Chapter 8 : Balas Dendam

910 128 45
                                    

Dilapangan luas ini, ditengah-tengah sudah berdiri TTM dan tiga kakak kelas rese-nya. Mereka saling berhadapan satu sama lain dengan tatapan penuh benci.

Karna sedang kondisi pulang sekolah, lapangan ini menjadi sepi dan hanya ada beberapa siswa yang menunggu untuk dijemput.

"Mau apa ngajak kita ke sini?" Taufan

"Buat ngasih pelajaran lah... Apalagi emangnya?" Azki

"Ngga terima kalah" Blaze

"Kalian aja yang curang, kalian kan punya kuasa" Rei

"Jaga mulut lo, walau kita ada kuasa kita ngga pernah pake buat nyakitin manusia" Taufan

"Memang ada bukti?" Dion

Taufan mengangkat tangan kirinya kemudian melepaskan jam tangan nya. Jam tangan tersebut dimasukkan ke dalam tasnya kemudian dilempar begitu saja ke tepi lapangan, itu diikuti oleh Blaze juga kecuali Duri.

Sebenarnya jam tangan itu hanyalah pengalihan. Para Elemental terlahir dari kekuatan murni jam kuasa utama. Jadi walaupun mereka melepas jam tangan tersebut tidak ada pengaruh apapun. Tapi setidaknya kakak kelas percaya dengan hal tersebut. Lagipula mereka tidak ada niatan untuk memakai kekuatan.

"Kau tidak lepas juga?" Dion

"Untuk apa? Duri aja ngga paham kalian mau ngapain" Duri

.
.
.

Ditempat lain, Rean berlari sekencang mungkin ke ruangan OSIS. Ia tahu disana sedang rapat OSIS, tapi ini keadaan darurat.

"GEMPA! GAWAT!!" Rean berteriak di ambang pintu

"Tenanglah... Ada apa?" Jawab Gempa yang sebenarnya sedang berdiri di depan semua orang

"Taufan sama adik mu di ajak berantem sama kakak kelas"

Halilintar yang awalnya duduk di paling ujung ikut berdiri dan berjalan kedepan. Tak lupa Ice yang sedang tertidur ditengah rapat OSIS tersebut ia seret juga.

"Ayo temui mereka" Halilintar

"Bagaimana dengan rapatnya?" Kata gadis berhijab merah muda

"Ah Yaya, kamu teruskan saja, dokumen nya di atas meja" Gempa

Keluar nya dari ruangan tersebut, Solar berjalan kearah mereka.

"Ini pada mau kemana?" Solar

"TTM, kayaknya bakal berantem sama kakak kelas" Rean

"Duri juga?!"

"Ngga yakin sih kalau dia bakal ikut"

.
.
.

Kembali ke tempat awal, semuanya bersiap mengepalkan tangan dan meregangkan otot sendi mereka.

"Bukannya mundur malah maju, dek.. dek" Azki

"Bac*d lo, sekali pukul langsung turu" Taufan

"Kasih headshot aja kak, biar pingsan lagi" Blaze

"Gitu juga boleh, biar cepet" Taufan

"Pede amat lu, coba aja belom" Dion

Kesamping kan mereka, Duri sedang berdiri di tepi lapangan menjaga tas-tas mereka yang dibuang sembarangan. Tak lupa ia memakan somay bakarnya sambil menonton kedua saudaranya. Ia bahkan tak tahu apa yang akan dilakukan mereka.

Rei yang melihatnya ikut menghampiri dan menyomot somay bakar yang dipegang oleh Duri. Tapi Duri tak mempermasalahkan nya sama sekali.

"Lu ngga ikut?" tanya Rei sembari memakan somay bakar

Baby LiungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang