72

3.1K 272 26
                                    

"Yasmin," Mike memanggil.

Terdengar sedikit mendesak. Tetapi Yasmin tak sedikitpun memelankan langkahnya untuk sekedar bisa mengobrol tatap mata dengan temannya, Mike.

Yasmin menggigit bibirnya. Merasa luar biasa tidak enak. Sungguh, bukan maksud bersikap arogan, hanya saja Yasmin sedikit merasa bingung bagaimana harus bersikap, setelah kejadian tempo hari dan setelah ia tahu apa yang di rasakan Mike terhadap dirinya.

Ia tidak mau meperumit keadaan, dan membuat Ezra marah lagi.

Ditambah pula, hari ini ia punya janji temu dengan Selena perihal buku sialan perempuan itu. Sungguh harinya ini akan menjadi sangat panjang. Jadi dirasa-rasa, mengobrol dengan Mike sekarang, adalah hal yang tidak tepat. Karena bukan hanya dirinya merasa belum siap untuk mengobrol, tapi juga dirinya tidak punya waktu.

Selena, dan alasan sialan perempuan membuat buku itu, menjadi perhatian utamanya saat ini.

"Chat aja Mike. Gue buru-buru," kata Yasmin cepat, meninggalkan Mike yang belum sedikitpun menutup mulutnya.

Mike yang juga merasa tidak enak, karena ia sadar kalau dirinya ikut andil dalam pertengkaran Yasmin dan Ezra tempo hari di Gym, tidak langsung menurut. Laki-laki itu berjalan lebih cepat mengikuti langkah Yasmin, dengan kedua kaki-kaki jenjangnya. Berniat meluruskan masalah.

Laki-laki itu berjalan melewati Yasmin hanya dalam hitungan detik saja, lalu ia itu memberhentikan langkah Yasmin dengan berdiri di hadapan perempuan itu.

"A minute," Matanya tidak berkedip ketika mengatakan itu kepada Yasmin.

Yasmin menatap sepatu mengkilat Mike di hadapannya. Ia menarik nafasnya terlebih dahulu, lalu mendongak sedikit agar ia bisa menatap wajah Mike yang lebih ke arah cantik di banding tampan.

"Mike," Yasmin menghela nafasnya "Ezra akan sangat kesal, kalau dia tahu kita mengobrol,"

"Jadi benar, lo menghindari gue?" Tembak Mike. Yang langsung membuat Yasmin jadi sedikit bingung mau menjawab apa.

Ya, jelas. Pernyataan Mike waktu itu, kejadian waktu itu. Membuat Yasmin takut.

Yasmin membuang pandangnya, sedikit salah tingkah.

Bukannya apa, masalahnya, selama ini Yasmin selalu menganggap Mike sebagai teman baiknya, tidak pernah sekalipun ia berpikir kalau Mike akan mempunyai rasa yang lebih dari itu kepadanya. Apalagi, dulu Yasmin pikir laki-laki itu penyuka sesama jenis.

"Mike. Lo jelas mengerti kenapa gue melakukan ini." Yasmin menarik nafasnya "Pernyataan lo waktu itu-"

"Soal gue bilang kalau gue sayang sama lo?"

Yasmin melirik Mike sebentar, lalu membuang pandangnya lagi. Oh tidak! Yasmin merasa benar-benar tidak nyaman menatap mata Mike sekarang. Takut kalau Mike malah jadi merasa kalau Yasmin memberikannya harapan.

"Bullshit Yasmin. Ya walaupun Ezra terlihat tidak suka dengan pertemanan kita, tapi minggu lalu kita bahkan masih baik-baik saja. Please jangan tiba-tiba begini."

Yasmin menggaruk belakang kuping kirinya, sedikit salah tingkah. Maksudnya, apa sebetulnya intensi Mike? Masa iya hanya karena mau berteman saja sampai seakan memaksa seperti ini?

"Gue tidak tahu harus bersikap bagaimana," Yasmin bergumam dengan pelan. Sementara Mike mengkerutkan alisnya, ikut  bingung karena jawaban Yasmin.

Sungguh, Mike ingin sekali memegang kedua bahu Yasmin, mengguncangnya sedikit agar perempuan itu sadar kalau apapun yang terjadi, dirinya tidak akan melampaui batas, tidak akan membuat hubungan Yasmin dan Ezra menjadi keruh, kalau itu yang di takutkan Yasminn

Diary Gadis CoklatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang