Chapter 3

21.5K 1.4K 6
                                    

°°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°°

Setelah kembali dari masjid, Harun berdiskusi kepada Salimah tentang perjodohan anaknya dengan Gus Hafizh. Mereka tidak mau menyembunyikan perjodohan ini dengan lama-lama. Dalam Islam, apa bila kita memiliki niat yang baik, maka tidak akan baik pula jika kita menundanya. Maka dari itu lebih cepat lebih baik dan bagus. Setelah selesai berdiskusi, Harun langsung saja memanggil Khadijah yang sedang berada di dalam kamarnya.

"Ijah, boleh Abah dan Bunda bicara sebentar sama kamu?" tanya Harun pada Khadijah.

"Boleh, Bah," jawab Khadijah. "Ada apa emangnya?"

"Abah tunggu dibawah sama Bunda ya, Nak," jawab Harun yang langsung pergi meninggalkan Khadijah.

Tidak memerlukan waktu lama untuk menunggu Khadijah menghampiri kedua orang tuanya. Kini mereka bertiga sudah berada di ruang keluarga yang juga merupakan ruang tamu.

"Ada apa Bun, Bah?" Tanya Khadijah pada orang tuanya

"Kamu janji jangan marah dengan Abah dan Bunda ya, Nak." Harun berusaha meyakinkan putrinya itu.

"Insya Allah," jawab Khadijah. "Ada apa sebenarnya, Bah?"

Setelah pertanyaan itu muncul dari mulut Khadijah, keadaan menjadi hening beberapa saat sebelum pada akhirnya Salimah mencoba untuk berbicara.

"Khadijah... Kamu telah kami jodohkan," ucap Salimah dengan lirih.

"Kamu marah dengan Abah dan Bunda?" Harun bertanya pada khadijah. Ia takut, karena Khadijah masih diam saja.

Khadijah tersenyum kecil kepada orang tuanya. "Nggak, Abah. Tapi kenapa tiba tiba?" tanyanya pada dua orang yang berada di depannya.

"Awalnya, Abahmu bercanda dengan Kyai Hasan. Waktu kamu naik kelas 11 bunda dan abah bertemu dengan Kyai Hasan. Lalu mereka mengobrol karena Kyai dengan Abah dulunya sahabatan."

"Abah dengan bunda juga tidak tau kalo Kyai Hasan adalah pemilik pesantren Darratul Islam, Nak."

"Kemudian Abahmu bergurau dengannya. Abah bilang bahwa Abah ingin menjodohkanmu dengan anaknya Kyai Hasan."

"Sampai pada akhirnya kamu lulus dari sana dan Kyai Hasan bertanya soal perjodohan itu. Kami tidak menyangka bahwa Kyai Hasan juga mau menjodohkan anaknya dengan kamu. Dan mereka juga sudah dating untung melamar kamu," jelas Salimah.

"Anaknya Kyai Hasan hanya ada dua kan? Gus Abhizar dan Gus Hafizh. Lalu Ijah..." Khadijah menggantungkan kalimatnya. Abah dengan bundanya diam untuk menunggu lanjutan dari Khadijah. "Berarti Ijah akan menikah dengan Gus Hafizh?" tanya Khadijah.

HAFIZDJAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang