10

304 31 2
                                    

Hari yang indah untuk memulai perjalanan.

"Hei Jiss, udah lama?".

Taehyung menyapa Jisoo yang terlihat begitu cantik dengan dress motif bunga. Mereka memang akan pergi mengunjungi Ibu Jisoo dengan berbekal alamat yang tertera di surat.

"Come on Jisoo! jangan khawatir eoh... semua akan baik-baik saja", Taehyung menarik tangan Jisoo untuk segera naik ke jok motornya. Setelah gadis itu naik Taehyung masih saja belum memulai pergerakannya.

"Tae... kenapa diam saja? ayo berangkat".

"Tidak... sebelum kau memelukku", Tae menyeringai sambil menatap wajah Jisoo lewat pantulan spion motornya.

"Hm... baiklah, baiklah.... ayo", Jisoo mendekatkan tubuhnya dan melingkarkan kedua tangan di pinggang pria itu.

"Aye Aye Jichu...", dengan senyuman mengembang Taehyung bergerak memulai perjalanan.

2 jam berlalu tanpa ada pembicaraan sampai akhirnya mereka tiba dihadapan sebuah rumah yang sesuai dengan alamat. Halaman luas, udara sejuk dan pemandangan indah. Benar-benar masterpieces.

"Jadi disini", batin Jisoo.

"Ei... Apa kau tak akan turun dari motorku? ", Tanya Taehyung.

Tanpa menjawab Jisoo bergegas turun dari motor pria itu, dan segera melangkahkan kakinya memasuki halaman rumah di hadapannya secara perlahan. Ada perasaan yang sulit diungkapkan gadis itu.

"Hei nak, mencari siapa?".

Jisoo memutar badannya menatap Taehyung yang masih bersandar di motornya. Ada keraguan yang tersirat dari manik mata gadis itu.

"Tak apa, temui lah dia", Taehyung berjalan mendekat ke arah Jisoo dan mengusap lembut surai legamnya berusaha meyakinkan gadis itu.

"Hei nak, Kau ini sia... pa..".

Saat  Jisoo berbalik, wanita paruh baya itu sudah berada tepat dihadapannya. Keduanya sama-sama terkejut bahkan wanita itu sudah berlinang air mata.

"Anakku... Anakku... Kau anakku ", Catherine menghujani ciuman di seluruh wajah Jisoo dan memeluknya sangat erat. Kerinduan jelas terpancar dari keduanya meskipun Jisoo tak membalas perlakuan ibunya itu.

***

Disinilah Jisoo dan ibunya.

"Umurku 19 tahun saat menikah dengan ayahmu, aku harus pindah ke Daegu. Ayahmu adalah pria yang sangat baik, tapi aku tak pernah bisa mencintainya".

Catherine mencoba menjelaskan semuanya pada putri semata wayangnya.

"Untuk waktu yang lama, aku merasa ada sesuatu yang hilang. Ayahmu sibuk dengan bisnisnya dan aku sibuk membesarkan putriku. Lalu satu hari aku bertemu Carlos, dan saat itulah,".

"You Fall in love", Jisoo meneruskan ucapan ibunya.

"Yess. I'm fall in love", ucap Catherine menatap Jisoo.

"Umurmu 4 tahun saat itu. Aku berusaha mengabaikan perasaanku. aku menahannya, tapi saat umurmu 12 tahun ,aku menyerah dan memilih pergi dengan Carlos. Maafkan ibu nak", jelas Catherine tanpa melepas pandangannya dari Jisoo.

"Kau tau, aku tak ingin punya anak selain dirimu, dan Carlos berkata dengan senyumnya bahwa kami tak perlu menikah, Dia tak butuh selembar kertas ataupun restu pendeta untuk hidup bersamaku. Dia gila sama sepertiku. Munkin itu sebabnya kami tak bisa hidup tanpa satu sama lain".

Catherine memandang Carlos yang tengah bercanda gurau dengan seorang lelaki tampan di halaman rumahnya, siapa lagi jika bukan Taehyung.

"Kau tak akan pernah bisa membahagiakan orang lain jika kau tak bahagia ".

Senyum tipis terukir dibibir Catherine sebelum,

"Bertahun-tahun aku membencimu".

Catherine mengalihkan pandangannya pada Jisoo. Perasaan bersalah terlihat jelas dimatanya.

"Itu memang kesalahanku".

"Tidak, kau tidak bersalah. Yang kau lakukan benar, Gadis umur 12 tahun munkin tak bisa memahami hal ini, tapi gadis 25 tahun bisa".

Catherine membulatkan kedua matanya mendengar perkataan anak gadisnya itu.

"I miss you mama... I miss you... ", Jisoo memeluk Catherine sangat erat dan menangis, betapa dia sangat merindukan ibunya itu.

"Hei... ada apa ini dear? ", Carlos tersenyum menghampiri kedua wanita yang sedang menangis sambil berpelukan.

"Apa kami mengganggu kalian?", Taehyung menimpali.

Kedua wanita itu menggelengkan kepalanya dan melepaskan pelukan mereka, Raut wajah bahagia terpancar dari keduanya.

"Oh ya sayang, Kau harus membawa semua ini", Catherine beranjak memasuki sebuah ruangan dan tidak lama kemudian wanita itu keluar dengan membawa 2 paper bag besar.

"Waaa... Ibu apa ini?", mata Jisoo membulat tak percaya.

"Ini adalah hadiah yang ibu beli dan surat yang ibu tulis setiap hari ulang tahunmu", jelas Catherine.

"Terimakasih ibu, aku akan membawanya".

Segera Jisoo berpamitan kepada Catherine dan diikuti Taehyung yang membawa 2 paper bag menuju motornya. Tak lupa Jisoo menghampiri Carlos.

"Thank you karena sudah mencintai ibu".

"Kau ini bicara apa, justru aku yang harusnya berterima kasih, bertahun-tahun aku melucu menggantikan dirimu, sepertinya sekarang aku bisa pensiun. Lihat lah! Catherine tak akan pernah berhenti tersenyum. Terimakasih anakku", Carlos mengusap surai Jisoo lembut.

"Hm.. bolehkah aku bertanya? ".

"Sure... ", Carlos tersenyum menatap Jisoo.

"Bukankah kau menunggu ibu selama 8 tahun tanpa harapan? Bagaimana kau bisa yakin atas cintamu itu?".

Carlos masih tersenyum tanpa melepaskan pandangan dari Jisoo.

"Jangankan hanya 8 tahun, jika itu ibumu, seumur hidup pun aku siap menunggu".

Jisoo terperanjat mendengar jawaban yang keluar dari mulut Carlos.

"Setiap cinta punya kesempatan. Aku sangat yakin atas cintaku. Jika Tuhan memberi kesempatan kita untuk merasakan cinta, maka ambil lah".

Hati Jisoo berkecamuk. Apa yang harus dia lakukan.

"Hei Jisoo... Ayoo", Taehyung melambaikan tangannya kearah gadis itu.

"Baiklah... ", Jisoo segera melangkah kearah Catherine.

"Ibu, aku pulang dulu".

"Baiklah... berbahagialah anakku".

"Dah ibu... Dah Om...", Jisoo berlari kecil kearah Taehyung yang sudah menunggunya sedari tadi.

***



















Selama Aku Hidup (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang