7. Kidnapping(LJN)

438 2 0
                                    

"Hmmmm..." Deheman disertai decakan suara basah itu terus terdengar dari dalam kamar bernuansa hitam itu.

Didalam kamar itu, diatas tempat tidur, terbaring seorang gadis mungil dengan mata tertutup, kaki gadis itu terbuka lebar.

"Hmmm...." Suara deheman berat itu kembali terdengar. Seorang pria tengah berjongkok dengan kepalanya tenggelam pada perpotongan paha gadis tersebut.

Pria itu tengah menikmati pusat tubuh gadis itu. Lidahnya naik turun membelai inti si gadis, sesekali lidah panjangnya akan dia masukkan kedalam lubang gadis itu yang telah becek.

Berpuluh-puluh menit telah berlalu, pria itu akhirnya menarik kepalanya, onyx hitamnya berkilat tertarik melihat sisa perbuatannya. Pria itu menegakkan posisi duduknya, matanya menatap pada wajah gadis yang terbaring dengan mata tertutup.

Pria itu beranjak naik keatas kasur, tubuh besar dengan ototnya yang padat itu menjulang diatas tubuh si gadis.

"Cantik sekali." Pria itu membelai wajah ayu gadis dibawah kukungannya. Mengelus pipi gadis itu, lalu turun mengelus leher yang penuh akan tanda cinta darinya, terus turun sampai keatas gundukan kenyal si gadis.

Tangan kekar pria itu meremas gemas sebelah payudara gadis itu. Tangannya menangkup diatas payudara si gadis, kemudian jarinya bergerak-gerak memainkan gundukan kenyal yang tidak terlalu besar itu.

Pria itu terkekeh ketika mendengar rengekan pelan si gadis. Wajahnya dia dekatkan ke samping wajah gadis dibawah tubuhnya ini. "Tubuhmu lembut sekali sayang, persis seperti bayanganku."

Kecupan basah dia layangkan pada pipi si gadis, lidahnya menjilat sepanjang pipi gembul gadis itu, bergerak turun sampai ke leher putih gadis bernama Jea itu. Tangan kirinya yang menganggur dia bawa untuk mengelus kewanitaan Jea, melumuri kewanitaan gadis itu dengan cairan pre cum yang telah bercampur dengan saliva nya.

Ditengah kegiatannya, pria itu tiba-tiba saja berhenti. Kepalanya dia angkat untuk menatap Jea yang senantiasa menutup mata dengan napas yang teratur.

"Aku memiliki sebuah ide, sebentar sayang." Pria itu beranjak turun dari kasur, meninggalkan gadis itu seorang diri.

Ternyata pria itu mengambil sebuah kursi, meletakkan kursi itu di hadapan kaki si gadis. Pria itu kembali naik keatas tubuh gadis itu, kali ini bukan untuk melanjutkan aksinya, melainkan membekap hidung dan mulut gadis itu.

"Hummppp!!" Gadis itu bergerak gelisah, tubuhnya bergerak kesana kemari. Sampai kemudian mata bulat itu terbelalak.

Pria itu tertawa pelan, dia turun kembali dari kasur, mengambil posisi duduk diatas kursi.

"Jere-my?" Ucap gadis itu dengan sedikit tersendat. "Apa yang- kau- lakukan padaku?"

Pria bernama Jeremy itu tersenyum miring, dengan santai Jeremy menjawab. "Menculik mu."

Mata bulat Jea bergetar penuh rasa takut. Jea baru sadar bahwa pria yang bersamanya ini tidak memakai pakaian sama sekali. Jeremy telanjang, dan dia juga.

"Jeremy, kau mencintai ku kan, maka jangan berbuat apapun padaku." Dengan takut Jea menyuarakan kalimatnya.

Jea tau siapa Jeremy. Jeremy Lee, anak dari Desmon Lee, seorang mafia kelas kakap. Informasi seputar Jeremy adalah hal yang harus Jea hapal diluar kepala, karena ayahnya yang meminta.

"Apa yang kau lakukan?!" Tidak dapat menahan nada tinggi dalam suaranya ketika melihat Jeremy tengah menaik turunkan tangan pada kejantanan pria itu yang tegak mengacung.

"Memuaskan diriku." Jawab Jeremy santai. Tangannya terus dia gerakan untuk mengocok kejantanannya, onyx hitamnya menatap lekat lubang vagina gadis di depannya.

Se(x) y LUST(republish) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang