Shafa melirik jam yang melingkar ditangan kirinya. Sudah hampir pukul 4 sore. Dengan segera dibereskannya beberapa alat tulis yang nanti akan dia bagikan buat anak anak TPQ. Shafa mematut dirinya sebentar didepan cermin. Membetulkan letak cadarnya yang sedikit miring. Setelah itu disambarnya totebag warna peach yang ada disampingnya, dan segera keluar kamar.
" Umi, Shafa berangkat dulu," Pamitnya sembari mencium punggung tangan wanita berusia 45 tahunan yang sedang sibuk di dapur.
" Ati ati yah sayang," Ucap Uminya sembari mengelus lembut puncak kepala Shafa.
" Berangkat sendiri?" Tanya Uminya lagi karena tidak mendapati Ismail disampingnya.
" Ismail lagi ada tugas, sok sibuk banget dia umi," Ucap Shafa sembari tertawa kecil.
" Ya udah, Shafa berangkat dulu nanti telat, kan Shafa mau jalan kaki," Umi mengangguk pelan, kemudian kembali pada aktifitasnya.
" Bismillahi tawakkaltu Alallohu, la khaula wala quwwata illa billah," Bisik Shafa pelan sesaat ketika melangkahkan kaki keluar dari pintu rumah.
***
Saat tiba dihalaman masjid dimana dia biasa mengajar anak anak mengaji seperti biasa anak anak akan berebut menyambut kedatangannya. Shafa tersenyum riang saat murid muridnya itu berebut bersalaman dengannya.
" MasyaAllah, gantian yah," Ujar Shafa sembari sibuk menyalami anak anak kecil yang sudah tidak sabar menunggunya.
Sementara disisi lain mesjid itu seorang pemuda sedang mengamatinya. Sudah beberapa hari ini pemuda itu jadi rajin datang ke mesjid karena ingin bertemu Shafa. Meskipun keberaniannya hanya sekedar menatap Shafa dari kejauhan. Kejadian beberapa waktu lalu membuat dia tidak bisa berhenti memikirkan Shafa.
" Kak, Shafa katanya mau kasih hadiah," Ucap farhan, pria kecil berusia 6 tahun yang sudah sangat fasih melafalkan Asmaul Husnah. Sama mengangguk perlahan.
" Sabar yah, nanti kak Shafa mau dengar kalian baca Asmaul Husna dulu, sudah siap?"
" Siaaapppp," Jawab semua anak anak dengan antusias.
" Baiklah, ayo dimulai, Ya Allahulladzi la ilaha illa anta, ya rahmanu.."
Mulai terdengar suara anak anak membaca Asmaul Husna memenuhi semua ruang masjid. Shafa tersenyum senang karena anak anak sudah mulai lancar menghapal nama nama Allah, meskipun belum seluruhnya.
" Alkhamdulillah, kalian semua pinter," Shafa mengacungkan kedua jempolnya.
" Nah, sekarang kak Shafa punya hadiah buat kalian, siapa yang mau?"
" Sayaaaa," Ucap semua anak serentak sembari mengacungkan jarinya.
" Baiklah diem dulu yah, nanti kak Shafa panggil satu persatu," Seketika suasana hening.
" Faqih," Shafa mulai memanggil satu persatu muridnya dan mulai membagikan hadiah hadiah yang dibawanya.
***
Setelah hampir satu jam lamanya akhirnya tugas dia mengajar mengaji selesai juga. Shafa memasukan beberapa peralatan tulis dan buku tilawah kedalam totebag peachnya. Sebuah pesan dari Ismail masuk keponselnya.
" Kak Shafa, maaf Ismail gak bisa jemput, kak Shafa pulang jalan kaki lagi yah "
Pesan Ismail ditandai dengan emot ketawa. Shafa mencibir, untung saja dia memakai cadar jadi gak ada yang tahu kelakuannya saat itu.
" Shaf," Tiba tiba sebuah tangan menyenggolnya dan itu membuat dia sedikit tersentak kaget.
" Astagfirullah, Finna, ngagetin aja," Finna tertawa geli melihat sahabatnya itu mengelus elus dada.
YOU ARE READING
Shafa
RomanceShafa seorang gadis periang, kehidupannya sama seperti kehidupan gadis remaja pada umumnya. Mempunyai kedua orang tua yang sangat menyayanginya, mendidiknya dengan kepahaman agama dengan sangat baik. Dia gadis yang bukan hanya diidamkan para lelaki...