Listen To Me

116 9 1
                                    

"Udah biar gue aja yang jagain dia. Lo balik sana. Keburu kelas analisis struktur selesai."
"Lah, terus lo bolos berarti?"
"Anggap aja begitu."
"Huu, dasar. Yaudah gue balik ke kelas."

Obrolan itu terdengar olehku. Aku kenal suara mereka. Itu adalah suara dokyeom dan mingyu. Tapi, saat aku mau membuka mata untuk meyakinkan itu mereka sangatlah sulit. Kepalaku rasanya sakit sekali seperti habis dihantam kencang. Aku memijit dahiku. Mataku akhirnya perlahan dapat terbuka. Melihat raut wajah khawatir pada orang didekatku ini.

"Dokyeom." panggilku dengan suara sedikit serak.
"Yura, kamu udah sadar? Apa yang sakit? Dokter bilang kamu kelelahan. Tadi kamu belum sarapan?" tanya Dokyeom yang seketika menjadi seperti orang cerewet.

Tunggu, Dokyeom yang aku lihat sekarang kenapa begitu perhatian kepadaku. Padahal sebelumnya dia juga sering memakai kata 'lo' dibanding 'kamu'. Jika dia terus bersikap seperti ini, aku bisa salah tingkah terus menghadapinya. Apa memang sebelumnya dia sering bersikap seperti ini juga kepada Yura sebelum jiwanya tergantikan olehku.

Berbicara tentang jiwa, aku baru ingat apabila sebelum aku pingsan. Aku membuka sebuah chat di handphone. Menemukan informasi nama kontak yang tidak asing bagiku. Tepatnya, mulai dari nama Yura, Dokyeom, hingga daftar nama kontak yang aku simpan. Aku mengingatnya sebagai nama pada kumpulan cast di sebuah fanfiction yang aku baca sekitar 2 minggu sebelum kematianku. Sayangnya, aku tipe orang yang gampang pelupa. Aku hanya mengingat isi ceritanya samar-samar. Sepertinya aku tiba-tiba pingsan karena mencoba untuk mengingat cerita akhirnya.

"Gue udah gapapa kok, kyeom. Lo ga balik ke kelas? Ini kelas pertama loh. Masa lo udah bolos aja." ujarku.
"Maaf. Kamu pasti marah sama aku gara-gara masalah semalam dan tadi di parkiran."
"Tapi tolong jangan suruh aku pergi pada saat kondisi kamu begini. Kamu merupakan salah satu prioritasku. Aku udah janji sama kamu, orang tuamu dan diriku sendiri buat jagain kamu." lanjutnya.

Heran. Kenapa orang yang sedang aku tatap ini seperti memiliki dua kepribadian. Sebelumnya dia super cuek tapi ternyata sekarang dia bahkan dapat berbicara secara hangat.

"Gue gak marah kok sama lo. Cuma sayang banget lo sampe nge-skip matkul pertama cuma karena jagain gue yang udah baik-baik aja."
"Bohong. Kamu pasti masih marah sama aku. Cara ngomong kamu aja kayak gitu."
"Loh, emang harusnya gue ngomong kayak gimana?"
"Bukannya kamu sendiri yang pernah bilang kalau saat kita cuma ngobrol berdua jadi pakai 'aku kamu'? Aku ngerti kok ucapanku sebelumnya emang keterlaluan. Maafin aku, Yura."

Astaga, aku sampai lupa jika cerita fanfiction yang pernah aku baca Yura dan Dokyeom sering memakai kata 'aku kamu'. Bodoh sekali aku, bagaimana jika Dokyeom semakin curiga jika aku bukanlah Yura yang dia kenal sebagai sahabatnya sejak dia kecil. Tapi, pasti akan ada masanya dia akan mengetahui aku sebenarnya. Seseorang yang menggantikan jiwa sahabatnya.

Jika dihubungkan dengan situasi terkini. Yura yang berada di ruang kesehatan serta Dokyeom yang ada di ruang ini juga berarti cerita ini masih belum mencapai setengah perjalanan. Dokyeom bilang aku marah karena semalam. Berarti semalam aku sempat bertemu dengannya sebelum jiwa Yura tergantikan olehku di pagi ini. Namun aku tidak bisa mengingat apapun mengenai cerita awal dan akhir fanfiction itu. Semakin aku memaksakan untuk mengingatnya, kepalaku rasanya sangat pusing.

"Yura? Hei, ada apa?" tanyanya khawatir memegang bahuku karena melihatku mengerutkan dahi sambil memijat pelipisku.
"Yang seperti ini kamu bilang gapapa? Kamu lebih baik istirahat. Aku jagain kamu." omelnya.

Rasanya walau pusing aku tetap ingin tertawa melihatnya. Bisa-bisanya author membuat sifatnya menjadi seperti dua kepribadian begini. Sementara dokyeom yang aku kenal adalah dokyeom si moodbooster yang masuk menjadi salah satu list biasku. Tingkahnya yang suka konyol membuat terus terngiang dikepalaku sehingga membuatku tidak bisa gampang marah jika melihatnya sedekat ini.

My Life is Based on a FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang