Happy reading..
--------🛸--------
Bugh
Nafas itu terengah, suara saling saut dengan kepalan tangan menggenggam erat, darah kembali tercium menggambarkan bagaimana keadaan disana detik ini. Hafi kembali menyeka darah dipelipis nya, ini sudah hal biasa untuknya. Menghabiskan seseorang yang menyentuh keluarganya, terutama di bungsu aradhana.
"Lo yakin gak mau ngasih tau yang sebenarnya tentang diri Lo fi?" Tanya enal sembari tangannya mengayun ayunkan tongkat besbol, memukul ruang kosong didepannya.
"Haha yakin gak yakin gue gak bakal ngasih tau siapapun tentang diri gue, gue cuman benci sama manusia sampah yang jadi benalu keluarga gue"
"Ya ya ya"
--------🛸--------
"Lo serius gak liat hafi sa?"
Asa yang mendapat pertanyaan itu menggeleng yakin. Ia memang tidak melihat temannya itu dan ya bersama teman satunya. Sudah hampir setengah hari tidak melihat mereka berdua.
"Enal juga gak keliatan je"
Jeje yang mendengar itu mengangguk, hatinya resah sungguh. Bagaimana tidak, sang kembaran sudah setengah hari menghilang tanpa mengabari ingin kemana. Bagaimana jika hafi hilang? Oh tidak Jeje tidak bisa kehilangan hafi atau bank cadangan pribadinya juga akan hilang, mimpi buruk untuk Jeje.
"Cari siapa kak?"
Pertanyaan itu membuat atensi keduanya teralih. Terlihat siswi cantik yang sedang ikut bingung seperti mencari sesuatu.
"Tau hafi?"
"Kak hafi ya? Echa gak tau sih, tapi Echa liat kak hafi tadi sama kak enal, iya kak enal" jawab Echa seraya mengangguk seperti mengingat sesuatu.
"Nah sekarang Lo ngapain disini?" Tanya asa kepada sang adik sepupu.
"Gak tau, tadi liat kalian Echa dengan baik hati mau bantu"
Jeje yang mendengar jawaban polos dari Adik sepupu temannya ini terkekeh pelan. Saat netra nya bergulir sebentar kesembarang arah, kini berhenti kearah adik bungsu aradhana.
"Nahloh ada Raka, Cha" sebelum Jeje mengucapkan, asa lebih dulu menyerobot suara itu.
Echa yang mendengar ucapan kakak sepupunya mengalihkan pandangan kearah seseorang yang berjalan dengan satu buku kimia tebal menuju koridor perpustakaan.
"WAAA RAKA!!!" Larian kecil itu meninggalkan dua siswa kelas 12 menuju siswa kelas 11 yang kini sedang menghela napas capek.
"Asli sa adik Lo gemes bgt"
Asa menatap malas Jeje, sudah biasa jika teman seperjuangan nya ini bisa dibilang fans berat adik sepupu nya. Padahal adik sepupunya itu benar benar menyusahkan.
"Beneran gue jodoh in tu raka sama Echa"
"Ya terserah Lo je"
Malas sudah jika harus mendengarkan ocehan Jeje tentang 'mari menjodohkan adik mereka' itu. Karena demi apapun itu tidak akan ada akhirnya.
--------🛸--------
"Gak usah lari Cha"
"Hehe Raka mau ke perpus ya?"
"Menurut kamu?"
Raka melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Sudah biasa hidupnya dipenuhi gangguan Echa yang tiada bosan didekatnya. Sebenarnya tidak masalah, hanya saja rasa capek akan cepat hinggap karena banyak pertanyaan yang dilontarkan Echa si manusia dengan beribu keingintauan.
"Tau gak sih ka, tadi kak Jeje cari kak hafi, tapi gak nemu"
Raka memberhentikan langkahnya sampai Echa yang berjalan menunduk dibelakang nya menabrak tubuh tegap itu.
"Emang bang hafi kemana?"
"Ya Echa gak tau lah, kalo tau Echa udah ngasih tau kak Jeje sama kak asa"
Raka mengangguk berbalik kembali ke jalur awal sebelumnya. Tangannya menarik pelan lengan Echa yang tertinggal 4 langkah darinya.
Raka kian masuk kearah perpustakaan mencari tempat nyaman untuk bersinggah sebentar menghabiskan waktu istirahat. Ditemani Echa yang kini menjatuhkan kepalanya dengan wajah mencium permukaan meja.
"Ayah dirumah gak ka? Echa kangen ayah"
Raka yang baru saja duduk setelah mengambil buku menatap sebentar Echa dengan posisi wajah tidak terlihat.
"Ada, kayaknya hari ini ayah pulang cepat"
Wajah yang tadinya bertelungkup rapat, kini kembali tegap dengan mata berbinar menatap Raka, tersenyum cerah seperti mendapat jackpot hari ini.
"Asik nanti ech—"
"Gak bisa ikut Cha, Raka gak bawa motor"
"Yahhh"
Tubuh itu kembali lemas tak bertenaga, ya memang Echa sering kerumah Aradhana hanya untuk merusuh kepala keluarga Aradhana itu. Sebuah hobi untuk bermain kerumah Aradhana. Biasanya ia akan bersama kakak sepupunya atau Raka sendiri.
Tak heran jika Echa sangat dekat dengan keluarga Aradhana. Apalagi jika si kembar oh tidak maksudku Jeje sangat akrab dengan Echa. Kenapa hanya Jeje? Jawabannya karena hafi tidak terlalu peduli dengan keberadaan Echa, makanya hafi seperti tidak menyukai Echa.
"Kapan kapan aja Cha, ayah gak bakal pergi"
"Iya"
--------🛸--------
Jangan lupa vomentnya
> Echa — tokoh pendukung buatan penulis [sepupu mahen dan asa]
[Pinjem pinterest]Makasih

KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Ayah
Fanfiction[END] ft. Keluarga Aradhana Menceritakan tentang keluarga Aradhana, Keluarga dengan orang tua tunggal mereka, Roda kehidupan yang setiap detik berputar juga kisah keluarga ini yang di ketuai ayah Winata. Dan tentunya pelengkap keluarga ini, si kemba...