyata ibunya Minho sudah menunggunya kah?
"Oohh! Bunda! Ada apa malam-malam kesini Bun?"
"Bisa kita bicara sebentar?"
Jisung mengernyitkan keningnya. Tidak biasanya ibunda Minho seserius ini.
"O-Ooh b-boleh kok Bun. Kita ngobrol di dalem aja ya"
"Jadi gini Jisung , seperti yang kamu tahu kalau Minho telah melupakan semua kenangan kalian dan sekarang sudah ada Minju yang akan menjadi pendamping Minho ,
Jadi bunda minta tolong banget sama kamu buat lupain Minho ya , tolong pergi jauh-jauh karena bunda ga mau saat Minho kembali ingat semuanya dia bakal balik sama kamu ,
Kamu ngerti kan kalo bunda pengen nimang cucu secepatnya sebelum umur bunda habis , jadi bisa kan kamu pergi tolong jangan muncul lagi di hadapan Minho ,
Karena cepat atau lambat Minho pasti akan mengingat semuanya dan nyariin kamu ,
Bunda tahu kal--"
"Cukup bunda!!!"Nyonya Lee terkejut saat Jisung memotong ucapannya tiba-tiba.
"Cukup bunda! Jisung ngerti! Lebih dari ngerti apa tujuan bunda kesini , Jisung janji Jisung bakal pergi sejauh yang Jisung bisa ,
Jisung tahu ini semuanya salah , tapi tolong hargai Jisung disini yang sakit sendirian dan ga ada satupun yang peduli!!
Jisung janji Jisung ga akan pernah muncul lagi dihadapan bunda ataupun kak Minho mulai besok!! Maaf bunda sebaiknya bunda pulang karena ini sudah malam Jisung mau istirahat"
Setelah nyonya Lee melangkah keluar , Jisung langsung menutup pintu tanpa mengatakan apapun lagi.
Ia sudah tidak sanggup sampai-sampai menangis tanpa suara.
terduduk di balik pintu merasakan sakit yang teramat.Jisung sudah terlanjur kecewa.
Nyonya Lee yang masih diluar pun terdiam cukup lama mendengar penuturan terakhir Jisung tadi.
Apa dirinya sudah benar?
Apa dirinya sudah keterlaluan?
Apa dirinya sudah menyakiti tupai manisnya?
Itu yg ia pikirkan."Bunda kenalin ini Jisung"
"Waaahhh!! Imuut banget ya kamu!! Bunda jadi pengen cubit pipi tembem nya!!"
"Makasih Tante"
"Shuut! Jangan panggil Tante , panggil bunda aja ya"
"I-Iya Tan eehh bunda"
"Iiihh luuccukk!!"
Nyonya Lee tidak tahan untuk tidak mencubit pipi gembul milik Jisung."Bunda , Jisung ini pacarnya Minho"
"Owwh pacaran toh! Dah bunda duga si. Yuk Jisung ikut bunda ke dapur kita masak makan siang"
"E-Eh bundaa Jisung nya jangan diculik dong!!"
"Minho tuh suka banget sama ayam bakar Taliwang , jadi hari ini kita belajar masak itu ya"
Jisung mengangguk antusias sembari tersenyum manis.
"Minho gimana si anaknya bunda?"
"Minho tuh manja banget kalo sama papa nya , beda kalo di sekolah , dingin. Mangkanya bunda kaget Minho tiba-tiba bawa seseorang ke rumah"
Jisung mengangguk-anggukkan kepalanya sembari mencuci ayam.
"Kamu harus sabar ya sama Minho , dia tuh posesif banget , marahin aja Minho nya kalo nakal. Dan ..
Jangan tinggalin Minho ya"
Jisung tersenyum manis lalu mengangguk mantap membuat ibunda Minho ikut tersenyum.
№ : "Katanya ga boleh ditinggalin tapi dia sendiri nyuruh pergi sejauh mungkin"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐞𝐬𝐢𝐧 𝐖𝐚𝐤𝐭𝐮.
Fanfictionˢᵉᵐᵘᵃ ᵇᵉʳᵃʷᵃˡ ᵈᵃʳⁱ ᵏᵃᵗᵃ "ᵃⁿᵈᵃⁱ" "ᴬⁿᵈᵃⁱ ᴹⁱⁿʰᵒ ᵍᵃ ᵏᵉᶜᵉˡᵃᵏᵃᵃⁿ" "ᴬⁿᵈᵃⁱ ᵍʷ ᵇⁱˢᵃ ˡᵉᵇⁱʰ ᶜᵉᵖᵃᵗ ⁿʸᵉˡᵃᵐᵃᵗⁱⁿ ᵈⁱᵃ" "ᴬⁿᵈᵃⁱ ᵈⁱᵃ ᵍᵃ ˡᵘᵖᵃ ⁱⁿᵍᵃᵗᵃⁿ" ᴰᵃⁿ "ᴬⁿᵈᵃⁱ ᵍʷ ᵖᵘⁿʸᵃ ᵐᵉˢⁱⁿ ʷᵃᵏᵗᵘ" *№: ᵗᵉʳⁱⁿˢᵖⁱʳᵃˢⁱ ᵈᵃʳⁱ ˢᵉᵇᵘᵃʰ ˡᵃᵍᵘ ᵇᵉʳʲᵘᵈᵘˡ "ᴹᵉˢⁱⁿ ᵂᵃᵏᵗᵘ" - ᴮᵘᵈⁱ ᴰᵒʳᵉᵐⁱ ᴶⁱᵏᵃ ᵃᵈᵃ ᵏᵉˢᵃᵐ...