1

10.2K 436 26
                                    

Haechan menghela nafasnya panjang, menatap sendu langit yang tampaknya mengerti dengan suasana hatinya. Sudah hampir 2 tahun ia menikah tapi hingga saat ini Haechan masih tidak mengerti kenapa suaminya itu sangat dingin padanya.

Haechan akui, pada awalnya memang benar Haechan menolak dan tidak ingin pernikahan ini terjadi karena mereka yang dijodohkan, tapi akhirnya Haechan memaksakan hatinya karena itu adalah keinginan terakhir ayahnya sebelum pergi ke tempat peristirahatan ternyamannya.

Walaupun Haechan pada awalnya tidak ingin menikahi suaminya itu, tapi Haechan tidak pernah membencinya, Haechan menjalankan perannya dengan baik sebagai seorang istri dan perlahan Haechan mulai belajar mencintainya.

Haechan akui tidak akan ada yang tidak menyukai sosok suaminya itu, CEO muda yang sangat tampan dan pintar, dari cara dia berjalan, duduk bahkan berbicara seperti titisan pangeran dari dunia dongeng. Ketika Haechan mulai menyukai sosok suaminya itu Haechan baru menyadari betapa bodohnya matanya tidak bisa melihat keindahan ciptaan tuhan itu.

Tapi setelah hampir satu tahun lebih sejak pernikahannya Haechan mulai menaruh rasa pada suaminya itu, pria itu tidak berubah sedikitpun. Masih dingin seperti dulu, bicara seadanya, bahkan saat di rumah ia akan pulang larut malam dan pergi ke kantor dini hari.

Haechan awalnya mengira ini pembalasan dari suaminya itu karena Haechan dulu yang menolak dan sempat menghinanya, tapi suaminya sudah bersikap dingin dengannya bahkan saat pertama kali mereka bertemu. Haechan sempat heran, kenapa pria itu mau menikah dengannya jika ia tidak mencintai Haechan. Hanya saja tidak ada sikap ataupun perilaku pria itu yang menunjukkan bahwa ia membenci Haechan dan Haechan juga tidak tau bagaimana cara melihat jika pria itu menyayanginya.

Haechan tersadar dari lamunannya, sangking larutnya ia dalam pikirannya ia tidak sadar langit sudah mengabu dan jalanan mulai dibasahi air hujan. Haechan melirik ponselnya ketika sebuah pesan masuk. Ternyata itu dari supir pribadi suaminya.

[ Sore Tuan Haechan, saya sudah di bawah]

Haechan menyerngitkan keningnya, seingatnya tadi pagi ia tidak menyuruh Pak Sue untuk menjemputnya, terlebih lagi masih ada tiga puluh menit sebelum jam pulangnya. Haechan menekan icon telepon pada ponselnya ingin memastikan kenapa Pak Sue menjemputnya.

"Hallo Pak, bapak di bawah ya?

kayanya tadi aku ngga minta jemput deh"

" iya tuan, tadi tuan Mark minta saya

buat jemput tuan, soalnya katanya hujan"

Haechan menghela nafasnya kesal, ini yang membuat Haechan tidak mengerti dengan suaminya. Ia bersikap dingin pada Haechan, tapi selalu memperlakukan Haechan dengan baik.

" Yaudah deh, tiga puluh menit lagi

aku turun ya pak.."

" Siap tuan..."

" Eh pak tunggu... tadi Mark ada nyampain

sesuatu lagi ngga?"

" Ngga ada tuan tadi saya cuma

disuruh jemput tuan"

" Yaudah deh...makasih pak"

" Sama sama tuan..."

Haechan menyandarkan tubuhnya pada kursi kerjanya, lagi lagi Mark membuatnya bingung, jika memang Mark tidak peduli padanya kenapa Mark bersikap baik padanya, dan lagi kantor Mark dengan Haechan itu cukup jauh, jadi pasti Mark menyuruh supirnya untuk menjemput Haechan ketika hujan belum mengguyur bumi.

[Complete] My Cold Husband  || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang