14

342 25 3
                                    

"Pastikan jaraknya".

Taehyung terlihat sibuk mengkoordinasikan timnya setelah tiba di lokasi penemuan bom.

"Nona Lisa".

"Ya pak, Lalisa siap untuk bertugas", ucap gadis itu sambil mengangkat sebelah tangannya membentuk gerakan hormat.

Taehyung hanya melihatnya dengan tatapan datarnya.

"Kehidupan ala tentara ini sangat menarik", gumam Lisa dengan senyum manisnya yang masih bisa didengar Taehyung.

"Dengar. Kau harus berada dibelakang barikade ini dan 350 m dibelakangku. Jika kau melanggar, kau akan ku kembalikan ke barak. Ada pertanyaan? ", Taehyung memberi penjelasan pada gadis itu sedangkan Lisa hanya terus tersenyum melihat pria tampan di depannya itu.

"Apa kau mengerti?", Taehyung bertanya lagi melihat Lisa yang sedari tadi hanya senyum-senyum tak jelas.

"Mmm.. Ya aku mengerti, Apakah aku boleh dengar musik dari Ipod ku?", tanya Lisa.

Mendengar itu Taehyung hanya memutar bola matanya malas, tanpa menjawab pria itu bergegas berbalik dan meninggalkan Lisa dibelakang barikade yang memang sudah terpasang disana.

"Hei jawablah. Boleh atau tidak?", Lisa berteriak tanpa mendapat respon dari Taehyung.

"Baiklah. Diam berarti boleh kan ya?", Lisa terkekeh sambil memasang earphone ditelinganya lalu dengan sengaja melewati barikade untuk mendapatkan gambar yang lebih bagus menurutnya.

***

"Bagaimana Suga?".

"Ini pak", Suga dengan atribut anti bom lengkap memberi hormat pada Taehyung dan mengarahkan pandangannya pada mobil di hadapannya.

"Astaga Topologi Bus", Taehyung berjongkok melihat bom berbentuk tabung banyak dengan kabel yang terletak di bagasi mobil itu.

"Suga, Amankah menonaktifkan penutupnya?", tanya pria tanpa atribut anti bom itu dengan serius, siapa lagi jika bukan Taehyung.

"Aman pak, sudah ku periksa", jawab Suga.

"Pasti ada sakelar lain. Suga, potong penutupnya berurutan",Taehyung memeriksa bom itu detail dengan Suga yang tengah mengikuti intruksinya.

"Baik pak".

"Kabel ini mengarah kemana?", ucap Taehyung yang masih berusaha mencari ujung dari kabel yang dia pegang.

"Belum tahu pak", jawab Suga yang masih sibuk memotong penutup.

"Akan ku periksa".

Taehyung menarik kabel itu perlahan menuju ke jok kursi belakang mobil. Dengan hati-hati dia membuka pintu belakang mobil.

"Turunkan jok ", ucap Taehyung pada Suga.

"Ok pak".

Perlahan dia menarik kabel itu yang ternyata tersembunyi di padang rerumputan yang dipijaknya.

"Pemicunya di temukan, Suga", Taehyung memberi aba-aba pada anggotanya.

"Hati-hati pak", ucap Suga.

Taehyung hanya mengangguk sekilas dan terus mencari ujung kabel yang sedang ditariknya.

"Lisa". Taehyung berteriak ketika tahu ujung kabel itu tersambung pada lempengan pemicu yang berada tepat beberapa langkah dari posisi gadis itu.

"Lisa". Taehyung berteriak untuk kedua kali karena Lisa masih asik merekam dan mendengarkan musiknya sedangkan langkah gadis itu semakin mendekati lempengan pemicu itu.

"Shitt", ucap Taehyung sebelum berlari kearah Lisa.

Lisa masih asik merekam tanpa tahu bahaya sedang ada didekatnya. satu langkah... dua langkah...

Tit. Pemicu terinjak. dan,

Duaaarrrrr......

Bom meledakkan pos penjagaan dibelakang gadis itu.

Tit...Tit...Tit...Tit...Tit...

bunyi alarm dari mobil-mobil yang ada di sekitar pos penjaga itu saling bersautan.

"Pak,Kau tak apa?", Namjoon dan Kai berlari menghampiri atasannya dan langsung memapah Taehyung berdiri.

Taehyung  berhasil menabrak tubuh Lisa tepat sebelum bom meledak dan membuat mereka terpental dengan posisi Taehyung mengukung Lisa dibawah tubuh kekarnya.

"Bagaimana denganmu Lisa?", Tanya Namjoon khawatir sedang Kai yang membantu Lisa untuk berdiri.

Lisa masih shock dan bingung dengan apa yang terjadi. Terlebih melihat Taehyung dengan banyak luka di tubuhnya dan sorot matanya yang menyiratkan kemarahan.

"Kau pikir kita sedang apa? Syuting film? atau melakukan petualangan yang akan kau perlihatkan ke teman-teman mu, hah?. Kita berurusan dengan bom disini. Hari ini karena mu, nyawa seluruh anggota timku terancam".

Taehyung melampiaskan kemarahannya pada Lisa. Dengan mata tajam dan dingin itu dia mengintimidasi Lisa yang sedari tadi menunduk dan terlihat ketakutan.

"A...aku mi...minta maaf", kata gadis itu terbata.

"350 m. Sudah ku peringatkan dari awal", Taehyung mengeraskan rahangnya. Dia benar-benar marah dengan gadis dihadapannya.

Gadis itu tetap diam.

"Pergilah. Kau tak akan ikut kami lagi", putus Taehyung.

"Tidak. aku tak akan pergi ", Lisa mencekal tangan Taehyung sebelum lelaki itu beranjak pergi meninggalkannya.

Taehyung menghela nafas panjang. Butuh kesabaran lebih untuk menghadapi gadis di hadapannya ini 

"Pergilah. Jalan di depan akan lebih berbahaya. Kau tak akan mampu menghadapinya", ucap Taehyung dingin.

"Mayor. Ini satu-satunya kesempatanku. akan ku atasi semuanya. ku mohon maafkan aku", jelas Lisa dengan mata berkaca-kaca.

"Lisa, Dengar. Kau gadis yang hebat dan juga berani , tapi medan ini tak mungkin untuk wanita atau bahkan pria yang tak terlatih. Lupakan saja film dokumenter ini", Taehyung berusaha menjelaskan dengan nada lebih lembut pada gadis itu sebelum dia membalik tubuhnya dan bergegas berjalan meninggalkan Lisa.

"Jika aku memaksamu melupakan Jisoo , Apa kau mau?", Lisa sedikit mengeraskan suaranya karena  terpancing emosi.

Mendengar nama Jisoo disebut, Taehyung membalikkan tubuhnya menghadap gadis itu. Raut wajah kerasnya berubah lembut.

"Setiap orang pasti punya hasrat. Jisoo itu hasratmu. Dan film tentang dirimu itu hasratku", Lisa menekankan suaranya.

"Kau tak bisa memaksaku. Aku tak akan pergi dan tak akan menyerah", ucap gadis itu sebelum melangkah  dan mendudukkan dirinya di mobil tentara  dimana Namjoon, Suga , dan Kai ada disana.

Taehyung tersenyum tipis melihat tingkah gadis muda dihadapannya. Ya, munkin dia akan memberi kesempatan untuk gadis keras kepala itu.

























Selama Aku Hidup (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang