4

3.9K 302 22
                                    

Kepala Haechan pening, tubuhnya benar benar melayang. Saat ini Jeno tengah mengungkungnya dan memberikannya sentuhan sentuhan cinta yang membuat Haechan candu dan menginginkannya lebih. Haechan menolehkan kepalanya pada meja nakas ketika ponselnya berbunyi, Haechan pun membolakan matanya ketika melihat siapa yang menghubunginya.

" Jen... berhenti dulu...Mark..." Ucap Haechan patah patah karena jujur saja Jeno tidak memberikan sedikitpun waktu untuk Haechan berbicara selain mengerang dan mendesah.

Melihat Haechan yang perlahan mengambil ponselnya, Jeno dengan kesal merebut ponsel itu dan melemparnya asal.

" Jen....."

" Saat ini kau bersamaku sayang... tidak bisakah kau fokus hanya padaku?" Bisik Jeno sensual sambil meniup telinga Haechan

" Jen...tapi..."

" Nikmati kado ulang tahun mu sayang... aku tidak ingin ada yang mengganggu kita"

Ucap Jeno serak kemudian tanpa menunggu jawaban Haechan, Jeno langsung melumat kasar bibir Haechan dalam dan menuntut. Haechan yang sudah diselimuti nafsu langsung terbuai ketika Jeno kembali meraba raba tubuhnya. Haechan tidak bisa berpikir dengan jernih, bahkan ia tidak lagi memikirkan Mark, saat ini yang Haechan butuhkan hanya Jeno.

Dilain sisi Mark menatap ponselnya, sudah lebih dari sepuluh kali Mark menghubungi Haechan bahkan mengirimkannya pesan tapi pria itu sama sekali tidak ada kabar. Mark sempat menghubungi sekretaris Haechan dan mengatakan bahwa Haechan masih berada di kantor, tapi ketika Mark menjemputnya tadi Haechan tidak ada di sana.

" Maaf tuan, kami akan tutup setengah jam lagi, apa kau akan memesan?"

Mark mengepalkan kedua tangannya, saat ini ia tidak tau harus bagaimana, ia juga tidak mengerti lagi lagi perasaan sesak itu muncul, bahkan kini Mark kesusahan untuk berbicara. Melihat gelagat Mark, pelayan itu hanya bisa menatapnya sendu, Mark tadi sudah mereservasi meja ini untuk dirinya dan istrinya makan malam. Mark bahkan meminta untuk mengosongkan lantai ini karena Mark hanya ingin mereka berdua, tapi sejak 2 jam yang lalu Mark menunggu dan kini sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, yang ditunggu tidak muncul.

" Baiklah jika kau belum ingin memesan, jika butuh sesuatu panggil saja saya"

Mark hanya mengangguk pelan, sedangkan pelayan itu hanya tersenyum sendu menatap sebuah buket bunga yang ada di atas meja Mark.

.

.

.

Haechan mengurut pelan pinggangnya, Jeno benar benar menggila jika sudah berada diatas ranjang. Sebenarnya Jeno melarang Haechan untuk pulang dan lebih baik menginap di apartemen Jeno, tapi Haechan memaksa pulang karena tidak ingin Mark curiga. Haechan menatap jam tangannya, saat ini pukul 1 malam dan Haechan yakin Mark sudah tidur.

Haechan perlahan masuk kedalam kamar dan benar saja Mark sudah tertidur, Haechan pun menaruh tasnya perlahan kemudian membersihkan dirinya, Haechan tidak sempat membersihkan diri karena Haechan tidak ingin ada adegan kedua di kamar mandi jika ia membersihkan diri tadi.

Setelah mandi Haechan benar benar merasa terlahir kembali, walaupun pinggangnya masih terasa sedikit pegal, perlahan Haechan merebahkan dirinya di kasur karena tidak ingin membangunkan Mark. Ketika Haechan ingin menutup matanya karena saat ini tubuhnya benar benar lelah, Haechan menyadari di atas nakas samping tempat tidurnya, ada sebuah buket bunga dan sebuah kotak kecil.

Haechan pun langsung terduduk dan menatap Mark yang masih tertidur memunggunginya. Dengan tangan bergetar Haechan mengambil sebuah kertas kecil yang terselip di buket bunga itu.

[Complete] My Cold Husband  || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang