part 3

698 68 5
                                    

Bismillah

"Ibuku Ternyata Hantu"

#part_3

#by: Ratna Dewi Lestari

Brakkkkkkk

Pintu tertutup sendiri ketika aku dan Nina berhasil keluar dari kamar Ibu. Jantungku dag-dig-dug tak menentu. Keringat dingin mengucur.

Seumur hidup baru kutemui sosok mengerikan seperti itu. Dan itu di kamar Ibu. Apakah itu Ibu? Tapi kenapa begitu menyeramkan sosok Ibu?

"Kakak -- kakak kenapa?" suara Nina membuyarkan lamunanku. Aku terduduk menatap mata Nina. Kuhela napas dalam-dalam. Kulepas dengan perlahan.

"Adek -- Adek kenapa bobo di kamar Ibu?" tanyaku hati-hati.

"Adek kan bobo sama Ibu, Kak? Kakak yang kenapa banguni Adek?" Nina balik bertanya.

"Adek, Ibu ga ada di rumah Dek, lain kali kalau mau kemana-mana ajak Kakak, ya!" ucapnya serius.

"Ada Ibu, Kak! Nina ga boong. Kalau Kakak ga percaya masuk deh ke kamar Ibu!" Nina cemberut melihatku.

Rasa penasaran menelusup relung hatiku. Dengan tangan gemetar kembali kubuka pintu. Terkunci. Kamar Ibu tiba-tiba terkunci.

Kubalikkan badan dan mengajak Nina pergi meninggalkan kamar Ibu. Kembali ke warung dan menunggu pembeli seperti perintah Ibu.

*

Sore menjelang tapi Ibu tak kunjung pulang. Adik-adik sudah mandi dan mereka selalu menanyakan Ibu. Aku hanya menggeleng karena memang tidak tau dimana keberadaan Ibu.

Azan magrib berkumandang menandakan hari masuk waktu malam. Selesai salat berjamaah kami menunggu di depan TV. Ayah tadi menelpon memberi kabar jika ia akan pulang. Dengan sabar kami menunggu Ayah dan juga Ibu yang belum pulang.

Srenggggg! Srengggg! Srengggg!

Aroma masakan dan suara perabotan di dapur terdengar nyaring di telinga. Kami semua berhadapan dan saling memandang. Perut memang keroncongan karena sedari sore belum makan. Lauk dan sayur yang dimasak Ibu sudah ludes untuk makan siang. Ibu memang terbiasa memasak dua kali, sisa sayur dan lauk jualan yang tidak laku dimasak Ibu sore hari.

"Ibuk! Ibuk--Ibuk!" ucap kami berbarengan. Bahagia rasanya mendengar ada aktifitas Ibu di dapur. Rindu sekali rasanya padahal baru sehari tidak melihat Ibu.

Kami berlarian berhamburan ke dapur. Berlomba untuk melihat Ibu. Rasa haru dan bahagia di mata Adik-Adikku melihat Ibu yang sedang memasak di dapur.

"Ibu ... Ibu kemana saja, dari tadi kami tak lihat Ibu," celoteh Dinda, Adik perempuanku yang nomor tiga. Ia berusia sepuluh tahun. Dinda menggelendot manja di pinggang Ibu.

Ibu menoleh Dinda tapi ia tetap meneruskan memasak. " Ibu ada urusan Sayang, maaf ya, makan kalian terlambat," ucap Ibu lirih.

"Widya! kamu tadi masuk kamar Ibu, ya! kan sudah Ibu bilang, jangan masuk kamar Ibu jika hari masih terang!" Ibu menatapku marah.

"Ma--maaf Bu, tadi Widya mencari Nina, Nina masuk kamar Ibu," jawabku dengan menundukkan kepala.

"Kamu ga usah takut! Adikmu baik-baik saja. Ibu pastikan itu. Makanya kamu kalau jaga Adek yang bener!" cerocos Ibu.

Ibuku ternyata hantu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang