Chapter 2

51 8 0
                                    

Bagaikan petir yang menyambar tepat dihatinya, sungguh mendengarkan apa yang dikatakan oleh adiknya membuat Hana sangat marah, amat sangat marah. Hana tidak bisa membendung air matanya, iapun menangis. Hana tidak menyangka hal menjijikan itu akan menimpa adik kesayangannya. "Kenapa harus pada adikku Ya Tuhan." batinnya. Adik yang selama ini ia rawat dengan baik, diberi kasih sayang dan perlindungan, dengan tega oleh orang tak dikenal dilecehkan seperti itu.

Memikirkan hal itu, menjadikan Hana beranjak dari duduknya dan melepaskan pelukannya terhadap Jieun.

"Eonni, kau mau kemana?" Jieun terkesiap melihat kakaknya

"Aku akan melaporkannya Jianna!"

"Tidak! Jangan, Eonni!" ia menggapai tangan kakaknya namun tidak bisa karena ia sudah beranjak pergi.

Dengan tertatih-tatih Jian bangun dari tempat tidurnya, segera menyusul Hana.

"Eonni, tolong jangan!" sahut Jian keluar dari kamarnya. Namun Hana tidak menggubris kata-katanya. Diraihlah tangan kakaknya itu. Hana mendapati Jian yang saat ini sedang bersimpuh di belakangnya. Sambil menangis tersedu-sedu dan terlihat ketakutan.

"Tidak Eonni, ku mohon jangan." Ia terisak pedih

"Dia, perlu diberi pelajaran Jianna! Kita harus melaporkannya."
Ia ingin melangkah pergi, namun cengkraman kuat Jieun pada tangannya itu mencegahnya. Hana tidak tahu kenapa Jian begitu mencegahnya. "Jianna, apa dia mengancammu?"

Jian mengangguk "Eonni, tolong jangan, dia dia akan membunuh kita jika kita melaporkannya." air matanya bercucuran sangat deras. Badannya mulai bergetar ketakutan.

Melihat adiknya yang terus mencegahnya Hanapun merasa iba. "Oke, Eonni tidak akan pergi. Sudah-sudah aku tidak akan pergi." sambil merangkul adiknya itu.

"Dia akan membunuh kita" ia menangis.

Hana hanya bisa terdiam melihat adiknya saat ini. Ia sangat marah sehingga ingin sekali menampar wajah bajingan itu. Tidak rasanya jika hanya menampar saja itu tidak cukup! Ia sangat ingin membunuhnya!

******

Masa sekarang...

Rintihan ia semakin kencang ketika pecahan ingatan yang mengganggunya mulai datang pada pikirannya. Tangan kirinya penuh dengan sayatan karena merasa bahwa hidup ini sangat menjijikan.

Hari kejadian...

Pagi itu setelah ia pamit kepada kakaknya, ia berjalan ke halte bus yang tidak jauh dari rumahnya.

Dia duduk sambil bersenandung, tanda bahwa ia sangat bersemangat. Buspun berhenti di depannya, ia segera naik.
Dia berhenti tepat di agensi yang saat ini ia merupakan peserta didik disana. Ceritanya sangat lucu sekali jika diingat kembali momen ketika ia direkrut agensinya ini. Saat itu ia sedang berjalan selesai membuang sampah, tiba-tiba saja seorang pria yang berumur sekiranya 30an itu menghampirinya.

Sambil memberikan sesuatu kepadanya. "Permisi, Nona. Mungkin saja anda tertarik. Anda bisa kesana terlebih dahulu untuk sekedar berkunjung. Ini kartu nama saya. Maaf karena sudah mengganggu kegiatan anda, terimakasih."

Ia terdiam melihat orang itu yang sekarang pergi meninggalkannya. Iapun melihat sebuah kartu digenggamannya  "Aah ternyata ia menawariku untuk bergabung dengan agensinya, CJ Entertaiment? Dimana itu? Sepertinya bukan agensi terkenal." ia lekas memasukan kartu nama itu ke dalam saku jaketnya. Ya, begitulah awal mula ia direkrut.

Jian berjalan memasuki gedung tempat agensinya kini, namun seperti yang sudah dikatakan, agensi ini memang bukan agensi terkenal. Namun Jian tetap bertekad untuk bisa mewujudkan cita-citanya menjadi seorang penyanyi.

I'm Not Perfect (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang