BAB 04

116 15 3
                                    

E m p a t

'Berjanjilah Menjaganya Untukku'

🌱🌱🌱

Waktu sudah menunjukkan pukul lima kurang dua puluh menit. Semua orang bergegas pulang setelah belajar mandiri selesai. Tidak terkecuali Sheza yang kini merenggangkan otot-otot tubuhnya yang kaku setelah berjam-jam duduk.

Setelah membereskan buku dan menyampirkan tas dipundak, dia bergegas untuk pergi, namun ia lengah ketika kakinya tak sengaja menabrak kaki kursi yang membuatnya tersandung dan nyaris jatuh tersungkur sebelum sepasang tangan dengan cepat menahan tubuhnya dari samping.

Untuk sesaat, waktu terasa berhenti berputar. Sheza mendongakkan wajahnya ke atas dan wajah tampan itu terpampang sangat dekat dengannya yang membuat jantung Sheza berdebar cepat tidak karuan.

Setelah beberapa detik terjadinya kontak mata, Sheza buru-buru berdiri tegak dan mendorong tubuh Mahveen darinya. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Sheza meninggalkan ruangan dalam keheningan.

Sheza tahu dia jahat, memperlakukan Mahveen seperti musuh terbesarnya. Namun Sheza tidak punya pilihan selain mengabaikan pemuda itu dan membuat Mahveen membencinya. Ini demi mereka, demi masa depan Mahveen dan tak ingin kesalahan terbesarnya terulang kembali.

"Hei, pulang lebih awal hari ini?" tanya Sheza saat dia membuka pintu dan melihat Cloudy sedang membersihkan kamar mereka.

"Ya, kami pulang lebih cepat hari ini. Lelah?"

"Sedikit," jawabnya seraya merebahkan diri di atas kasur.

Sudah delapan hari sejak kedatangan Sheza di asrama itu. Cloudy yang biasanya bosan hanya membaca dan duduk sendirian dalam keheningan merasa ruangan mereka menjadi sedikit lebih hidup setelah kedatangan Sheza. Dia dan Sheza dapat mengobrol banyak hal, bahkan terkadang belajar bersama.

"Clou, mau kemana?" Sheza mengubah posisinya menuadi duduk saat melihat Cloudy membawa sekeranjang baju kotor menuju pintu luar.

"Mau cuci baju."

"Binatu?"

Cloudy menggelengkan kepalanya, "Kamar mandi umum. Mau ikut?"

Setelah dipikir-pikir, selama tinggal di asrsma Sheza belum mencuci pakaiannya. Dia memiliki banyak pakaian sehingga tidak sadar bahwa cuciannya sudah mulai menumpuk. Jika sebelunya dia akan mencuci ke Binatu karena malas, sekarang saatnya dia belajar untuk hidup mandiri dengan pekerjaan rumah sekecil ini.

****

Bak mandinya berukuran besar, ada banyak siswi yang datang untuk mencuci pakaian atau sekedar mandi jika kamar mandi di dalam kamar mereka sedang digunakan. Sheza yang baru pertama kali datang tidak bisa tidak mengerutkan alisnya. Dia benar-benar tidak terbiasa dengan tempat umum seperti ini, bahkan jika dia ingin berenang di kolam renang, dia memilikinya dirumah tidak perlu berkeliaran mencari kolam umum.

"Clou, apa kamu yakin kita bisa mencuci pakaiannya di sini?" tanya Sheza tidak yakin.

"Ya, tenang aja, nanti pasti ku ajari."

Mereka duduk di samping bak, Cloudy memberikan kursi kecil miliknya pada Sheza sementara dia akan langsung duduk di lantai yang basah dan mulai membasahi pakaiannya. Sheza mengamati dari seberang, dia tidak pernah mencuci pakaiannya sendiri. Bahkan jika dia tidak memiliki pembantu, dia akan menyerahkan pakaian itu ke Binatu.

"Hei, apa kami boleh bergabung?" dua gadis tiba-tiba muncul sambil membawa keranjang pakaian.

Sambil menyunggingkan senyum kikuk, Sheza menganggukkan kepalanya.

CHANGED DESTINY [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang