Se(x) y LUST(republish)

4. Piece of Fragrance I (PCY)

Theodore menggeram, mengerakkan pinggulnya dengan tempo yang teratur, sesekali dia akan menghentak dalam.

"Baby aah! Kau selalu nikmat." Matanya menatap intens gadis kecil yang tengah dia setubuhi, gadisnya yang mungil dan manis.

"Ailyn, baby. You're so beautiful." Mempercepat gerakkan pinggulnya, Theodore menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Ailyn.

Hentakan Theodore berubah cepat dengan sentakan yang dalam, membuat tubuh kecil itu ikut terhentak.

"Eung." Ailyn merintih lirih, mata bulat itu perlahan terbuka. "Daddy?"

Theodore tersenyum saat mendengar suara halus nan merdu itu mengalun. "Yes sweetheart."

Menegakkan badannya, Theodore menyambar bibir kecil dengan bagian bawah yang tebal itu. Gerakkan pinggulnya makin menjadi, menghentak tanpa henti.

"Eum... Da-- amh!" Desahan Ailyn teredam akibat ciuman Theodore dibibirnya.

Ailyn mengalungkan lengannya pada leher Theodore, menahan tubuhnya yang terhentak tak beraturan. Theodore melepaskan ciumannya, memandang wajah gadis kecilnya yang telah memerah dan penuh keringat.

"Daddy! Ahk! Ahh!"

Senyum miring terbit dibibir pria itu. Ini yang dia tunggu sedari tadi, suara desahan merdu Ailyn.

"Daddy...." Mata bulat itu membelalak, merasakan kontraksi ringan pada perut bagian bawahnya.

Theodore mengertakan giginya, rahangnya mengantup rapat ketika merasakan kewanitaan Ailyn yang semakin menjepit kejantanannya. "You want to cum, sweety?"

"Eum, yes." Ailyn mengangguk, membuat Theodore terkekeh. Tanpa menghentikan gerakan pinggulnya, Theodore membawa kedua lengan Ailyn keatas kepala gadis itu, mengunci disana. Dia sedikit meninggikan tubuhnya, kemudian bergerak dengan brutal.

"AHH! AHH! AHH! DAD!" Ailyn terpekik kencang, memejamkan matanya karena gerakan Theodore yang tiba-tiba.

"Hang on, sweetgirl." Theodore mendesis, merasakan puncaknya yang kian mendekat.

"Ahh! Ahh! Aww!"

"Daddy!"

"Eung." Ailyn memberontak, berusaha melepaskan cekalan tangan Theodore

"Stay still, little girl. Daddy will bring heaven to you."

Gerakan Theodore kian cepat dan pada hentakkan terakhir, dia memasukkan kejantanannya dalam-dalam. Menenggelamkan wajahnya pada payudara Ailyn yang telah memiliki bercak-bercak kemerahan. Menikmati ketika cairannya keluar dan mengisi gadis dibawahnya. Begitu juga dengan Ailyn yang mencapai puncaknya, matanya memejam erat dengan bibir terbuka mengelukan panggilan Theodore

"Daddy...." Ailyn mendesah lirih, merasakan sperma pria diatasnya yang mengalir masuk kedalam dirinya, membuat rahimnya menghangat.

Theodore menarik napas panjang, menghirup aroma minyak telon yang menguar dari tubuh gadisnya. Bangun dari posisinya, dia mengecup kening Ailyn dalam, penuh akan kasih sayang. "Daddy love you, baby."

Ailyn melingkarkan lengannya yang telah bebas keleher Theodore, memeluk erat. "I love you too, daddy."

Theodore merebahkan dirinya kesamping tanpa melepaskan penyatuan mereka dibawah sana, membawa Ailyn kedalam pelukannya. Dia mengelus rambut hitam gadisnya, sesekali menanamkan kecupan diatas pucuk kepala sang terkasih.

"Daddy?" Ailyn mendongak, menatap Theodore yang lebih tinggi.

"Ya, sweetheart?"

"Bagaimana dengan pegawai pengodamu itu?"

Theodore terkekeh melihat wajah tertekuk Ailyn, pipi gadis itu masih memunculkan semburat kemerahan. "Sudah daddy bereskan, sayang. Dia sudah tidak bekerja diperusahaan lagi."

"Baguslah." Gadis itu kembali menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Theodore yang penuh keringat.

~END~