part 8

733 66 6
                                    

Bismillah

"Ibuku Ternyata Hantu"

#part_8(end)

#by:Ratna Dewi Lestari

Warjo bergegas menuju kantor Polisi. Ia melangkah seorang diri tanpa Maman ataupun istrinya. Hatinya sudah mantap untuk mengakui semua kesalahannya. Ia tak ingin dibayang-bayangi rasa bersalah dan kematian. Ia ingin damai dan tenang.

Di kantor Polisi, Warjo mengungkapkan semua dengan lugas. Namun, ia tak membawa Maman dalam kesaksiannya. Ia mengakui semua perbuatan kejinya. Polisi tak menunggu lama untuk membawa Warjo masuk ke dalam sel. Sidang akan segera menyusul.

Warjo tak gentar. Ia malah merasa lega. Dalam hati terselip rasa sesal yang teramat. Ia tahu karena perbuatannya, ia telah memisahkan wanita itu dari orang-orang yang di cinta. Ia ingin mengucap maaf. Walau hanya mampu dalam hati ia ucapkan.

Dinding dingin dalam sel dan lantai keras semen tak membuat nyali Warjo ciut. Ia menatap halaman kosong di depan selnya yang hanya di terangi lampu lima watt, dalam keremangan malam, sekilas nampak sekelebat bayangan putih dari jauh.

Matanya ia fokuskan. Jantungnya mulai berdegup kencang. Samar-samar ia melihat seorang wanita dengan gaun putih. Rambutnya terurai panjang dengan senyuman yang sangat manis. Ia melambai tanpa mengucap sepatah katapun. Tatapannya sendu menyayat hati.

"Maafkan aku ... sungguh aku sangat menyesal telah melakukan perbuatan keji padamu!" ucap Warjo lirih. Airmatanya menetes membasahi pipinya yang keriput.

Wanita itu mengangguk dan melemparkan senyum yang teramat manis. Asap putih tebal mengelilinginya, membumbung tinggi ke udara dan perlahan menghilang. Warjo menatap dengan haru. Menunduk dan menangis tersedu.

*

"Beb, udah siap-siap belum? malam jum'at ini!" seloroh Maman kepada istrinya yang sedari tadi asyik bersolek di depan cermin.

"Apaan sih! kasih uang dulu!" bentak istrinya, menatap tajam dengan bibir yang di majukan setengah senti.

"Ya ampun, Beb! uang kemarin dah habis lagi! shopping mulu kamu!" Maman balik membentak.

"Lagian kamu, Bang, biasa juga ngasih lima juta seminggu! ini lima juta untuk sebulan! ya, ga cukup la! belum beli skincare, lipstik, parfum, ini itu, bla ... bla ... bla...." istri Maman nyerocos tak berhenti hingga membuat Maman pusing. Ia memilih untuk membelakangi istrinya dan menutup kupingnya dengan bantal.

Maman mengakui, semenjak teror wanita itu, Maman tak lagi leluasa untuk menjalani profesinya sebagai seorang begal. Was-was selalu menyertai langkahnya. Di tambah rekan kerjanya yang kini memilih untuk mengungkapkan kebenaran. Ia semakin enggan untuk keluar rumah.

"Huh, dasar lelaki payah kamu!" sungut istri nya sembari berlalu pergi meninggalkan Maman sendiri di dalam kamar. Maman masih diam. Ia malas berdebat dengan istrinya yang egois. Ia pasti bakal kalah saing.

Entah berapa lama Maman tertidur, seketika ia bangun ketika belaian lembut mengusap pipinya. Maman membuka matanya pelan. Di tetapnya wanita cantik di hadapannya.

"Masih marah ya,Beb?"ucap Maman lirih. Di tetapnya wanita yang tak lain istrinya itu dengan sendu.

"Enggaklah, Bang! kalau marah nanti aku tak dapat jatah malam jum'at!" serunya centil. Di kecupnya pipi Maman manja. Aroma semerbak melati menguar dari tubuh istrinya.

"Tumben pake parfum melati, Beb! biasa kamu paling anti!" protes Maman.

"Heem, biar tambah pengen kamu , Bang!" jawabnya menggoda Maman. Maman semakin bernafsu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ibuku ternyata hantu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang