my dirty family

0 0 0
                                    

Aku mencoba untuk tidur dengan memperbesar volume musik yang kuputar dari ponselku, namun tetap saja suara pertengkaran mereka masih terdengar mengacaukan malamku. Sial... Aku hanya ingin istirahat malam ini, kata ku dalam hati sambil menahan tangis. mereka terus saja bertengkar karna masalah ayahku selalu pulang terlambat dan jarang tidur bersama ibuku.

Aku tidak tahu masalah mereka, tapi ayolah anak kalian ingin istirahat, aku memaksa mataku untuk terpejam dan memaksa otakku untuk tidur, dan akhirnya berhasil.

Ke esokan paginya aku terbangun dan segera mandi untuk bergegas ke sekolah, di meja makan aku mengolesi rotiku dengan selai coklat seperti biasa , lalu ayahku turun dari lantai atas dan duduk di meja makan dan ibuku membuka obrolan “ kenapa masih pulang?, Memangnya masih ingat kalau punya rumah? “ tanyanya dengan nada ketus yang seketika membuatku tak jadi menggigit roti ku “ apasi maa...? Papa itu jarang pulang Karna perjalanan dinas maaa, mama tau apa si? Tiap papa pulang bukanya di sambut pasti selalu marah marah!?” jawab ayahku yang mulai kesal dengan pertanyaan ibuku sedangkan aku hanya menurunkan pandangan dan melahap roti tadi dengan paksa.

Sialnya mereka belum berhenti padahal aku sudah hampir menangis di meja makan “ ya kalok papa nggak suka denger mama marah marah ya harusnya tau supaya istri nggak marah tu Gimana?, Bukan Cuma pulang bawa duit Trus ngilang” papa ku yang selalu emosi seperti biasa pasti akan menjawab dengan kasar “ memangnya kamu pikir mudah bekerja? Kalau tau kamu seperti nggak Sudi aku dulu nikah sama kamu!” kata ayahku sambil berjalan meninggalkan meja makan lalu ibuku mulai menangis sambil berbicara tidak jelas “ dia pikir aku tidak menyesal menikahinya” aku hanya menelan paksa semua roti yang ada di mulut ku lalu meletakkan sisanya dan meminum susu yang sudah di siapkan oleh pembantu kami.

Aku berangkat di antar supir kami, jika kalian pikir aku punya supir dan pembantu maka aku punya teman kalian salah. Saat aku sampai di sekolah dan berjalan di koridor menuju ruangan kelas ku seseorang menjambak rambutku “ hei anak pungut apakah orang tuamu datang? sudah tiga tahun kan sekolah selalu mengadakan pertemuan wali murid? Dan dari sekian banyak siswa hanya orang tuamulah yang tidak penah hadir” ucapnya sembari melepas tarikannya pada rambutku dengan kasar dan teman yang lain hanya tertawa sambil melihat ku dan aku diam lalu pergi ke kelasku tanpa menghiraukan mereka seolah peristiwa tadi tidak pernah terjadi.

Setelah bel istirahat berbunyi aku ke taman belakang sekolah dan menelfon ayahku tuutttt tutttt dan setelah 3 kali aku menelponnya akhirnya diangkat “ ada apa? Cepat papa sedang sibuk! Awas saja hanya membuang waktu!? “ katanya dengan nada kasarnya “ pa besok pertemuan wali murid, papa hadir kan?Kiara kan udah mau lulus pa, ini tahun terakhirnya Kiara” ucapku dengan ragu Karna selama ini ayahku tidak mau menghadiri acara apapun bersama ku bahkan saat kelulusan ku di SMP kemarin “ Kiara ! Papa sibuk! , Memangnya kalau papa kesana dan meninggalkan rapat penting papa, papa bisa biayain kamu sekolah? Enggak Kiara! Coba kamu bersikap dewasa jangan egois mama kamu kan bisa kenapa harus papa ?” Aku meneteskan air mata namun aku tetap bungkam aku takut jika aku bicara lagi ayahku akan semakin marah “ sudah papa tutup dulu telfonnya, papa mau rapat”. Dan tuutt suara panggilan berakhir.

Aku berjongkok dan melipat tanganku di atas lutut untuk bersandarnya kepalaku, aku menangis sambil menggenggam hp yang layarnya masih menunjukkan log paggilan yang baru saja berakhir aku menangis sangat lama sampai aku tidak sadar bahwa bel sudah berbunyi, aku terlambat masuk kelas.

Saat aku memasuki kelas murid lain berkata “ hukum aja buk dia itu sengaja nggak mau masuk kelas buk” “ iya dia tu sengaja di lama lamain buk dikantinnya, biasalah di rumahkan nggak pernah makan” “ iya makanya kurus kayak tulang jalan” dan suara tawa orang orang itu menggema dan guruku hanya diam lalu berkata “ berdiri didepan kelas sampai pelajaran saya selesai! “ perintahnya tanpa mau mendengar penjelasan ku.

Setelah pulang sekolah aku bicara pada ibuku ,aku benar benar mengumpulkan keberanian ku” maa besok pertemuan wali murid mama mau hadirkan?” tanya ku dengan suara kecil yang di jawab dengan suara bentakan dari ibuku “ Kiara kenapa baru ngomong! Kamu ini kebiasaan ya selama 3 tahun, kalok ada acara apa apa selalu mendakak, kamu pikir mama ngga ada kerjaan ya? kamu pikir mama Cuma diem di rumah gitu? Besok mama ada acara!, mama nggak bisa Dateng ! “ ucapnya lalu pergi dengan mobilnya. Aku berdiri mematung di tempatku berdiri, aku ini anak mereka kan ? Aku bagian keluarga kan? Kenapa mereka selalu seperti ini, lalu aku berlari kekamarku dan menangis.

Saat makan malam tiba entah kenapa ayahku sudah pulang dan kami semua duduk di meja makan baru saja aku berfikir keluarga ku membaik tiba tiba ayahku bicara yang membuat mataku membulat dan jantungku serasa berhenti “ kita pisah saja maa.....aku udah nggak tahan sama kamu!” aku membelalakkan mata menatap ayahku “ ohhh pasti Karna sekretaris kamu itu? Emang dasar aja cwek nya gatel kamunya juga ganjen” jawaban ibuku yang seolah olah sudah lama mengetahui perselingkuhan itu “ KAMU NGGAK BERHAK MENHINA SEKRETARIS KU! “ bentak ayak ku atas perkataan ibuku tadi tentu saja ibuku tak mau kalah “ WAHH BERANI YA KAMU BENTAK AKU!? OKE KITA CERAIII!!!!” ucap ibuku lalu masuk ke kamar nya dan keluar membawa koper nya “ mulai sekarang aku nggak Sudi di rumah ini lagi “ katanya lalu pergi meninggalkan kami di meja makan.

Ayah ku? Ayahku hanya hanya diam setelah kepergian ibuku sambil memijat pelipisnya “ masuk ke kamar Kiara! “ Perintah ayahku lalu aku berdiri tapi sebelum aku kekamar aku mengeluarkan isi hati ku saat itu pertama dan terakhir kalinya aku mengatakan perasaan ku dengan jujur “ AKU JUGA MENYESAL KENAPA DULU KALIAN MENIKAH DAN MELAHIRKAN AKU?, KENAPA KALIAN SEPERTI INI DI HADAPAN KU? AKU HANYA ANAK REMAJA BERUSIA 18 TAHUN! APA KALIAN PERNAH MEMIKIRKAN PERASAAN KU!” ucapku di barengi dengan isak tangis dan suara yang nyaring, yang membuat seluruh pekerja di rumah kami terpaku “ jika aku di beri pilihan lagi oleh tuhan aku tidak akan memilih keluarga yang lain, tapi aku akan memilih untuk tidak pernah dilahirkan! “ setelah itu aku tidak tahu apa yang ayah ku  lakukan yang aku tau hanya ayahku terkejut dengan perkataan ku.

Setelah itu aku berlari ke kamar dan aku menangis menangis sejadi jadinya, aku menangisi kehidupanku, keluargaku, semuanya, semuanya tentang diriku adalah penyesalah terbesar yang aku sesali aku bahkan sudah menyerah utuk segala hal.....


22 KesedihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang