Chapter 04

993 78 1
                                    

Sorry for typo(s)

Laki-laki pantang menarik kembali kata- katanya, itulah mengapa saat ini mereka—Gemi dan Maga tengah beradu mulut di salah satu bilik toilet sekolah.


Setelah menghabiskan makanannya, mereka langsung bergegas menuju toilet. Bukan mereka, tetapi yang paling bersemangat adalah si lubang gatel.

Jam istirahat akan berakhir 15 menit lagi, tetapi mereka masih sibuk melumat satu sama lain. Maga pikir, waktu 15 menit masih cukup jika hanya untuk 'menggaruk' lubang gatal Gemi.

Maga menyudahi ciuman panas mereka, tidak ada banyak waktu, ia harus segera menyelesaikan hormon sialan Gemi.

"Buka celana!"

Gemi yang sudah diselimuti nafsu segera membuka celana sekolahnya, menyisakan boxer gambar Pokémon.

Maga mendudukkan pantat Gemi di toilet. Ia berjongkok dan segera melepas celana dalam Pokémon itu lalu meletakkan kaki Gemi di masing-masing bahunya.

Kecupan lembut disertai dengan gigitan kecil membekas di paha dalam Gemi. Gemi hanya mampu mengulum bibir bawahnya, menikmati setiap sentuhan yang Maga berikan. Sentuhan Maga adalah favoritnya. Kecupan itu tanpa ragu naik ke penis Gemi yang setengah ereksi. Jemari Maga mulai meraih kancing seragam Gemi, satu persatu kancing itu pun terlepas. Kecupan yang tadinya stuck di penis, kini naik ke perut keras Gemi, sampai akhirnya merambat pada dada rata dengan dua tonjolan coklat muda.

"Eungh~" Lenguhan Gemi mengalun saat lidah Maga menjilat puting kirinya, dengan sedikit gigitan mampu membuat Gemi menggeliat menahan nikmat. Tangan kiri Maga bergerak menekan puting lainnya, sementara tangan kanannya menggosok lembut lubang kecil di bawah sana.

Maga beralih mencium ranum kekasihnya, di tengah cumbuannya, ia memasukkan satu jari menembus lubang anal Gemi tanpa pelumas.

"Ah-akhh ... shh sakit anjing, pake ludah kek!" protes Gemi di sela desahannya.

Seakan tuli, Maga terus berupaya mengeluar-masukkan jarinya, menekan, memutar hingga menemukan titik sensitif yang mampu membuat Gemi semakin tersiksa.

"Euhh...." Gemi menahan tangan Maga kala remaja itu menambahkan satu jari lagi di lubang analnya.

"Cepetinhh ... ugh," mohon Gemi sambil terus mengocok penisnya sendiri, ia rasa putihnya akan datang sebentar lagi.

Maga semakin cepat mengeluar-masukkan jarinya, ia mengambil alih penis Gemi, mengocoknya bersamaan dengan jari yang keluar masuk di lubang anal sang kekasih.

Tidak lama kemudian Gemi mendapatkan putihnya. Napas Gemi naik turun dengan peluh yang membasahi wajah serta seragamnya.

Selagi Gemi masih mengatur napasnya, Maga bangkit, tangannya menyibak rambut lebat Gemi. Ia mengarahkan penis tegangnya tepat di depan bibir Gemi yang sedikit terbuka.

"Isep!"

Tanpa basa-basi Gemi memasukkan seluruh penis Maga sampai menyenggol jakunnya.

"Shh ... ah~" Maga mendongak kala Gemi memainkan miliknya di dalam sana, ia dengan cepat menggerakkan bagian bawahnya.

Maga's LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang