sahabatku yang baik?

1 0 0
                                    

Hari ini aku dan teman ku akan mengadakan acara reuni tapi ada yang aneh kenapa hanya Naila yang mengundangku? Dan kenapa aku tidak di masukan ke dalam ruang obrolan group , tapi aku positif thinking mungkin mereka tidak memiliki nomorku.


Aku bersiap dengan baju yang menurutku paling bagus aku memakai setelan blouse berwarna putih yang bagian depannya ku masukan kedalam celana panjang berwarna hitam yang menurutku sedikit ketat tapi tiba tiba aku menerima pesan dari Naila *Fiona kita pakai anting couple persahabatan kita yaa...* Ajaknya yang aku balas dengan kata iya lalu aku mengikat rambutku dan memakai anting couple persahabatan ku dan Naila.


Setelah sampai ditempat yang dijanjikan aku sangat senang karna ini kali pertama kami mengadakan reuni setelah beberapa tahun kami berpisah, namun saat aku tiba bukan sambutan hangat yang ku terima tapi tatapan terkejut dan tatapan aneh yang mereka suguhkan. Untung saja Naila langsung menyapaku dan mengajak ku duduk di sebelahnya


Dan kami mengobrol tapi beberapa kali mereka menanyakan pertanyaan aneh padaku “ Fiona bagaimana apakah kau sudah punya pacar?” ucap salah satu temanku yang di sambut tawa oleh yang lain, sedangkan aku hanya tersenyum canggung untuk menanggapi pertanyaan itu lalu salah satunya bertanya lagi “ hei Fiona kau tidak mau memperbaiki fashion mu ?” tanyanya yang lanjutkan oleh teman ku yang lain “ iya , memang kau nggak malu kesini dengan dandanan begitu?” yang langsung dicubit kecil oleh yang lain “ hentikan itu sudah kelewatan! “ ya walau hanya berbisik tapi aku tetap mendengar, aku merasa ingin menangis tapi aku takut jadi aku memutuskan untuk ke toilet


Di ats toilet duduk yang sudah kututup aku menangis sambil membungkam mulutku sendiri Karna takut mengeluarkan suara ' kenapa mereka begitu?, Meski hanya bercanda hatiku sakit sekali.....  Aku juga tidak melakukan kesalahan?’ lalu saat aku sedang menahan tangis itu ku dengar suara langkah kaki beberapa orang masuk setelah mendengar suaranya ternyata mereka teman teman perempuan ku yang merapihkan kembali dandanan mereka .....ahh rupanya Naila juga bersama mereka
“ kenapa kau mengundang dia kesini Naila?”
“ iya bukankah sudah 3 kali kita mengadakan reuni dan kita tidak pernah keberatan saat tidak ada kehadirannya?”
“ Hahh.... Memang kau ini Naila , kenapa juga kau masih berteman dengan dia? Lihatlah gayanya sangat jauh darimu kau yang feminim cantik sedangkan dia ahhh membuat nafsu makan ku hilang”
‘Cukup aku tidak kuat lagi mendengar semua itu’ ucapku dalam hati namun yang semakin membuat ku hancur adalah jawaban naila
“ ya mau bagaimana lagi , aku kasihan padanya dia bahkan sering aku belikan makanan ya walau hanya sebuah traktiran , itu juga tidak terlalu sering” yang di jawab “ wah wah wah baik sekali Naila kami ini , kau ini seperti malaikat yang jatuh kebumi untuk menolong orang orang”..... Ucap mereka lalu kembali ke meja tadi
“ba-bagaiman bisa d-dia berkata seperti itu?, Aku yang sering mentraktir dia, aku juga yang sering membuatkan sarapan lalu mengantarkan ke apartemen nya ,tega sekali dia .....” aku tak tahan dengan ini , aku keluar dari dalam kamar toilet itu dan bercermin ku tatap diriku sendiri dan aku sadar
Ternyata mereka bukanya tak pernah mengadakan reuni tapi mereka tidak pernah mengundang ku & dan kali ini bukanya ingin mengundang ku tapi mereka ingin mengolok olok aku dan Naila dia bukan menganggap ku sahabat tapi dia menjadikanku alat agar dia terlihat lebih baik di hadapan teman teman yang lain


Aku keluar dari dari sana dan menghampiri mereka di meja makan dan aku langsung bertanya “ Apa manksud kalian seperti?, Aku juga teman kalian! Kenapa kalian selalu merendahkan aku? Kenapa? Apa aku punya kesalahan hingga kalian membenciku sampai seperti ini? “ namun tidak ada yang menjawab dan mereka hanya menatapku dengan tatapan marah dan juga menghina “JAWAB!” teriak ku yang akhirnya di jawab oleh mereka “ kau ini menganggap dirimu penting ya?” “ memangnya kau pikir kau itu siapa?” “ iya benar, jika bukan karna Naila yang mengundang mu kamu juga tidak Sudi mengundang!” 


Kata kata mereka terngiang di telingaku seperti suara petir yang bersahut sahutan dan saat aku melihat Naila dia juga memandang ku dengan tatapan menghina hatiku hancur .....tidak bukannya hati ku tapi hidupku.dan mulai hari ini aku tidak akan mempercayai siapapun selain diriku sendiri

22 KesedihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang