68.

4K 295 47
                                    

Yasmin membasahi bibirnya.

Ia menelan ludahnya dengan sangat sulit ketika Ezra hendak membelai kewanitaannya di bawah sana yang masih tertutup celana dalamnya. Bulu halusnya meremang, darah berdesir dengan cepat dari pusat gairahnya menuju ke sekujur tubuhnya ketika hangat jemari Ezra bertabrakan dengan kulit selangkangannya.

Yasmin menarik nafasnya, kemudian menahannya kuat-kuat saat Ezra mulai membelai-belai kewanitaannya dari luar celana dalamnya.

"You're already wet," Kata Ezra sembari menatap celana dalam Yasmin yang terlihat basah, kemudian ia melirik wajah Yasmin, dan tersenyum. "Dan aku bahkan belum menyentuh kamu." Lanjutnya.

Yang seolah-olah menyiratkan kata 'kamu basah hanya karena melihat aku bergairah?'

Shit!

Yasmin menutup wajahnya dengan kedua tepalak tangannya ketika wajahnya terasa semakin panas. Paru-parunya seketika terasa sesak tanpa alasan yang jelas.

"Salah siapa?" Tanya Yasmin menggigit bibirnya, masih sembari menutup wajahnya.

Mendengar dumalan Yasmin, Ezra tersenyum lagi. Merasa kalau perempuannya ini kalau sedang bergairah, sungguh amat menggemaskan.

Ingin rasanya Ezra langsung menelan Yasmin.

Ezra menggeleng, terkekeh sebentar kemudian setelahnya dengan gerakan sangat pelan ia mengelus paha Yasmin menggunakan jemari-jemarinya.

"Kalau aku elus seperti ini, apa mungkin celana dalam kamu akan semakin basah?" Ezra bertanya, suaranya serak.

Sementara Yasmin, ia menggeliat dengan samar, tubuh perempuan itu refleks meringkuk karena sentuhan Ezra.

"Don't tease me," Yasmih melenguh.

Tak mau membuat gairah Yasmin menurun, gerakan tangan Ezra bergerak semakin nakal. Tangan laki-laki itu yang semula berputar hanya di paha Yasmin, dengan gerakan sensual mulai bergerak naik, merangkak mengelus kulit paha Yasmin yang halus hingga akhirnya menyentuh tali celana dalam Yasmin.

"Do you want me to take this off?" Goda Ezra. "Atau mau di pakai saja selagi kita bermain nanti?"

"Apa gak mengganggu?" Yasmin bertanya dengan sangat polos, suaranya setengah mencicit setengah mendesah.

Tuhan! Yasmin tidak bisa bernapas.

"Oh tentu tidak. Akan sangat terasa berbeda, apalagi jika celana kamu terselip di antara permainan kita nanti," jawab Ezra, tangannya bermain-main di tali celana dalam Yasmin.

"Oke. Terserah," balas Yasmin, nafas perempuan itu terdengar semakin tidak beraturan. Kentara sekali jika Yasmin sudah tenggelam dengan sentuhan Ezra.

Ezra tertawa. Kemudian ia menelusupkan jemarinya pada tali celana dalam Yasmin, menariknya naik hingga membuat kemaluan Yasmin terasa terhimpit.

"Is it hurt?"

Yasmin menggeleng "It's good,"

"I know," kata Ezra, lalu setelahnya ia menarik turun celana dalamnya, sembari bertanya,

"Siapa tadi?" Tanya Ezra, melirik ke arah wajah Yasmin yang masih wanita itu tutupi. Lalu ia melebarkan kedua paha Yasmin agar dirinya bisa melihat kewanitaan Yasmin dengan jelas.

"Siapa apanya?" Balas Yasmin ikut bertanya.

"Siapa yang salah, hingga membuat kamu basah kaya gini?" Tanya Ezra sembari menelan ludahnya.

Diary Gadis CoklatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang