⏰ eмpαт

85 18 0
                                    




"Jika aku bisa , ku akan kembali. Ku akan merubah takdir cinta yang ku pilih , meskipun tak mungkin. Walaupun ku mau membawa kamu , lewat mesin waktu"















Hari ini adalah hari terakhir Jisung berada di negeri kelahirannya.

Iya.

Dia telah memutuskan untuk pindah negara agar tidak pernah bertemu lagi dengan semua orang yang telah menyakitinya.

Hari ini akan ia habiskan untuk berpamitan kepada sahabat-sahabat yang sudah selalu ada untuknya.

"Nanti kalo gw udah sukses baru gw balik kesini buat ketemu kalian"

"Bener ya sung , Lo mah gitu pake segala pindah segala njiir , dah tau gw males banget ni dengerin bacotan satu anak ini"

Ucap Hyunjin menunjuk ke arah Felix disebelahnya.

"Gw ga bacot ya mon maap"

"Mirror mangkanya mirror, ntar gw beliin deh kaca yang gede biar lu puas ngaca nya"

"Lo juga bacot jin klo mau tau"
Sahut Seungmin yang tengah menyantap siomay favoritnya.

Jisung mengangguk mengiyakan.

Baru saja Hyunjin ingin melayangkan protes tiba-tiba datang dua muda mudi ke meja mereka.

"Eehh boleh gabung?"

Ucap Minho yang menggandeng Minju disampingnya.

"Gw duluan ya gaaaeess! Ada janji!!"

Tiba-tiba juga Jisung langsung pamit begitu saja dan meninggalkan semuanya tanpa mengindahkan panggilan.

"Loh Jisung kenapa kok langsung pergi?"

Tanya Minho heran.

"Ya Lo ga denger apa, Jisung bilang apa tadi? Dia ada janji"

Jawab Seungmin sinis membuat Hyunjin menyikutnya.

"Duduk aja Ho , ga papa kok"
Ucap Hyunjin.

"Thanks ya"

Kini acara makan mereka diakhiri dengan kecanggungan karena Minho dan Minju yang ikut bergabung membuat Jisung harus pergi.






×÷×






Jisung kini pergi ke rumah kakak-kakak partner bisnis nya di agensi karena ia harus berpamitan kepada mereka.

"Kak Chan!! Kak Chang!!!"

Mereka menoleh dan tersenyum mendapati Jisung berlari lalu memeluknya.

"Ada apani tiba-tiba datang siang hari gini?"

Tanya Chan.

"Gw pen pamit kak , besok mungkin gw udah ga di negeri ini lagi"

"Pergi kemana? Ngapain?"

"Gw pen pindah aja kak , membuka lembaran baru disana dan melupakan semua rasa sakit disini.

Jujur capek kak disini terus , ngeliat sumber rasa sakit terbesar gw"

"Ya kalo gitu kita ikut dong!"

"Heum! Bener tuh"

"Loh kenapa ikut?"

"Ya kan kita partner bisnis , jadi dimana-mana harus bareng terus , yang satu pindah semuanya juga harus pindah ya kan bin?"

"Iya gw setuju"

𝐌𝐞𝐬𝐢𝐧 𝐖𝐚𝐤𝐭𝐮. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang