T i g a
'Kegagalan Untuk Menghindar Dari Pandanganmu'
☘☘☘
Ketika bel istirahat berbunyi, Sheza bergegas keluar dari pintu belakang. Sebelum semua teman-temannya mengurubunginya untuk mengajaknya berkenalan. Sheza sedang tidak punya waktu untuk berkenalan karena ada hal penting yang harus ia sampaikan pada sang guru.
Dia mengetuk pintu kantor guru beberapa kali, kemudian mendorongnya terbuka dengan perlahan. Dia melongokkan kepalanya ke dalam dan melihat guru cantik itu sedang sibuk memeriksa tugas siswa-siswinya di meja.
"Permisi,"
Panggilan Sheza membuat Noura mengangkat kepalanya dari buku. Dia terkejut menemukan siswi barunya itu di sana.
"Sheza, ada apa?"
"Bu Noura, Sheza mau membicarakan sesuatu,"
"Hm, apa itu? Ayo duduk dulu."
Sheza menarik kursi di seberang dan duduk. "Bu, sebenarnya Sheza ada sedikit masalah,"
Bu Noura meletakkan pulpennya dan mendengarkan dengan seksama.
"Apa Sheza bisa bertukar bangku?"
"Lho, kenapa?"
"Itu... um, Sheza nggak bisa melihat papan tulis dengan jelas, jadi Sheza mau pindah ke depan."
Bu Noura mangut-mangut paham. "Ibu ngerti, tapi untuk sementara kamu duduk dulu ya di belakang? Karena beberapa hari yang lalu kami baru saja membagikan denah kursi teman-temanmu. Untuk pengaturan ulang akan ibu tetapkan bulan depan setelah ujian bulanan. Ibu juga nggak bisa mengubah kursi sesuka ibu karena kursi itu sudah ibu urutkan sesuai dengan peringkat teman-teman sekelasmu dalam ujian bulanan."
Sheza menggigit bibirnya khawatir. Aturan sekolah memang seperti ini. Jadi Sheza tidak bisa pindah sampai bulan depan. Tapi Sheza tidak ingin sebangku dengan Mahveen, apalagi sepanjang pelajaran mahveen terus menerus meliriknya. Itu membuatnya tidak nyaman.
"Terus, apa Sheza bisa minta salah satu teman yang duduk di depan untuk pindah?"
Bu Noura terdiam sejenak, memikirkan sesuatu kemudian menjawab, "Begini saja, coba bicara dengan salah satu temanmu di kelas, apa mereka bisa pindah untuk sementara. Jika mereka setuju, maka kamu boleh pindah."
Sheza mengangguk dengan lega. Dia harus bertukar kursi dengan Tommy, sehingga dia bisa jauh dari penglihatan Mahveen. Setelah berdiskusi singkat dengan sang guru, Sheza dengan cepat meminta izin undur diri dan kembali ke kelas. Berharap teman-temannya masih ada di kelas.
Baru saja dia melangkah keluar dari kantor, dari kejauhan dia melihat Cloudy dan Mahveen berdiri di depan kelas, mengobrol dengan asik dan tertawa bersama. Entah apa yang mereka obrolkan tetapi mereka tampak akrab.
Detak jantungnya berdegup seirama namun ada rasa sesak yang tak dapat ia jelaskan melihat bagaimana Mahveen sangat bahagia.
"Clou!" Sheza berlari menghampiri mereka tanpa memperhatikan Mahveen. "Maaf, aku baru aja keluar dari ruang guru, kamu udah nunggu lama?"
"Nggak apa-apa, aku baru datang,"
"Ayo, kalau gitu kita ke kantin. Aduh, aku laper banget," katanya mengandeng tangan Cloudy, sementara tangan yang lain mengusap-usap perutnya seolah dia sangat kelaparan.
Cloudy berpamitan pada Mahveen dan keduanya meninggalkan Mahveen sendirian di depan kelas, dengan tatapan yang tidak pernah lepas dari Sheza.
Kantin penuh oleh siswa dan siswi yang kelaparan, mereka sempat kesulitan mencari kursi. Setelah mencari selama beberapa menit, mereka menemukan meja kosong di sudut ruang.
![](https://img.wattpad.com/cover/314735105-288-k351318.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGED DESTINY [Revisi]
Storie d'amoreSheza merasakan beban rasa bersalah atas kehidupannya terhadap Mahveen. Ketika diberikan kesempatan untuk kembali ke masa lalu, rencananya untuk membuat Mahveen membencinya berubah menjadi kejutan besar saat Mahveen justru semakin jatuh cinta pada S...