my beautiful mistake

2 0 0
                                    

Aku bertemu dengannya.....dia, orang yang sangat tak ingin ku temui lagi. Dia adalah mantan kekasih ku, orang yang sangat ku cintai dan sangat mencintai ku. Pasti kalian bertanya 'jika saling mencintai?, Kenapa berpisah?'. Itu karna ada beberapa perbedaan yang mencolok , dan dari sekian banyak perbedaan itu yang paling mencolok adalah TUHAN yang kami sembah. Dia yang beribadah setiap hari Minggu sedangkan aku yang beribadah 5 kali setiap harinya, membuat segalanya terasa sangat sulit bagi kami.

Saat itu aku tengah bekerja di sebuah caffe milik teman ku, saat itu sudah malam jadi sebentar lagi caffe tutup. Aku dan temanku yang notabennya adalah pemilik caffe tengah beres beres namun tiba tiba pintu caffe dibuka dan aku berbalik hendak mengatakan bahwa caffe sudah tutup, tapi sial saat aku menatap manik mata yang indah itu tubuhku bergetar, lidahku terasa kelu, astaga aku harus apa kata ku dalam hati, temanku yang melihat reaksi anehku itu langsung berjalan mendekati tamu itu dan berbicara " maaf kak kita udah mau tutup semuanya udah diberesin, maaf ya kak" ucap temanku berusaha agar tamu itu pergi, namun bukanya pergi dia malah memanggil namaku " Ivanka " ucapnya yang membuat nafasku tercekat seketika ada rasa rindu yang muncul dari dalam hatiku tanpa bisa ku cegah mulutku juga menyebut namanya " Alan " kataku dengan suara yang bergetar menahan tangis.

Perpisahan yang kami terima memang tidak adil kami yang masih saling mencintai di paksa melepas dan melupakan lalu kemudian dipaksa mengihklaskan perasaan kami. Tapi pada realitanya kami hanya menelan perasaan itu agar tak muncul kepermukaan dan akhirnya kami sama sama terbiasa. Temanku yang melihat hal itu kemudian memberi kami ruang untuk berbicara katanya agar dapat berbicara setelah itu diapun kebelakang. Tunggu tidak ada yang ingin ku bicarakan, aku mau cepat pulang saja ucapan yang tak pernah bisa terucap di lisan ku.

Aku tetap pada posisi ku berdiri didepannya dan memadang manik indahnya dan entah kapan tapi aku sudah duduk berhadapan dengan Alan ,orang yang sangat kuhindari. Akhirnya Alan memecah keheningan " kamu inget aku? " Tanyanya sambil memandang kedua mataku 'gimana aku nggak inget orang aku masih sayang banget' ucapku dalam hati, dan yang terucap di lisan ku hanya " masih ". Dia tersenyum lalu berkata "maaf aku gagal , aku tetep nggak bisa buang perasaan ini, aku.....aku masih sayang sama kamu vaaa" ucapnya dengan air mata mulai mengalir di pipinya. Nah itu yang aku takutkan kalau aku bertemu dengannya aku ataupun Alan sama sama masih sayang dan masih saling mengharapkan walau terhitung sudah 2 tahun dari perpisahan menyedihkan itu " aku nggak bisa ngelupain semuanya......aku udah coba vaa,,, tapi nyatanya hatiku masih tetep menginginkan kamu Ivanka! Aku harus gimana lagi vaa" ucapnya sambil memegang kedua tangan ku dan air mata itu semakin deras mengalir.

Aku memalingkan wajahku agar dia tidak bisa menatap mataku, sebenarnya aku yang tidak sanggup menatapnya, karna saat aku melihat manik yang sangat ku rindukan itu aku yakin hatiku akan goyah dan mulai mengharapkan hal yang sangat menyakitkan " lan kita udah pisah udah nggak ada yang perlu dilakuin lagi Alan " ucapku sangat pelan agar suara yang bergetar tak terlihat seperti menahan tangis " kita cuma perlu mengikhlaskan kepergian satu sama lain " lanjutku. Alan melapas tangan ku dia mengusap wajahnya dengan dua telapak tangannya " AKU NGGAK PERNAH IHKLAS VAA, NGGAK AKAN PERNAH!!"  Dia berdiri dan terisak lalu berlutut dihadapan ku " pada kenyataannya kita cuma terbiasa tanpa kabar, KITA PAKSA HATI KITA BUAT MENERIMA HAL YANG NGGAK PERNAH KITA MAU " aku hanya menangis melihat dia yang menangis sambil berlutut di hadapan ku " tapi kita beda laan " ucapku sambil berdiri ,lalu Alan bangkit dari sana dan menatap ku dengan mata yang penuh air menyedihkan dan suara bergetar itu terdengar lagi " tapi kita biasakan bersama ada jalannya vaa " ucapnya dengan suara pelan yang terdengar sangat putus asa , " aku bisa masuk Islam vanka , aku bisa berucap syahadat " lanjutnya yang membuat mataku membulat sempurna dengan ucapannya" KAMU GILA LAN !!" ucap ku dengan perlahan mundur , Alan yang melihat aku mundur lalu memegangi kedua pudak ku dan berkata lagi " IYA .... AKU EMANG UDAH GILA VAA, AKU GILA SELAMA DUA TAHUN AKU SLALU NGOMONG SAMA FOTOMU, AKU EMANG UDAH GILA!....." Ucapnya sambil menggoyangkan pelan bahuku. " ALAN PAPA KAMU ITU PENDETA DAN AYAHKU ITU USTADZ, MERKA NGGAK AKAN PERNAH SETUJU JALAN MANAPUN SELAIN PERPISAHAN KITA!"  Jawabku dan menghempaskan tangannya yang ada di pudakku " kamu nggak bisa ambil aku dari Tuhan ku, dan aku nggak akan bisa bantah orang tua ku" ucapku yang akhirnya menjadi isakan yang yang sangat pilu.

Alan tetap menangis sambil memandangku , sedangkan aku yang masih berpegang pada meja agar tak hilang keseimbangan. " udah lan..... Kita jalani aja kaya apa yang ada , kayak dua tahun yang kita lewati tanpa saling bertemu " ucapku pada akhirnya meminta Alan agar mengikuti apa yang ku katakan. Alan terdiam di posisinya melihat ku dengan pandangan kosong seloalah berpikir apa yang sebenarnya terjadi......setelah itu Alan tersadar dan menggenggam tangan ku " oke aku turuti mau kamu tapi tolong jangan paksa aku untuk melupakan perasaan ini , biarkan dia terus tumbuh di hatiku walau akhirnya menyakitiku tapi aku mau itu vaa, aku akan anggap hubungan dan perasaan kita sebagai sebuah kesalahan sebuah kesalahan yang sangat indah a beautiful mistake yang nggak akan pernah aku lupakan " ucapnya lalu pergi dan keluar dari caffe itu.

Aku melihat bayangannya semakin menghilang di telan gelapnya malam , lalu temanku menghampiri ku dan memeluku aku menangis sejadi jadinya dan juga berterimakasih pada temanku karna tidak bertanya apapun. Kami pulang setelah aku sedikit tenang lalu hari itu benar benar menjadi sebuah kesalah , kesalahan yang indah seharusnya kami tidak bertemu agar perasaan ini lama lama akan semakin samar dan menghilang, namun apa yang terjadi setelah hari itu adalah perasaan yang semakin besar dan semakin dalam rindu ini juga semakin menyiksaku, tapi membiarkannya. Membiarkan beautiful mistake itu tumbuh semakin besar hingga masing masing tuhan kami menunjukan seseorang yang bisa menggantikan masing masing dari kami.

22 KesedihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang