O7. Selamat

21 5 1
                                    

Di ruang bawah, Beomgyu berlarian mencari-cari sesuatu yang dapat membebaskan player lain dari sel penjara. Ketika sampai, player yang tersisa di setiap masing-masing sel hanya tinggal tiga orang saja. Dalam semalam, sudah dua atau tiga orang yang mati. Beomgyu bahkan dapat melihat dengan jelas mayat-mayat player yang mati itu. Ada yang kepalanya hancur, ada yang ditusuk besi dari arah belakang, ada juga yang mati dengan bagian tubuhnya terputus atau hilang.

Pandangan di dalam penjara benar-benar mengerikan. Beomgyu tidak suka dengan bau darah yang ada di dalam ruang bawah tanah. Semakin lama menciumnya, Beomgyu merasa seperti akan pingsan saat itu juga.

Melihat kedatangan Beomgyu ke ruang bawah tanah, para player di dalam sel penjara pun mulai berteriak meminta tolong agar dibebaskan meskipun suara mereka tidak dapat terdengar sampai ke luar.

Beomgyu bergegas berlari mencari-cari sesuatu seperti tombol atau apapun itu yang dapat membuat pintu penjara terbuka. “Ayo, dong ... Pasti ada sesuatu di sini, atau kunci?” Beomgyu tergesa-gesa.

Hingga akhirnya dirinya sampai pada sebuah tuas yang letaknya cukup aneh seperti tidak mungkin jika itu adalah jalan keluarnya. Namun, masa bodoh, Beomgyu tetap harus mencoba. “Mungkin ini. Semoga aja bener ini.”

Dreg!

Benar saja ternyata tuas itulah yang dapat membuka pintu penjara. Seketika setelah pintu penjara terbuka, suara lega para player yang masih hidup di dalam sana terdengar jelas di telinga Beomgyu. Ada yang tertawa bahagia ataupun menangis bahagia. Bahkan tak sedikit di antaranya yang hanya berwajah dingin namun kakinya bergetar ketakutan.

“Beomgyu!” Sunghoon—kakak kelas Beomgyu yang ia lihat saat pertama kali melewati ruang bawah tanah itu berlari menghampirinya. Jas yang Sunghoon kenakan sudah penuh dengan cipratan darah, tetapi beruntungnya laki-laki itu masih hidup.

Thanks banget udah selamatin gue!” Ujar Sunghoon. “Lo, gimana bisa ada di sini? Apa ibu kos gak mergokin lo?” Tanya Sunghoon kemudian.

“Di atas lagi kacau. Kita semua harus cepet-cepet pergi atau enggak hantu ibu bakal ke sini.” Jelas Beomgyu membuat semua player berkumpul merubunginya.

“Hantu ibu?” Celetuk salah seorang perempuan di antara player yang tersisa.

“Iya. Semalem ada orang yang mati, kemungkinan orang itu berusaha kabur dari tempat ini. Sekarang semua orang udah pada pergi, tinggal kita.”

“Kalo gitu ayo cepetan pergi dari sini!”

“Lewat mana?”

“Lewat sana saja.”

Beomgyu mengangguk. “Iya, lewat pintu itu aja. Oh ya jangan lupa ambil barang-barang tajem buat jaga-jaga.” Ujarnya kemudian semua player bergegas mencari benda tajam yang kebetulan ada di sana karena ruang permainan bersebelahan dengan gudang.

Ia dan para player dari ruang bawah tanah pun berlari keluar dari gedung kos-kosan dengan melewati jalan bawah tanah.

~~~

Sedangkan di luar gedung, semuanya telah kacau. Korban yang mati semakin banyak, halaman gedung yang hijau seketika berubah menjadi lautan darah yang tak terhindarkan. Yeonjun, Soobin, Taehyun, dan Hueningkai bersembunyi di samping kanan gedung kos-kosan sambil menunggu Beomgyu keluar.

“Gimana cara kita lewatin gerbang itu? Tinggi bangsat.” Gumam Yeonjun mencoba memikirkan bagaimana cara mereka keluar jika gerbang kos-kosan lumayan tinggi seperti itu.

“Pintunya bisa dibuka gak si? Atau kita harus ke dalem lagi buat cari pembuka pintu gerbang?” Balas Hueningkai.

“Gila apa balik lagi ke dalem. Bisa-bisa kita mati di sana.” Gerutu Soobin yang tidak setuju dengan pemikiran Hueningkai tadi karena menurutnya sangat membahayakan nyawa mereka.

Taehyun mengangguk setuju mendengar ucapan Soobin. “Bener. Terlalu berisiko kalo kita masuk ke dalem lagi.”

Saat keempatnya tengah sibuk mengintai dari jauh, terlihat Beomgyu dan belasan player dari samping gedung kos-kosan sebelah kiri keluar sambil melawan hantu ibu itu. Mereka membakarnya bahkan melukainya dengan benda-benda tajam yang mereka bawa, lalu berlari ke arah gerbang keluar. Tiba-tiba saja gerbang terbuka dengan sendirinya. Segera setelah itu, para player berlarian ke arah pintu gerbang, dan hantu ibu mulai mengejar mereka.

“Itu bang Beomgyu!” Teriak Hueningkai.

“Beomgyu udah keluar. Kita harus buru-buru pergi dari sini.” Ucap Taehyun. Tiba-tiba saja pandangannya tertuju ke arah motor yang terparkir di garasi tak jauh dari tempat mereka bersembunyi.

“Gue punya ide.” Monolog Taehyun membuatnya seketika ditatap oleh Yeonjun, Soobin, dan Hueningkai.

~~~

Krak!

Suara teriakan si hantu ketika dirinya di lukai terdengar begitu nyaring di telinga Beomgyu. Hari mulai terang, namun ini tak segera berakhir juga. Terlalu sulit berlari dari hantu ibu yang memiliki kaki dan tangan panjang sedangkan ia hanya berlari saja.

Ketika Beomgyu menoleh hendak melihat sudah sampai manakah hantu itu mengejarnya, ia terbelalak kaget. Hantu itu—dia adalah wanita yang tertabrak mobil sebelum Beomgyu tiba-tiba ada di kos ini. Kepala dan tubuhnya sudah hancur, serta meneteskan banyak darah. Wujudnya yang seperti itu membuat Beomgyu semakin enggan untuk menatapnya lebih lama. Kaki Beomgyu sudah lelah. Namun, tak ada jalan lain selain terus berlari.

Tin! Tin!

Tiba-tiba terdengar suara klakson motor dari arah kanan. Saat Beomgyu menoleh, ia melihat Taehyun mengendarai motor dengan memboncengi Hueningkai di belakangnya.

“BANG, NAIK!” Teriak Taehyun lalu berhenti saat itu juga. Beomgyu bergegas berlari lalu naik ke atas motor bersama dengan Taehyun dan Hueningkai. Dari jalan sebelah kiri, ia dapat melihat Yeonjun juga menaiki motor sambil memboncengi Soobin.

Mereka berlima akhirnya dapat keluar juga dari wilayah kos begitupun dengan player lain yang berpencar dan memilih untuk pergi ke hutan di sekitar. Keluar dari wilayah kos rupanya tidak membuat si hantu ibu berhenti mengejar. Dengan tangan panjangnya, ia hampir saja membuat Beomgyu dan Soobin yang duduk di motor bagian belakang tertangkap.

“Anjing! Kok dia gak berhenti?” Kesal Taehyun lalu mempercepat laju motornya.

Kini posisi mereka yaitu Yeonjun dan Soobin di sebelah kiri jalan. Taehyun, Hueningkai, Beomgyu di kanan jalan. Lalu makhluk itu mengejar mereka di belakang dari tengah-tengah jalan.

Beomgyu mengalihkan tatapannya ke arah Soobin yang saat ini juga tengah menatapnya. Mereka pun menganggukan kepala mereka bersamaan. Berencana untuk menyerang si hantu ibu dan berharap serangan mereka berhasil.

“Sekarang!!” Teriak Beomgyu.

Lalu ketika hantu ibu mengarahkan tangannya hendak menangkap Beomgyu dan Soobin, Beomgyu dan Soobin menggerakkan kapak di tangan mereka lalu memotong tangan hantu itu.

“Taehyun, Yeonjun, agak dipelanin dikit nyetirnya. Biar hantu itu ada di tengah-tengah kita.” Perintah Beomgyu. Taehyun dan Yeonjun pun mengikuti apa yang Beomgyu perintahkan, mereka memelankan laju motor, membuat mereka kini dalam posisi sejajar dengan hantu ibu.

“Mati lo anjeeeeengg!!” Teriak Soobin. Dengan seluruh tenaganya yang tersisa, laki-laki itu melemparkan kapak di tangannya ke arah kepala si hantu, begitupun dengan Beomgyu. Kapak mereka sukses mengenai kepala dan lehernya sehingga hantu ibu pun mati saat itu juga.





















-TBC-

DEATH GAME [Choi Beomgyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang