¹

200 19 10
                                    

"Beneran mau putus ?" Tanya Seungmin dengan tenang pada lelaki di hadapannya.

Lelaki itu mengangguk "Maaf Seungmin."

Ini hal biasa dalam suatu hubungan. Salah satunya hubungan Seungmin dan sang pacar. Hubungan yang berjalan sepuluh bulan, mereka terlalu sering putus nyambung. Seperti kata putus itu bermakna lain dari kata cinta.

Seperti biasa juga, setelah semingguan pacarnya pasti meminta balikan.

Tapi. . . Ini berbeda. . .

Sudah setahun Seungmin sama sekali tidak dapat kabar dari pacarnya atau lebih tepat 'mantan' pacar.

Jauh didalam lubuk hatinya masih menyimpan harapan besar untuk berbalikan.

Setahun Seungmin mencoba menelpon dan mengirim pesan. Tiada balasan satu katapun.

Setiap malam Seungmin menangisi kebodohannya. Menyesali tindakan terdahulu, yang seharusnya bisa Seungmin pertahankan sesaat sang pacar meminta putus.

Sungguh menyesal hingga membuat dirinya tersiksa.

Harapan-harapan kecil yang mereka bangun harus hancur. Kebahagiaan harus terkubur menjadi kenangan.

Mengikhlaskanpun tak sampai hati. Begitu besar cinta Seungmin pada sang mantan pacar.

"Hyung. . . Baik-baik ya. Aku bakalan nunggu hyung balik." Air mata mengalir deras membasahi pipi gembil Seungmin.

🌧

● Dua tahun berlalu

Seungmin masih bekerja ditempat yang sama. Perusahaan elit yang cukup sulit untuk didapatkan. Dari ribuan pelamar, hanya dirinya dan sang mantan pacar berhasil lulus dan bekerja.

Ya, mantan pacar Seungmin juga bekerja disini. Hebatnya baru beberapa bulan kerja, si mantan naik jabatan menjadi manajer divisi.

Sungguh luar biasa.

Walaupun bekerja di tempat yang sama. Sosok mantan diketahui dipindahkan ke perusahaan pusat di kota tetangga. Tepat dua tahun lalu.

Mungkin karna itulah ia meminta putus dari Seungmin.

Seungmin bekerja terus bekerja tanpa mempedulikan orang-orang bergosip tentangnya.

Hubungan Seungmin dengan manajer sudah menjadi rahasia umum. Itu juga karna manajer yang secara terang-terangan memperkenalkan Seungmin sebagai pacarnya.

Dan mungkin sekarang, gosip tentang dirinya diputusin sudah menyebar luas. Karna gosip sudah pasti menyebar cukup cepat. Sekarang Seungmin seperti musuh teman-teman sekantor.

Entah gosip apa, Seungmin tidak peduli.

"Yang penting laporan siap. Terus aku bisa belanja buat makan malam." Ocehnya pada diri sendiri.

Seungmin bangkit dari posisi duduk. Berjalan menuju mesin print dan mengambil berkas yang telah di cetak. Merapikan perlembar lalu memasukkan dalam map.

Siap untuk diantarkan keatasan.

Entah hanya perasaannya, Seungmin seperti di lirik tajam oleh karyawan-karyawan kantor. Sambil berbisik dan tersenyum remeh. Seungmin membalikkan badan. Langsung aja, karyawan-karyawan itu membuang pandangan.

Seungmin menarik nafas dalam-dalam. Gak ada capeknya orang-orang bergosip.

Berjalan menuju ruangan paling atas menggunakan lift.

Rahsa ▪︎▪︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang