8. Kecurigaan

11 1 0
                                    

Lyodra masuk ke dalam mobil. Ia buru-buru menyalakan mesin dan langsung tancap gas. Saat berkendara ponselnya tiba-tiba berdering. Ada panggilan masuk dari Aileen. Lyodra pun mengangkatnya.

"Kenapa Leen? Gue lagi nyetir jadi gak bisa lama-lama nerima panggilan lo,"

"Buku harian Grace masih sama lo kan?"

"Iya." Lyodra memperlambat laju mobilnya.

"Gini aja, gue ke rumah lo ya. Mau ngambil bukunya,"

"Oke, Leen. Bentar lagi gue juga sam..."

"AWAS!" Lyodra refleks menjatuhkan ponselnya. Barusan ia menghindari mobil di depannya dengan cara membanting stir ke kiri, alhasil mobilnya menabrak pohon.

Dalam keadaan setengah sadar, Lyodra melihat seseorang membukakan pintu mobil. Ia merintih kesakitan. Tangannya berusaha menggapai orang itu. Namun, bukannya membantu orang itu malah mencuri sesuatu dari dalam laci dashboard-nya. Setelahnya ia pergi begitu saja meninggalkan Lyodra dalam keadaaan sekarat.

***

Aileen berlari menerobos orang-orang di sekitarnya agar lekas sampai ke IGD. Sesampainya di sana, ia melihat Ashraf dan om Alan duduk di kursi tunggu.

"Ashraf." Aileen duduk di samping laki-laki itu.

Ashraf mendongak lalu berhambur kepelukan Aileen.

"Yang sabar ya Sraf, gue yakin Lyodra pasti baik-baik aja," Aileen mencoba menenangkan.

Walaupun bersedih Ashraf tetap berusaha tersenyum. Ia tidak ingin memperlihatkan kesedihannya. Dia ingin berusaha tegar sama seperti ayahnya.

"Gue ambilin minum dulu ya." Aileen beranjak dari kursinya lalu pergi menuju kantin rumah sakit.

Dalam perjalanan menuju kantin rumah sakit, Aileen sempat berpapasan dengan pak Bagas. Namun, pak Bagas sepertinya tak menyadari keberadaannya karena ia langsung melewatinya begitu saja. Pak Bagas sendiri merupakan mantan ketua tim penyidik di tempatnya bekerja.

"Yang tadi itu pak Bagas kan?" Aileen refleks menghentikan langkahnya.

"Setelah selama ini... kenapa dia baru muncul sekarang?" pikirnya.

"Gue harus cari tahu apa tujuannya datang ke sini." Diam-diam Aileen mengikuti ke mana pak Bagas pergi.

Rupanya pak Bagas bertemu dengan seorang wanita. Aileen kemudian menyadari jika wanita yang pak Bagas temui adalah Mira Rosemeri.

"Bentar... itu kan bu Mira," sadarnya.

Dari yang terlihat, bu Mira dan pak Bagas sepertinya sedang membicarakan sesuatu yang penting. Dari jaraknya yang sekarang Aileen kesulitan untuk mendengarkan percakapan mereka. Aileen juga melihat bu Mira memberikan amplop coklat yang cukup tebal kepada pak Bagas. Setelah transaksi di antara keduanya selesai, masing-masing dari mereka pergi melalui jalan yang berbeda. Sementara itu, Aileen hanya terpaku di tempatnya. Ia masih berusaha mencerna kejadian di depannya.

***

Ashraf tak bisa diam. Sejak tadi ia mondar-mandir tak karuan di depan IGD. Ia khawatir memikirkan nasib saudara kembarnya.

"Sial! Kenapa dari tadi lampunya belum berubah warna sih!" Ashraf mencoba untuk tenang dan duduk kembali di kursi tunggu.

Tiba-tiba ada seorang anak kecil yang datang menghampiri. "Ini untukmu," ujar anak kecil itu sembari menyodorkan amplop mini berwarna coklat.

KASTA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang