Chapter 06

870 63 0
                                    

Sorry for typo(s)

Maga mematikan mesin motornya setelah berhenti di depan gerbang kosan Gemi.

"Turun," titah Maga sesudah membuka visor helmnya.

"...."

Maga melirik kaca spion, terlihat Gemi yang bersandar di pundaknya dengan mata terpejam.

"Nggak usah pura-pura tidur!"

"...."

Pada dasarnya, tidur Gemi seperti kebo. Sekali pun ada batuan luar angkasa yang menghantam atmosfer bumi, kemungkinan besar remaja itu tidak akan bangun lagi.

Maga menarik napas dalam-dalam saat dada yang naik turun secara teratur menghantam punggungnya.

Klakson motor ditekan sebanyak tiga kali, sampai Nata keluar.

"Kenapa lagi tuh bocah?" tanya Nata sambil membuka pintu gerbang.

"Biasa, molor." Maga mulai mengendarai motornya masuk ke dalam, diikuti oleh Nata yang kini berada di belakangnya.

"Bantuin nggak?"

"Nggak usah, Bang," tolaknya.

"Ya udah, nih kuncinya." Nata menyerahkan sebuah kunci dengan gantungan Pikachu hasil printilan dari celana dalam yang Gemi beli.

"Huh?"

Komuk Maga membuat Nata tertawa. "Santai kali, muka lo gitu banget. Tadi siang gue numpang bentar jadi gue bawa."

Maga mengangguk paham sembari menerima kunci tersebut. "Makasih, Bang."

Nata tersenyum sambil menapuk pelan bahu Maga sebelum masuk ke kamar kosnya.

Dengan susah payah Maga turun dari motornya—tentu dengan tangan yang sigap menahan kepala Gemi, salahkan saja egonya yang tidak ingin kekasihnya disentuh orang lain.

Maga baru menyadari bahwa bunga sialan itu masih ada di antara mereka dan Gemi menyimpannya di atas paha.

Tidak butuh waktu lama hingga bunga itu berakhir di tempat sampah.

Maga mengalungkan lengan Gemi di lehernya lantas merengkuh pinggang sang kekasih sebelum membawa tubuh remaja itu masuk ke dalam.

Begitu masuk, ia membaringkan tubuh Gemi di kasur. Namun, saat hendak beranjak, tiba-tiba sebuah tangan mencengkeram tengkuknya.

"Jangan marah ... jangan tinggalin gue."

"Gue sayang lo, Maga."

"Gue-gue cinta."

Gumaman di atas berakhir tepat saat dengkuran kecil terdengar.

Senyum tipis mengembang di paras kala menyadari rubah kecil-nya melindur. Ia gulingkan tubuhnya ke samping, berniat tidur sebentar sambil memeluk sang kekasih.

💀

APP

UBLUK UBLUK


Kamu di mana?
Aku udah sampe

Lian
Gue duduk di bangku
Depan danau
Pake topi


Aku juga duduk di bangku
Depan danau
Aku pake kemeja coklat
Read.

Lian mengedarkan pandangannya, tetapi tidak menemukan perempuan dengan ciri-ciri yang disebutkan oleh seseorang dibalik chat tersebut.

Maga's LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang