Chapter 02

1.2K 79 2
                                    

Sorry for typo(s)

Sesuai janji, pagi ini Maga sudah berada di depan pintu kamar kos kekasihnya. Beruntung ia memegang kunci cadangan, otomatis bisa masuk kapan saja.

Jangan tanyakan bagaimana Maga menerobos gerbang depan karena hanya saya dan ia yang tahu.

Ini masih sangat pagi dan benar, Maga kepagian. Logikanya, di pagi buta seperti ini, siapa yang akan bangkit dari singgasana kapuk empuknya?

Tentu bukan Gemi.

Maga sangat yakin kekasihnya itu masih tidur tampan di atas kasur.

Saat setelah menutup pintu, langkah Maga mendekati kasur. Matanya menangkap sebuah gundukan yang terbalut selimut.

Helaan napas terdengar disertai dengan senyuman.

Maga membuka selimut itu dalam sekali tarikan dan yang membuatnya tercengang ... kekasihnya telanjang tanpa sehelai benang.

Astaga.

Jangan tegang Maga, lo kuat, lo strong, batinnya setengah tegang.

Takut pertahanannya runtuh, Maga kembali membungkus tubuh polos itu dengan selimut lalu mengguncangnya lembut.

"Sayang, bangun!"

Tidak ada respons.

"Ge, bangun! Ntar telat."

Masih sama.

"Gemi, kalo nggak bangun gue tinggal!"

Ada kemajuan, Gemi ngulet.

Hanya ngulet.

Sialan.

Oke, percobaan terakhir.

"GEMINOO, KEBAKARAN!!!!" Maga berteriak keras sambil mengguncang kuat tubuh naked kekasihnya dan seperti yang ia duga, Gemi kelabakan.

Namun, matanya setia terpejam.

Tck, anak setan.

Dengan kesabaran yang sudah hilang, Maga akan mencoba cara lain. Mungkin cara ini akan sangat berhasil.

Maga melempar ranselnya ke sisi samping tubuh Gemi lalu menyingkirkan selimut yang membalut tubuh sang kekasih. Perlahan Maga naik ke atas dan menindih tubuh polos itu. Dikecupnya ranum Gemi, dilanjut dengan lumatan dan sesuai harapan, Gemi merespons. Tangan gatal Maga mulai menjalar menggoda pusar Gemi, dengan gerakan sensual mampu membuat 'sesuatu' di bawah cenat-cenut. Lama-kelamaan tangan itu merayap ke atas hingga ibu jari Maga bertemu dengan puting mencuat Gemi, memilinnya pelan sampai....

"AKHH-BAJINGAN, SAKIT THOLOL!"

Sontak Gemi mendorong sesuatu yang menimpanya lalu mengelus putingnya yang ditarik kasar oleh Maga.

Maga terkekeh pelan. Cara cabul andalannya.

"Kebo," sindir Maga setelah duduk di tepi kasur.

"Lagian ngapain telanjang? Mau goda gue?"

Yang ditanya hanya bengong lucu, entah bingung karena pertanyaannya atau karena bangun tiba-tiba.

Maga's LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang