Can't Breathe

90 9 0
                                    

Kerumunan orang terlihat saat aku baru kembali setelah membeli es krim untuk Yura. Mereka terlihat panik di sekitaran danau. Firasatku mulai tidak enak, aku tidak melihat Yura yang harusnya menungguku di taman bermain. Aku pun menjatuhkan kedua es krim yang sedang aku pegang ketika mendengar orang-orang itu berteriak.

"ADA WANITA TENGGELAM!!"

Sontak tanpa pikir panjang aku berlari kesana. Tidak peduli siapapun yang tenggelam. Pikiranku tertuju pada kemungkinan terburuk bahwa itu adalah sahabat kecilku.

"YURA!!" teriakku sebelum menceburkan diri ke dalam danau.

Tubuhnya terlihat seperti Yura dari kejauhan. Aku semakin berenang mendekatinya, berusaha menahan nafasku sekuat mungkin. Menarik tubuh itu yang semakin tenggelam menuju ke permukaan air. Mataku yang cukup perih terkena air mengerjapkan mata berkali-kali. Kemungkinan buruk itu terjadi. Orang yang dia tolong saat ini benar-benar Yura-nya.

"Astaga, apa dia masih hidup?"
"Semoga wanita itu baik-baik aja."
"Kenapa ambulan belum sampai juga?"

Orang-orang itu saling berbicara. Aku yang mendengar berisiknya suara orang-orang sama sekali tidak terganggu karena saat ini fokusku adalah memastikan keadaan Yura baik-baik saja.

Saat sudah berhasil membawa Yura ke tepi danau. Aku langsung mengecek denyut nadinya yang saat itu sama sekali tidak terasa olehku. Bahkan nafas dan detak jantungnya juga tidak terdengar. Ambulan juga belum kunjung datang. Jadi, kini yang aku pikirkan adalah melakukan pertolongan pertama dengan melakukan CPR dan juga nafas buatan.

"Aku mohon bangun, Ra." ucapku dalam hati sambil terus menerus menekan dadanya berharap dia segera sadar.
"Kamu tega emang bikin aku khawatir kayak gini?"
"Yura, aku butuh kamu. Jangan tinggalin aku." ucapku dengan suara lemah kemudian memberikannya nafas buatan.

Aku menjepit hidungnya lalu mengatupkan bibirku di atas mulutnya. Setelah itu aku mengambil nafas dan memberikannya melalui 'ciuman'. Entah apa itu bisa disebut begitu atau tidak. Wajahnya terkena tetesan air. Asalnya dari mataku yang sudah tidak bisa lagi bersikap sebagai lelaki yang kuat dan tidak gampang menangis.

Yura masih saja bergeming. Semua orang banyak yang mengerubuniku, menyaksikan apa yang sedang aku lakukan saat ini. Aku pun mencobanya lagi dan bahkan terus melakukan segala hal yang bisa membuatnya tersadar.

*****

Selamat datang di kehidupan keduamu!

Putih. Apa yang pertama aku lihat saat membuka mata hanyalah warna putih. Namun setelah berjalan memutari area ini sekilas teks terlihat dan terus berganti kalimat ketika aku membacanya.

"Apa aku sudah berada di akhirat?" gumamku.

Ada misi yang harus kamu ketahui.
Ada juga hadiah yang bisa kamu terima jika kamu berhasil melewati misi tersebut.

"Sebenernya aku dimana sih? Setiap nyawaku terancam selalu saja tersadar di tempat aneh." tanyaku kepada siapapun yang mendengarku di tempat ini.

Kamu adalah jiwa yang terpilih untuk menggantikan tokoh bernama Yura.

Teks itu terus berganti seolah-olah ada yang sedang memantauku.

"Iya aku tau sekarang aku jadi Yura. Tapi apakah aku benar-benar bebas menggantikan hidupnya? Dan juga.. dimana jiwa Yura sebelumnya?"

Tentu saja ada peraturan yang harus kamu patuhi.
Jiwamu akan mengetahui dengan sendirinya mengenai Yura jika kamu melakukan misimu dengan benar.

"Memangnya apa peraturan dan juga misiku?"

Peraturan yang harus kamu patuhi adalah:
1. Lakukan misi hingga selesai tanpa mengubah isi cerita maupun ikut campur dengan masalah tokoh lain.
2. Jangan pernah memberi tahu nama jiwa aslimu dan dunia yang sedang kamu jalani saat ini.
3. Jangan pernah menolak alur kehidupanmu.

My Life is Based on a FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang