Aroma semerbak ketika sebuah tangan mengambil sebuah nampan pemanggangan dari sebuah oven.
Jari-jari berbalut sapu tangan itu bergerak lincah setelah mengambil pancake yang baru matang dari oven itu.
Siapa lagi kalau Zaura satu-satunya wanita yang hobi membuat kue, hingga seisi panti terasa mencium yang sangat menggugah selera ingin mencicipinya.
"Gila, harum Zaura."
"Rasanya enak nggak, nih?" komentar Keila blak-blakan itu, dan Zaura mengangguk percaya diri.
"Kamu coba, aku jamin kamu suka seperti para pelangganku. Tapi, sebelum itu kita kasih toppingnya dulu. Mau rasa apa? Coklat? Keju? Oreo? Banyak."
"Ah, gue mau semuanya."
"Ampun, Kei. Rakus sekali." komentar Bu Ifa yang baru datang dari dapur. Beliau adalah ibu panti di sini.
"Hehe.."
Zaura menyodorkan pancake rasa oreo kepada Keila, langsung saja Keila menerima dan melahapnya setelah mengucap bismillah.
"Bagaimana?" tanya penasaran Zaura.
"Enak banget." heboh Keila langsung membuat Zaura tersenyum.
"Ibu juga cobain, aku buat banyak loh, bu. Juga buat anak-anak nanti."
Bu Iffah menerima sodoran kue itu, dan memakannya. Seketika Bu Iffah mengangguk.
"Ini benar lezat, Zaura."
"Ibu bisa saja."
Keila menyikut Zaura. "Ke gue aja Lo pede selangit, giliran ke ibu aja sok malu-malu kucing garong."
Zaura tertawa.
"Hus, Keila jaga ucapan kamu. Kalau begitu ibu ke depan dulu."
"Ye, gue bicara pilih-pilih orang. Ya kan?"
"Santai. Aku nggak keberatan kamu ngomong apaan, nyambung-nyambung aja."
Mereka pun tertawa bersama.
"Oh iya, Sya selalu ke panti ya? Padahal dia udah menikah?" tanya Zaura penasaran.
"Iya, dia tiap hari ke panti. Palingan setelah dia kerja di perusahaan suaminya."
"Kerja?"
"Iya kerja, di samping nemenin mungkin. Pokoknya ya gitu, dia ngurus suaminya disamping usaha laundry yang kami jalanin juga baru-baru ini."
"Aya itu sangat peduli sama panti ini, ia pernah mengatakan bahwa panti ini adalah definisi rumahnya. Dimana memang ibunya meninggal setelah membangun panti bertahun-tahun."
Zaura mengangguk. "Kapan-kapan ajak aku ke laundry."
"Iya siap bu Koki."
"Berlebihan."
"Yaudah yuk siap-siap, kita bawa kue-kue ini ke anak-anak, gue yakin mereka suka banget."
Zaura mengangguk dan membantu Keila yang menata nampan berisi pancake yang banyak itu.
*
Antara percaya dan tidak percaya. Tapi Hadi yakin itu Ziya. Beberapa hari ini pikiran itu berputar tentang hal itu. Antara bahagia hati dan juga kepalanya bersikeras menolak semua itu. Tapi, begaimana mungkin sangat begitu mirip tak sedikit pun berbeda?
"Kebetulan sekali, Pak Adnan. Dua Minggu lagi ada schedulle peninjauan resort yang dibangun di Lombok. Kita bisa mencari informasinya lebih jauh lagi." ucap Rio.
"Yang baru saya ketahui dari informan beberapa hari ini, ada beberapa informasi yang kami dapatkan, salah satunya bahwa perempuan yang anda cari sesuai profosal itu bernama Zaura Berlia, seorang ketua organisasi dari LSM. Dan, yang membuat saya tercengang adalah.." ucap Rio tertahan. Hadi menaikan alisnya seolah bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KATA | Kamu adalah Takdir Allah (after KAPA)
SpiritualBisa dibaca tanpa membaca KAPA dulu:) Ini mungkin After KAPA, tapi nggak sepenuhnya tentang sang pemeran utama KAPA.. disini bakal lebih ngajarin bahwa mereka jatuh cinta adalah sebuah takdir.. Kamu adalah Takdir Allah | KATA ♡ "Apa kamu masih sanga...