17.

3.8K 492 71
                                    

Sepuluh jam lalu.

Ketika Ezra baru sampai di rumahnya, setelah beberapa jam yang lalu ia terlibat percakapan aneh dengan Yasmin, di mobilnya sendiri.

Pintu rumahnya baru saja terbuka, dan menampilkan tembok rumahnya yang berwarna coklat gelap. Belum sempat ia melakukan apapun, Ezra dikejutkan dengan kehadiran Jovelyn. Ibu kandungnya, dirumahnya, sedang bersidekap, menatap dirinya sangat tegang. Persis di ujung lorong rumahnya.

"Ma," kata Ezra, seraya laki-laki itu berjalan masuk ke dalam sembari melempar jasnya sembarangan.

Masa bodo dengan jasnya. Apa gunanya memiliki Asisten rumah tangga bila ia harus  membersihkannya sendiri? Ia sudah lelah, dan masih merasa sesak akibat kejadian tadi.

Yasmin membencinya. Dan ia sama sekali tidak menduga kalau perempuan itu setelah lima belas tahun menghilang, akan mengakatakan kalau dia membencinya di hari pertama mereka bertemu.

Fuck! Ezra bahkan belum sempat meminta maaf tadi.

Ezra tersenyum kepada Jovie, berlagak seolah baik-baik saja walau hatinya masih berdenyut sakit. Lalu, ketika laki-laki itu sudah berada di depan wanita itu, dan hendak mengambil tangangannya.

Jovie, tiba-tiba menampar pipi Ezra. Membuat sesak di dadanya semakin menjadi-jadi.

"Mama!" Pekik Ezra, sembari laki-laki itu membesarkan matanya.

"What did you do?" Tanya Jovie, dengan pandangan mata kecewa.

Ezra masih dengan terkejut-kejut karena tiba-tiba di tampar ibunya itu berkata  "What did i do?" Tanya Ezra sembari memegang pipi kanannya "Ma, aku baru saja pulang bekerja. Dan Mama tiba-tiba menampar aku? Apa aku punya salah? Kita bahkan belum bertemu sejak berapa lama? Satu bulan,"

Jovie membuang nafasnya sedikit acuh. Perempuan itu kemudian mendongak, menatap anak pertamanya itu dengan sangat serius.

"What did you do, Ezra? Apa yang kamu lakukan di dalam gedung StarEnt," suaranya terdengar lugas, juga menyeramkan di waktu yang sama.

Ezra mengkerutkan keningnya tidak mengerti. Kenapa memangnya dengan dirinya yang berada di gedung StarEnt? Kenapa ibunya harus semarah itu?

"I was just there. Melakukan bisnis. Kenapa Mama harus semarah ini sampai menampar aku?"

Jovie mendelik "Kenapa, kamu bilang?Harusnya kamu bertanya kepada diri kamu sendiri!"

"What is wrong with you?" Ezra menaikan kedua tangannya.

"Apa kamu bertemu Yasmin?" Ibunya berkata, seraya menggoyangkan kakinya gugup.

Ezra semakin mengkerutkan alisnya, ketika melihat ibunya yang tiba-tiba terkesan panik.

"Ya, tentu saja, she's-" Ezra mengkerutkan keningnya "Wait. Dari mana Mama tahu Yasmin ada di sana?"

"Is she ok?" Tanya ibunya lagi, mengabaikan pertanyan Ezra barusan. Dan membuat Ezra semakin di buat bingung.

"How did you-"

"Mama tanya, apa dia baik-baik saja Ezra?" Selak Jovie, penuh penekanan.

Ezra membuka mulutnya, tidak tahu mau mejawan apa atas pertanyaan ibunya barusan. Masalahnya bukan hanya tentang dirinya yang tidak tahu apakah perempuan itu sekarang baik-baik saja atau tidak, tetapi juga tentang kenapa ibunya bisa berada di sini, bertanya tentang Yasmin, seolah ia tahu tentang perempuan itu.

Bukankah dia juga belum bertemu dengan Yasmin sama lamanya seperti Ezra?

Jovie menghembuskan nafasnya panjang "You have no idea what your'e doing. Ezra,"

Diary Gadis CoklatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang