Chapter 7 : Benci

1K 122 55
                                    

"Lawan lah? Kenapa diam saja?"

"Ugh... "

"Cuma bisa andalkan kekuatan ya? Ngga bisa main fisik?"

Sekarang di lorong sekolahan yang tidak terlalu sepi, masih ada beberapa siswa yang lewat, Solar terpojokkan oleh tiga siswa yang sering membulinya. Mereka adalah anak kelas tiga, sementara Solar adalah anak kelas satu.

"Dia ngga berani tembak manusia pake kekuatan, nanti abangnya marah"

"Oh bagus dong, sekalian aja biar dimarahin abangnya sama guru karna ngehancurin sekolah"

"Adu fisik doang bisanya, adu otak ntar ketar ketir" balas Solar

"Sombong kau ya"

Hampir saja tangan besar mengepal itu mengenai wajah Solar, hingga tangan seseorang datang tepat mengenai wajah orang itu.

BRAK!

"WUHUU!! HEADSHOT!!" Sorak Blaze yang menonton dari kejauhan

"Anj*r, baru sekali pukul langsung turu?" Taufan mengelap tangannya yang digunakan untuk memukul

"Ngajak baku hantam lu?"

Kedua teman siswa kelas tiga yang tidak terima karna dipukul oleh adik kelasnya mencoba membalas kan dendam dengan memukul balik Taufan. Namun, sulur-sulur berduri berhasil mengikat mereka.

"Maaf nih kak... Tidak boleh berkelahi di sekolah, membuli orang juga tidak boleh" Duri

"Lah? Biarin aja Duri, biar mereka bisa ngerasain pukulan ku sekalian" Blaze

"Blaze ngga boleh gitu" Duri

"Repot juga sih kalau ketahuan Gempa, dah lah ke kantin aja" Taufan

Solar pun berdiri dari tempatnya dan membuntut dibelakang TTM atau lebih tepatnya di belakang Taufan.

"Kakak menolong ku?" Solar

"Apa maksud omong kosong mu itu?" Taufan

"Lalu?"

"Kau lihat plaster di pipi ku ini? Tadi pagi dia ngajak ribut mulu, mumpung ada momen ya kupukul aja sekalian"

"Tapi aku tetap berhutang budi"

"Ya... Tinggal jangan bilang masalah ini ke Gempa atau ke Hali, cukup lu diem aja"

Sesampainya di kantin...

"Muka lu napa banyak yang bonyok gitu?" Halilintar

"Nah itu, pagi pagi dah dateng ke UKS minta plaster" Ice

"Ngga, gua cuma jatuh pas naik skateboard" Taufan

"Tumben Solar bareng TTM, biasanya juga pusing kalau diganggu mereka" Gempa

"Ini... Cuma kebetulan aja"

Tak berapa lama, Blaze dan Duri datang membawa makanan ringan. Itu semua adalah pesanan kakak-kakak nya sebelum mereka ke kantin. Tentu saja mereka sebelumnya dihubungi melalui handphone.

Enak ya punya adek, bisa dijadiin babu. Dirumah Auth juga punya satu kok, kalian ada ngga? Atau kalian yang jadi babu kakak kalian?

"Kira kira kalau kita kembali ke dimensi itu lagi suatu saat nanti, pasti rasanya berbeda ya?" Taufan

"Duri udah benar-benar lupa, seingatku Duri tidur dan bangun saat diperlukan" Duri

"Kita semua juga sama" Blaze

"Yang sering keluar Kak Hali, Kak Taufan, sama Kak Gempa" Duri

"Jangan iri gitu dong, soalnya memang kita bertiga yang muncul sebelum kalian" Taufan

Baby LiungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang