Forgetting The Past

115 9 3
                                    

Matahari terlihat hampir terbenam. Tak terasa berbicara dengan Yura bisa lupa waktu. Aku baru sampai di rumahku. Mandi sore. Menjernihkan pikiranku dari semua masalah yang aku hadapi. Namun saat ini, ada ucapan yang sangat terngiang di kepalaku.

"Aku lupa sama masa laluku, Kyeom"

Ahh, sial. Mendengarnya sungguh seperti komedi yang menusuk. Cara bicaranya terlihat serius tapi terdengar seperti bercanda. Hingga akhirnya aku sadar jika dia benar-benar serius.

"Sebenarnya, aku terbangun di pagi ini dengan ingatan kosong."
"Maksud kamu? Ini serius kan bukan prank?"
"Kamu mungkin tidak percaya sekarang, tapi kedepannya kamu akan tau jika banyak hal yang tidak aku mengerti di dunia ini."
"Ra, jangan bercanda."

Aku menatap matanya sambil memegang tangannya. Tapi tidak ada tanda-tanda kebohongan yang terlihat darinya.

"Berarti percakapan kita semalam pun kamu tidak ingat?"

Yura hanya menggeleng kecil dengan tatapan sendu. Aku semakin kebingungan bereaksi apa. Masih tidak bisa mencerna omongannya dengan benar.

"Maaf Yura, sepertinya aku harus pulang dulu. Kamu banyakin istirahat, jangan lupa minum obat." kataku yang kemudian mengambil kunci motor dan pamit pulang.

Yura memang suka bercanda. Tapi, aku yakin saat itu dia sedang serius. Aku sudah mengenalnya sejak kecil. Oleh karena itu, aku bisa membedakannya. Jika aku harus dihadapkan dengan kenyataan itu maka hal itu yang paling menyakitiku. Sepertinya ini merupakan karma karena semua perbuatan burukku padanya.

"Kalo kamu lupa bukankah tugasku untuk membuatmu teringat lagi?" ucapku sambil memandang foto dua anak kecil di meja kamar.

*****

"Maaf" Cuma itu yang bisa aku ucapkan. Aku paham jika ini mungkin terdengar aneh. Tapi Dokyeom harus tau jika ingatanku tidak sama seperti sahabat yang dia kenal. Tadinya aku ingin menyembunyikannya. Namun aku akan tetap cepat diketahui apabila terus berbohong kepadanya. Daripada mengecewakan diakhir, aku lebih baik jujur diawal meski harus menyakiti perasaannya.

Mengenai ingatan, aku harus cepat mencatat apa yang aku ingat terutama cerita yang berhubungan dengan dunia ini. Mencocokan alur cerita dengan situasi saat ini.

Di cerita

Dokyeom memiliki permasalahan yang membuat dia menjadi lelaki dingin bahkan sejak itu dia menjauhi sahabatnya, Yura.

Di situasi terkini

Dokyeom menceritakan semua permasalahannya denganku. Bahkan dia seharian ini terus di dekatku.

Jika dunia ini berjalan sesuai alur cerita fanfiction yang aku baca, harusnya dia sedang menjauhiku. Pagi tadi, dia memang terlihat dingin, tapi terakhir kali, dia menjadi sosok yang hangat. Apa mungkin alur kehidupanku di dunia ini bisa aku lakukan sesukaku. Aku kembali menuliskan semua urutan cerita yang aku ingat di buku catatan.

Dokyeom terus menghindari Yura dan bersikap dingin jika berhadapan dengannya.

• Yura mengetahui inti permasalahan Dokyeom. Dia bahkan ikut campur membantu mempersatukan keluarganya. Namun, gagal.

• Yura yang ceria berubah menjadi murung. Tapi, ada seorang lelaki yang terus menghiburnya.

• Dokyeom menghilang. Namun Yura mengetahui dia pindah kuliah keluar negeri sekaligus menemani ibunya.

• Dokyeom sempat kembali menemui Yura. Ingin meminta maaf dengan semua hal yang dia lakukan. Tetapi, dia terlambat. Yura sudah tunangan dengan lelaki lain yang dia kenal.

My Life is Based on a FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang