Bagian 19 : Pusaka Yonaguni

29 3 9
                                    

Disebuah kuil yang tenang, seorang lelaki yang berpenampilan rapih dan anggun sedang menguntai sebuah manik manik yang terbuat dari batu. Ia begitu bosan dengan kehidupan dan hari-harinya di kuil namun tak bisa berbuat apa-apa karena ia adalah seorang titisan dewa.

Dia adalah Inoo Kei, ia dijuluki Mikoto-sama yang artinya pemimpin dan pelindung. Ia adalah orang yang memiliki kekutan dewa laut untuk menjaga desa Yonaguni, desa yang ada didasar laut.

"Mikoto-sama, silahkan teh nya" ucap Yabu yang kini menyajikan sebuah teko bermotif kucing kuno dihadapan sang Dewa

"aku tidak suka dipanggil Mikoto-sama"

"maafkan aku, rasanya aneh jika harus memanggilmu dengan nama aslimu hehe, baiklah Inoo-chan silahkan tehnya" sambung pria yang sedikit lebih tinggi itu. Inoo menghentikan untaiannya, kedua pipinya bersemu merah karena sejak serratus tahun terakhir tak ada yang memanggilnya 'Inoo-chan' seakrab ini

Inoo kemudian tersenyum tipis dan mencicipi tehnya, sedikit sepat namun sangat wangi. Inoo cukup terkesan dengan kemampuan Yabu membuat minuman. Walau ini adalah hari pertamanya di kuil, Yabu sudah sangat sigap mengerjakan pekerjaan kuil tanpa diminta.

"terima kasih" ucap Inoo pelan

"untuk apa?"

"sudah menganggap aku manusia"

Yabu tersenyum dan kini mengambil posisi duduk disebelah Inoo, ia kemudian berkata "kau lucu, banyak orang yang menginginkan menjadi titisan Dewa agar dihormati. Tapi kau malah tak suka dipanggil dewa"

Inoo tak menjawab, apa yang dikatakan Yabu memang benar, ia tak ingin menjadi dewa. Ia tak ingin berada di posisi yang merepotkan hidupnya seperti ini.

"satu-satunya hal yang kubenci adalah memiliki umur yang panjang" ucap Inoo

"aku mengerti, dulu aku berfikir orang yang berumur panjang adalah idaman. Tapi saat istriku meninggal aku berfikir bahwa aku ingin segeera menyusulnya. Hari hari terlewati dengan rasa ingin mengakhiri hidup bukanlah hal yang mudah. Aku mengerti kau yang berumur panjang pasti lebih menyakitkan karena sering melihat orang orang yang kau sayangi pergi meninggalkanmu lebih dulu"

"Jika aku lebih dulu mati, daripada Ryu. Bolehkah aku menitipkannya padamu Yabu? Aku sangat menyayanginya" Tanya Inoo dengan tatapan yang penuh harap. Yabu kemudian semakin mendekat dan menggosok punggung lelaki itu dengan lembut

"ssttt sudah sudaah, tak apa. Jangan bicara yang aneh-aneh"

-00-

"aku akan mengerti jika saja kau menceritakan sesuatu padaku. Jadi, apa yang terjadi pada kau, aku dan kedua orangtua kita... tolong ceritakan padaku Ryu-nii"

Ryosuke bangun dari tidurnya dan duduk bersila menghadap saudaranya, ia membutuhkan penjelasan itu pagi ini juga

"bagaimana kabar ayah?" Tanya Ryunosuke tanpa menjawab pertanyaan sebelumnya

"jangan mengalihkan pembicaraan Ryuu-nii"

Ryunosuke tersenyum geli, sepertinya dia memang tidak bisa lagi menghalau rasa penasaran adik laki-lakinya itu

"baiklah Ryosuke, akan aku ceritakan sebuah kisah. Kisah kelam dan gelap kedua orangtua kita dan kedua makhluk bumi yang berbeda asal muasal"

Ryosuke mendengarkan dengan mata yang tajam. Tangannya mengepal dn sedikit gemetar. Ia menjadi satu-satunya orang yang tak tau akan kisah kelam yang dimaksud oleh kakaknya itu.

"pada zaman dahulu, kita hidup dengan sebuah aturan. Makhluk laut, mereka bisa bernafas dan hidup dibawah air dan makhluk darat yang bernafas dan hidup didaratan. Perbedaan yang awalnya dapat diterima dengan hidup berdampingan akhirnya runtuh karena sebuah tragedi hilangnya senjata pusaka penduduk yonaguni, desa bawah laut"

"lalu? Apa manusia darat yang mencurinya?" Tanya Ryosuke

"entahlah, tapi sepertinya penduduk Yonaguni sendiri yang membawanya pergi dengan dibantu oleh kekasihnya yang merupakan manusia darat" Ryu berdehem sebentar lalu kemudian melanjutkan ceritanya

"dewa laut yang marah besar menghancurkan karang, membangun sebuah dinding pembatas untuk menjauhkan penduduk laut dan darat.kita tak boleh berhubungan dan saling jatuh cinta. Jika sampai itu terjadi Dewa laut akan mengutuk siapapun yang melanggar aturan alam ini. Dan itu adalah apa yang dilakukan oleh kedua orangtua kita"

Kening Ryosuke berkerut, selama ini ingatannya akan sang ibu memang pudar. Entah kenapa sejak ecil ia hanya mengingat ayahnya tidak dengan ibunya.

"Ibu kita adalah penduduk Yonaguni, dan ayah kita adalah penduduk darat. Mereka jatuh cinta. Ibu melarikan diri mengikuti ayah. Karena tak mungkin ayah bisa hidup dibawah sana, sementara ibu bisa hidup diatas sini asalkan ada air garam untuk berendam. Ibu kita mengalah dan meninggalkan Yonaguni. Mereka kemudian menikah dan memiliki dua anak laki-laki yang kembar. Mereka memberi nama kedua anak itu dengan nama Ryunosuke untuk si kakak dan Ryosuke untuk si adik"

Ryosuke mulai berkaca-kaca mendnegar penjelasan kakaknya, rasanya ia ingin segera menceburkan diri ke laut, hatinya begitu sakit mendengar hal ini karena ia sama sekali tak bisa mengingat bagaimana rupa ibu mereka.

"apa yang terjadi selanjutnya? Katakan padakuu" Tanya Ryosuke dengan tidak sabar

"Dewa Laut mendatangkan bencana yang sangat besar dan tiidak akan behenti sebelum Ibu kembali ke Yonaguni dan mengorbankan anak keturunannya pada sang Dewa. Tentu saja ibu tak mau menyerahkan kita. Anak yang sangat disayanginya. Ia meminta memohon, melakukan berbagai ritual untuk meminta pergantian pengampunan hingga Akhirnya..."

"akhirnya?"

"akhirnya sang Dewa hanya meminta satu anak untuk menjadi abdi sang dewa selama hidupnya dan menerima sebuah kutukan. Kedua orangtua kita mengorbankan aku. Kakakmu. Mengorbankan aku agar semuanya baik baik saja, mengorbankan aku salah satu anak mereka daripada harus mengorbankan kedua nya"

Ryu terdiam sejenak. Ia benci jika harus menceritakan semuanya dari awal lagi Karena terasa seperti menguak luka yang lama sudah tertutup

"mereka pikir aku adalah anak yang kuat, mereka pikir aku adalah sosok kakak yang harus selalu mengalah. Setiap hari aku harus mengurus kuil. Melayani dewa. Membantu penduduk desa. Aku harus menjalakan hukumanku. Setidaknya masih diberi kesempatan hidup, walau dengan sebuah kutukan"

"kutukan apa itu?"

"Dewa mengambil rasa cinta pada diriku"

"hah maksudnya ?"

"aku tak dizinkan untuk jatuh cinta, entah bencana apa yang akan kita dapatkan jika aku melanggarnya. Dewa mengambil rasa cinta yang ada didalam diriku. aku adalah keturunan dari seorang pembangkang aturan karena cinta. inilah kutukan yang harus aku terima. aku takbisa dan tak boleh jatuh cinta" jelas Ryunosuke dengan tatapan yang tajam pada adik laki-lakinya

"HAH ??"

-00-

"lapor kapten titik kordinatnya sudah kami temukan sepertinya berada disekitar laut kepulauan setouchi" ucap seorang awak kapal pada kaptennya yang kini sedang melihat layar computer super besar yang menampakkan berbagai peta titik kordinat laut

Sang kapten tersenyum penuh kemenangan, gigi gingsulnya Nampak berjajar dengan tak rapi namun semakin membuatnya terlihat manis

"kita akan jadwalkan observasi kesana , akhirnya kita bisa membuktikan keberadaan kota bawah laut Yonaguni. Jika kita bisa mempublikasikannya, aku yakin kita akan mendapat apresiasi yang besar dari negara"

"siap kapten Hikaru !"




bersambuuuuung 💗💗💗

terima kasih teman teman yang sudah membaca cerita ini 🤗🤗

The Secret Of WaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang