dia gadis dibawah hujan

1 1 0
                                    

Hai......mau ku ceritakan sebuah kisah yang sedikit mengharukan?...., Ya meski tidak maupun aku akan tetap menceritakan sedikit kisah tentang bagaimana “dia” memandang dunia!, Memandang dunia dengan segala keunikannya


Caranya melihat hujan dengan berbagai isi pikirannya hingga membiarkan wajahnya yang ayu menjadi basah karna tersapu rintik lembut tetesan air hujan, matanya tertutup dengan wajah mengadah ke atas , samar tapi tetap terlihat air matanya mengalir melebur dengan air hujan tangan nya yang indah sepertinya enggan menghapus air itu, entah air hujan maupun air matanya


Ku dekati dia, ingin sekali aku bertanya ‘mengapa kau tersenyum sedangkan jelas kau sedang menangis?’ namun sebelum aku membuka mulut ‘dia’ membuka matanya dan melihat ke arah ku dan tersenyum, senyumnya benar benar hangat hingga jika orang lain yang melihat aku yakin mereka tidak akan menyadari betapa kosong dan hampanya hatinya,
“ mengapa kau bisa kehujanan?” aku bertanya sabil menggunakan payungku untuk melindunginya dari air walau aku tau dia sudah basah dan membiarkan air hujan itu menerpa tubuhku juga , dia tersenyum “ ah...maaf saya hanya sedang bermain “ ucapnya sambil mendorong tanganku kembali ke posisi semula. Aku sedikit terkejut kenapa dia berbicara dengan sangat formal kepadaku “ tapi kenapa anda menangis di tengah hujan?” kataku yang sedikit salah tingkah dan tiba tiba kalimat formal itu juga keluar dari mulutku , kenapa juga aku harus salah tingkah ? Pikirku.


Namun bukanya menjawab dia malah berjalan kedepan dan meninggalkanku, dia berjalan dengan wajah yang tetap mengadah seolah menyambut air yang jatuh membasahi wajahnya yang putih atau mungkin pucat?, Ya aku juga tidak tahu yang jelas kulit wajahnya terlihat putih. “ tuan....kenapa anda menatap ku dengan raut wajah seperti itu? “ Kalimatnya itu membuatku bingung, aku bertanya padanya dan dia tidak menjawab tapi malah balik bertanya , “ hahhh meneduhlah air matamu saja sudah cukup membuatmu terlihat pilu, mengapa kau masih membasahi seluruh tubuhmu dengan hujan yang dingin ini?” pintaku agar dia mau meneduh namun mungkin dia salah menanggapi kata kataku “ tuan...apa anda mau jalan jalan kesana?” dia menunjuk jalan panjang yang terlihat meng arah ke  sebuah bangunan ‘seperti gedung lama yang tak pernah terpakai’ dia tersenyum namun lagi lagi air matanya itu mengalir dan membaur dengan air hujan


Lalu dia berjalan mendahuluiku dan berkata “ apakah anda tau?, Saya sering merasa bahwa dunia ini tidak adil tapi saya juga sering merasa bahwa dunia ini adil. Kehidupan itu bagaikan air terus mengalir dan mengikuti arus” ucapnya dengan tatapan sendu yang membuat hati ku sedikit sakit “arus yang kuat akan menenggelamkan mereka yang lemah dan mereka yang tenggelam harus naik lagi ke atas walau mereka tau itu akan sia sia dan mereka akan tenggelam lagi” ucapnya menyelesaikan kalimatnya yang benar benar tidak ku mengerti “ maksudmu?” ku utarakan ketidak Tahuanku “ hahaha” tawa kecilnya membuatku semakin bingung “ tuan .....maksut saya adalah sekeras apapun Manusia, mereka juga memiliki hati, mereka juga ingin menangis sekuat apapun wajah yang mereka gunakan untuk menunjukan pada dunia bahwa mereka bahagia, tapi pada dasarnya mereka hanyalah orang yang di paksa mengikuti arus” wajahnya kembali sendu dan suaranya mengecil “ tuan.....saya hanya ingin mengalir tanpa merasakan sakit seperti air hujan ini” katanya dengan kedua tangan yang menyatu seolah olah menunjukan bahwa air hujan itu ada di sana.

Sebelum aku menjawabnya seseorang memanggilku “ tuan...mobilnya sudah siap” ucapnya yang menandakan aku harus melanjutkan perjalanan ,dan saat aku melihat ke arahnya dia tersenyum dan memberikan gelangnya padaku “ hmm” dengusnya sambil menunjukan senyum hangat “ pergilah tuan, aku tau kau harus pergi” lalu dengan berat hati aku mengangguk dan melangkah pergi, namun baru beberapa langkah aku kembali dan memberikan payung hitam yang kubawa “ jangan bermain dengan hujan, Karna jika deras arusnya bisa menghanyutkan mu juga” ucapku sebelum aku berlari menghindari derasnya air yang turun dari langit seolah olah langit juga sedang menangis


Dan setelah hari itu aku tidak pernah lagi bertemu dengan dia gadis di bawah hujan yang bahkan aku tidak mengetahui namanya




22 KesedihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang