"Nama Anda cantik, secantik orangnya."
_____00_____
Ketukan jemari di atas meja kayu berbentuk diameter lingkaran terdengar hingga menimbulkan gema yang bersahut-sahutan di sebuah ruangan. Jingga menatap layar smartphone nya yang menampilkan suatu laman aplikasi bertukar pesan masa kini. Jemari nya bergerak lincah seakan-akan merespons pesan masuk secepat mungkin, berusaha menyadari dirinya untuk tidak terlambat membalas.
Kini, dirinya sedang membalas pesan masuk yang berasal dari klien perusahaan. Membahas mengenai sejauh mana perkembangan proyek yang sedang dikerjakan bersama.
Sudah genap setengah jam waktu berputar, pembahasan pun selesai sudah. Sembari menggulir pesan-pesan yang masuk, mata indahnya menangkap kontak masuk dari seseorang yang dulu tak dikenal kini menjadi kenalannya.
Seseorang itu adalah Kala.
Berawal dari pertemuan tak menyangka, bersikap seolah-olah bak teman lama. Jingga tak tahu apa yang mendasari mereka berdua hingga kini mereka rajin saling bertukar pesan. Membicarakan topik yang tidak ada sumbunya lalu beralih ke topik lain yang akan terus begitu.
Orang pertama yang mengirim pesan setelah pertemuan pertama mereka yang berplot-plot itu adalah Kala. Dimulai dari hanya sekedar bertukar kabar dilanjut dengan kebiasaan menanyakan bagaimana hari-harinya sampai berakhir ke topik random.
Empat minggu berlalu sudah. Selama itu tak pernah putus hubungan komunikasi mereka, justru semakin lengket tak terbataskan. Walaupun sering berkomunikasi. Tetapi, mereka berdua tidak pernah membahas pertemuan kedua yang akan dilaksanakan. Pertemuan pertama mereka menjadi pertemuan terakhir hingga saat ini.
Salah satunya tidak pernah mengangkat topik bahwa mereka bisa membicarakan ini secara langsung tanpa perlu perantara. Tetapi, malam ini Kala mengajak Jingga untuk bertemu yang kedua kalinya.
Kala
Saya sedang menatap langit.Ting!
Bunyi nontifikasi mengalihkan pandangan Jingga dari langit senja.Jingga
Sepertinya kita berjodoh, saya juga lagi memandang langit.Jingga menunggu pesan masuk dari Kala sembari kembali memandang keatas, hari semakin sore semakin malas Jingga untuk beranjak dari kursi kayu tersebut.
Disisi lain, Kala yang melihat pesan masuk dari seseorang lantas buru-buru mengeceknya. Memastikan bila itu adalah pesan yang ditunggunya.
Kala
Wah! Sepertinya juga Langit merestui kita berdua terbukti dengan munculnya semburat jingga.Saya jadi tersenyum teringat nama Anda. Btw nama Anda cantik, secantik orangnya.
Ah Kala jadi teringat nama seseorang tersebut, terlalu cantik bahkan ketika hanya mendengarnya sekali saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
APA YANG KURANG?
RomanceTerlahir sempurna, hidup bak Putri di Negeri dongeng membuatnya berpuas diri. Tetapi, ia merasa ada sesuatu yang kurang. Entah mengapa hatinya hampa, terlalu monoton hidupnya. Ia bertanya tanya pada dirinya, Apa yang Kurang? (On Going) ©2022