Chapter 4

30 9 0
                                    

Saat ini adalah musim gugur, daun-daun berjatuhan menapaki halaman rumah mewah itu. Cuaca cukup sejuk tentu saja, namun tidak untuk pria yang satu ini. Wajahnya sangat panas, rupanya ia sedang kesal. Hari ini ia harus kembali ke rumah sakit, ia sudah memiliki banyak janji dengan beberapa pasiennya. "Hah" ia membuang nafas dengan berat melihat rumahnya yang sangat berantakan.

Disaat-saat seperti ini tidak ada yang bisa ia andalkan. Sebenarnya ia cukup mempekerjakan orang lain untuk membereskan rumahnya ini, lagi-lagi dia terlihat kesal saat harus mengingat ekspresi adiknya yang marah saat melihat ada orang lain di rumah mereka selain kakaknya, khususnya wanita. Mengandalkan adiknya untuk membereskan semua ini? Hah, sudah seperti mimpi di siang bolong saja. Anak itu selalu tidak ada di rumah.

Ia mencoba untuk tidak mempedulikan rumahnya yang saat ini berantakan, "aku akan membereskannya nanti setelah pulang bekerja." batinnya bertekad. Iapun bersiap-siap untuk bekerja.

Gerbang rumah itu lumayan tinggi, ia harus membukanya sendiri. Ya siapa lagi yang akan membukakan itu? Saat perlahan-lahan pintu itu terbuka, ia mendapati ada dua orang wanita sedang melihat ke arahnya. Wanita pertama terlihat lebih dewasa, berbeda dengan wanita di sebelahnya yang terlihat polos dengan warna kulit putih pucatnya itu. Ia merasa tatapan seorang wanita itu tidak bisa lepas dari dirinya,

"Jeon Hwan? " sapa wanita itu

Ia sangat bingung, apa dia seseorang yang aku kenal apa mungkin dia pasiennya. Namun wanita ini terlihat amat familiar sekali, namun ia tidak bisa mengingat siapa.
"Apa kau mengenalku?" tanyanya penasaran

"Apa kau sekarang lupa pada kami? Aku mengerti sudah 10 tahun lamanya, tapi kau sungguh tidak mengenali kami? Waaahh kau benar-benar keterlaluan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau sekarang lupa pada kami? Aku mengerti sudah 10 tahun lamanya, tapi kau sungguh tidak mengenali kami? Waaahh kau benar-benar keterlaluan." ucap wanita itu
Hwan menatap mereka dalam-dalam, ia merasa memang tahu dan mengenal mereka namun ia lupa siapa mereka. Ia terdiam dan berpikir.

"Waahh, daebak! Ini aku Hana, dan dia adikku Jian. Kita adalah teman saat kecil dulu." jawab Hana ketus

Ingatan Hwan pun mulai kembali, ia ingat seseorang dengan wajah garang dan suara yang imut itu. "Daebak! Hana?" ia tersenyum dan kemudian tertawa "bagaimana mungkin kau bisa kembali kesini?" ia kemudian melihat Jian, "aahh Jianna, aku hampir tidak mengenalimu, bagaimana bisa kau tumbuh dengan cantik seperti ini" ucapnya senang. Namun Jian tidak menanggapinya, ia hanya menundukan kepalanya dan ia melihat cengkraman Jian pada lengan Hana seperti semakin menguat.

Hana dengan cepat menjawabnya, Hana sadar adiknya itu sudah mulai tidak nyaman. "Aahh, akhirnya kau ingat Hwana. Aku akan kembali ke rumah ini, aku tidak bisa bicara panjang lebar sekarang, karena kami baru saja tiba dan harus beres-beres dan ku rasa adikku ini sudah sangat lelah. Dah , nanti kita berbincang lagi" sahut Hana

"Ya, aku pikir kalian pasti kelelahan. Ya sudah sampai bertemu kembali." iapun kembali masuk ke halaman rumahnya dan mulai menaiki mobilnya. Sedangkan Hana dan Jian sudah berjalan, ke arah rumahnya.

I'm Not Perfect (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang